30. Dia Cantik

157 53 70
                                    

Sampai kapanpun aku gak akan bisa buka dan ambil hati kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai kapanpun aku gak akan bisa buka dan ambil hati kamu. Kamu udah terjebak jauh dalam sebuah pintu. Pintu hati orang lain. Kuncinya dia yang pegang. Terlalu kuat kamu dijaganya.

✰✰✰

"Papa, cepet sembuh ya biar nanti kita bisa lari pagi lagi."

"Iya Zia sayang, papa 2 hari lagi udah boleh pulang kok."

"Wah syukur deh pa, kalo gitu. Akhirnya Zia ga sendirian lagi di rumah."

*Drettt drett drettt

"Haii fansss, lagi di mana?"

"Di rumah sakit lagi jenguk papa gue, kenapa Gev?"

"Oh, tadinya mau ajak lo jalan. Bosen gue di rumah. Ini sih lagi di rumah ada Gilang sama Jordi cuma mereka urusan jadinya ga bisa pergi. Kalo gitu gua ke RS aja sekalian jenguk bokap lo."

"Aghh, oh ya udah Gev dateng aja. Nanti habis dari rs baru jalan gimana?"

"Oke boleh. Gua langsung deh otw kalo gitu."

"Iya, hati-hati Gev."

"Siap fanss."

Geva segera bersiap-siap ke kamarnya berganti pakaian. Kedua temannya, Gilang dan Jordi masih asik bermain PS. Walaupun fokus bermain. Keduanya tetap saja menguping Geva saat bertelefon tadi.

"Mau ke mana lo Gev?" Tanya Gilang sambil matanya dan tangannya fokus menggerakkan tombol di remot ps.

"Rumah sakit."

"Ha siapa yang sakit? Zia sakit?"

"Engga, papanya sakit."

"Ooo jenguk calon mertua ceritanya." Ledek Jordi sambil.

"Cailahhh, mau ketemu camer dia.  Bawain martabak, nasi goreng,  makanan dah yang banyak. Jangan lupa beliin gua juga."

Saran Gilang memang sangat cerdas.  Sampai-sampai membuat Geva geleng kepala dan di protes oleh Geva. "Apa sih camer-camer. Eh mana ada orang sakit makananya martabak, nasi goreng. Lu mau buat orang makin sekarat?"

"Hehehe, eh ya juga. Buah maksudnya buah, yang sehat dah."

"Yehh salah-salah aja. Itu mah maunya lu kan tadi," kata Jordi.

"Yodah siii, salah mulu gua."

Dengan kompaknya Geva dan Jordi berkata. "Emang, lo selalu salah."

Tidak ada jawaban dari Gilang. Cukup saabar saja dia dengan Geva dan Jordi. Setelah Geva siap, Gilang dan Jordi segera berpamitan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Geva juga segera bergegas menuju rumah sakit. Tidak lupa sebelum menuju rs ia mampir ke supermarket unuk membeli buah dan roti untuk papanya Zia. Setelah itu barulah ia melanjutkan perjalanannya kembali.

Figuran (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang