"Ziaaaa ziaa bangunnn, ikut lari pagi gaakk?" Panggil kak Devano.
"Iyaaa, ikutttt."
"Cepet bangunn, gua itung 1 sampe tiga kalo ga tinggall."
"Ihhhh iya iya sabar kenapa sihh."
Zia pun beranjak dari tempat tidurnya dan segera membuka pintu kamar.
Sang kakak yang menyuruhnya padahal masih kenakan baju tidur dan belum siap sama sekali dan masih tiduran di sofa sambil nonton tv.
"Ahh masih ngantuk gua kak, suka banget sih cari ribut sama adeknya. Ga cape apa ngisengin gua gitu." Kata Zia.
"Hahahaha, abisnya kalo gak ngisengin lo kek ada yang kurang gitu. Lagian lo suka lama kalo gak dibangunin dari sekarang".
"Ihh nyebelin nyebelin." Pukul Zia pakai bantal sofa.
"Eh ehh eh iya-iya ampun, sakit buset."
"Lebay lo, sukurin." Jawab Zia kesal campur senang karena liat kakaknya kesakitan.
"Hehh denger ya udah bagus gua bangunin, kalo engga ditinggal lu sendirian."
Kali ini Zia tidak membalasnya karena ada benar juga yang dikatakan sang kakak.
Begitulah adik dan kakak. Baru saja semalam akur, sudah ribut lagi. Kalau gak ribut kayaknya seperti ada yang kurang.
"Udah ah, mandi dulu gua."
Ziaa langsung buru-buru mengambil handuknya dan lari masuk ke kamar mandi
"Enak aja, gua dulu wleee wleee."
"Ehhh bocilll guaa..." belum selesai bicara Zia berhasil masuk kamar mandi duluan.
Kak Devan sampai menarik nafasnya dan geleng kepala karena kelakukan adiknya itu.
"Punya adek kok gini amat untung gua sebagai kakak yang baik, mau ngalah gitu kan." Kata Devan bicara sendiri.
Devan pun iseng menunggunya depan kamar mandi dengan memakai handuk di kepalanya.
"Ziaaa cepett, lama luu."
"Sabar dong, jadi orang tuh harus sabar."
Jawabnya Zia sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Saat mulai membuka pintu, ia dikagetkan oleh kak Devan.
"Haaaaaa." Teriak Zia kaget karena kejailan kakanya itu.
"HAHAHAHAHAHA." Tawa kak Devan dengan sangat puas.
"KAKKKKKK udahlah, cape guaa iseng banget si ihh." Kali ini sepertinyaa sudah habis kesabaran Zia pada kakaknya itu.
"Iya-yaudah si maap, gausa ditekuk gitu mukanya, makin jelek lu."
"BODO."
Zia segera ke kamar untuk bersiap-siap. Setelah siap ia segera menyusul mama dan papanya yang pastinya sudah menunggu di mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran (TAMAT)
Teen FictionTerperangkap dalam kehaluan mengidolakan seseorang? Sampai mimpi dapat bertemu, menjadi teman atau kekasihnya hingga strata tertinggi? Itulah yang diimpikan seorang gadis SMA bernama Zia. Dirinya mengidolakan seorang laki-laki yang akrab disapa G...