19. Back to Surabaya

155 53 78
                                    

Hidup itu kayak cover buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup itu kayak cover buku. Selalu tampak indah dan menarik kalau dari luar. Tunggu orang buka dan baca baru bisa tahu isi sesungguhnya. Orang berfikir isinya juga indah tapi kenyataannya, sedih dan menyakitkan.

✰✰✰

Juanda Internasional Airport

Perjalan udara, Jakarta-Surabaya kurang lebih 1 jam 30 menit membawa Geva tiba di bandara dengan selamat. Dengan 1 tas ransel dan koper dibawanya. Begitu pun dengan sang kakak, Kak Kenzo.

Meski sudah malam suasana bandar udara terlihat masih ramai dan sibuk. Landas, terbang, jemput, dan antar. Banyak juga orang beralalu lalang. Namun, samar-samar 2 tangan dari kejauhan melambai ke arah Geva dan Kak Kenzo. Ternyata sudah ada yang menunggu kedatangannya.

"Haloo anak-anak mama. Kangennya mama sama kalian loh," peluk hangat mama Geva padanya juga sang kakak dengan logat medok Surabaya.

"Halo maaa, Geva juga kangen sama mama."

Mereka tidak lama berdiam diri di bandara. Geva dan keluarganya langsung menuju mobil untuk perjalan pulang ke rumah. Berbeda dengan mamanya. Papanya tidak ada basa basi juga sapaan hangat tetapi langsung menanyakan tentang perkembangan sekolah Geva di Jakarta.

"Gimana sekolah kamu di Jakarta?"

"Lancar pa."

"Oke, papa tunggu hasil akhirmu nanti." Kata Papanya meangguk-angguk sambil menyetir mobil.

"Iya pa."

Keesokan harinya,

Langit pagi Surabaya yang cerah menambah semangat hari untuk Geva melakukan endorsement. Salah satu klinik perawatan gigi di daerah Surabaya Barat. Jarak dari rumah lumayan jauh karena dirinya tinggal di Surabaya Timur.

Begitulah Surabaya layaknya Jakarta ada daerah, timur, barat, selatan. Dengar-dengar panasnya melebihi Jakarta. Sekelilingnya juga dipenuhi dengan gedung, bangunan, mall bertingkat yang tak kalah besar dan tinggi dari Jakarta. Macetnya juga menyaingi. Tidak heran sebenarnya namanya juga Kota kurang memiliki kesamaan yang demikian.

"Halo, selamat siang dengan Gevariel ya?" Sapa seorang karyawan di klinik gigi itu.

Dengan kebiasaannya yang ramah Geva membalasnya,"Halo, siang kak. Bener saya Gevariel."

"Oke baik, silakan saja ya langsung ke ruang perawatannya."

"Baik kak." Jawabnya dengan anggukkkan.

Saat kedatangan Geva ke klinik perawatan gigi tersebut sampai masuk ke dalamnya kak Kenzo sudah membatu untuk merekamnya. Penjelasan yang diberikan kepada Geva tidak secara langsung namun dirinya akan menggunakan dubbing untuk mempromosikan klinik perawatan gigi tersebut.

Figuran (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang