Hujan kalau turun emang bisa diprediksi tapi belum tentu akurat. Soalnya udah ada yang ngatur. Sama kayak ketemu kamu aku prediksi kita ga akan ketemu. Tapi Pencipta izinin aku buat ketemu kamu lebih cepat dari yang aku kira.
"Pulang sekolah emang enaknya tidur siang. Eh iya tunggu-tunggu harus cuci tangan, muka, kaki dan ganti baju biar bersih."Kata Zia
Itulah Zia higenis banget. Kalau urusan rapi sama bersih nomor satu.
"Nah sekarang waktunya tidur sii.."
"Ziaaaa, ambilin gua makan."
Baru saja Zia duduk dikasurnya Kak Devan teriak memanggilnya. Zia langsung membuka pintu kamarnya dengan berbicara di belakang pintu.
"Haii kak Devan yang ganteng. GUE GAK MAU! Inget baru 3 hari, belom 2 minggu. Apapun yang gua minta lo harus turutin kan. Jadi, kalo lu nyuruh terus gua gak mau berati lo harus nurut juga." Kata Zia sambil senyum manis ke kakaknya.
"Yaudahh iyaaa, gua ambil sendiri!" Jawab Devan sedikit kesal.
"Hemm bagus. Udah ya gua mau tidur, baiii." Kembali Zia menutup kamar dan menguncinya.
"Akhirnyaaa bisa rebahan dikasur."
Dengan tubuh miring ke arah tembok Zia mulai memejamkan matanya. Biasanya tidak sampai 5 menit dirinya sudah tertidur lelap.
Namun kala itu tidak. Tawaran Geva mengajaknya untuk pergi kelompok bersama yang membuatnya dirinya tidak bisa tidur.
"Friendly juga ya orangnya. Gue kira dingin sama pendiem."
Posisi tidur Zia yang tadinya miring ke tembok kembali lagi tidur telentang sambil menatap langit-langit kamar.
"Gue gak lagi mimpi kan? Awwww sakittttt, emang bukan mimpi ternyata. Duh lagian bodoh gua ya nyubit diri sendiri..hehh Zia-Zia". Kata Zia sambil mencubit tangannya sendiri karena masih tidak percaya dirinya bisa bertemu dengam idolannya itu bahkan sekelas dengannya.
Ditambah lagi tawaran Geva yang mengajak dirinya untuk pergi kerja kelompok bersama. Rasanya seperti wonderrrr women, eh bukan mimpi maksudnya.
Tidak cape-capenya Zia memikirkan Geva. Ia juga sudah bolak-balik posisi tidur. Telentang, miring ke kanan kiri, telentang, miring ke kanan, kiri hingga akhirnya terlelap dengan posisi tengkurap.
*Drett, suara notif hape drett. drett, drett. Zia yang tertidur pulas sudah mulai terbangun. Waktu juga sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Drett..dret...dret...Ponsel Zia yang bergetar membuat Zia mengambilnya dengan wajah setengah sadar.
+6281311*****
Halo Zi
Ini nomor aku, Geva. Save ya.Zia yang masih setengah sadar langsung terbangun duduk dengan mengucek-ngucek matanya. Berharap Ia tidak salah membaca notif Whatsapp itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran (TAMAT)
Ficção AdolescenteTerperangkap dalam kehaluan mengidolakan seseorang? Sampai mimpi dapat bertemu, menjadi teman atau kekasihnya hingga strata tertinggi? Itulah yang diimpikan seorang gadis SMA bernama Zia. Dirinya mengidolakan seorang laki-laki yang akrab disapa G...