Setelah beberapa hari sekolah, tibalah hari yang ditunggu-tunggu Zia. Yapss betul sekali kerja kelompok.
"Zia Ziaa." Panggil Risa yang tiba-tiba dengan suara manja.
"Hemmm apa?" Jawab Zia yang sambil membaca novel di kantin.
"Seriuss banget bacanya."
"Kenapa emangnya sih?"
"Gapapa hahahaha."
"Sakit ya lo ketawa sendiri?." Jawab Zia dengan tangan telunjuk miring dijidat.
"Enakkk ajaaa..Ahahaha cieeee ntar ada yang pergi kelompok bareng nih."
"Kan mulaii lagi deh."
"Yeahhhhh Ziaaaa, temen Arin yang satu ini udah ga jomblo lagiii."
"Ehhehhh ehh Rinnn apaan si suara loo gede bangett. Diliatin malu tauu." Kata Zia.
Gara-gara suara Arin yang terlalu besar orang-orang di kantin yang tadinya asik makan dan ngobrol pandangan mereka langsung tertuju pada Zia bahkan Geva pun yang bersama temen-temannya ikut melihatinya.
"Udah-udah yuk malu nih diliatin." Kata Zia sambil menarik kedua tangan sahabatnya itu.
"Aduh duhh pelan-pelannnn ehhh" Kata Risa.
Zia dan kedua sahabatnya itu segera beralih dari tempat duduknya dan buru-buru ke kelas. Tetapi saat Zia berjalan cepat beberapa teman seangkatannnya ikut meledek dirinya.
"Wii biasa diem-diem aja tau-tau udah ga jomblo nih Zi."
"Ciee Ziaaa."
"Zii jangan lupa PJ ya."
Ledek beberapa teman Zia dikantin.
"Ehhh ga gitu, hoax itu jangan dengerin Arin yaa hehehe."
"Gapapa Zi, beneran juga"
"Ehehehe, duluan yaa. Permsii-misii.."
"Ziiii santai pelan-pelan duhhh ...hehh hehh." Kata Risa dengan nafas terengah-engah karena jalan terburu-buru ditarik oleh Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran (TAMAT)
Teen FictionTerperangkap dalam kehaluan mengidolakan seseorang? Sampai mimpi dapat bertemu, menjadi teman atau kekasihnya hingga strata tertinggi? Itulah yang diimpikan seorang gadis SMA bernama Zia. Dirinya mengidolakan seorang laki-laki yang akrab disapa G...