EPILOG - THE BABY (2)

7.6K 454 52
                                    


"Chan.. bangun woy.. banguun.."

Ia merasakan seseorang menampar pipinya dengan terburu. Saat ia membuka matanya ia melihat Damar yang sedang mencoba membangunkannya.

"Ada apaan.. hm? Masih pagi gila ya lo!" Sahut Chandra sebal. Tengah malam tadi ia baru menyelesaikan negosiasi alot dengan salah satu provider IT untuk perusahaan mereka.

"Sumpah lo akan menyesal kalau gak bangun cepet sekarang." Kata Damar.

"Chan.. Damar bener.. lo harus bangun." Kata suara perempuan yang sepertinya adalah Arini. Mendengar itu ia langsung yakin jika kali ini Damar tidak sedang mencoba mengerjainya.

"Ada apa?" Tanya Chandra.

"Istri lo.."

"Hah? Caca? Kenapa istri gue?" Tanya Chandra kemudian mencari telepon genggamnya dan menyadari bahwa kondisinya mati total, ia lupa mengisi baterainya tadi malam. "Hp gue mati.. ada apa sama istri gue?" Tanya Chandra semakin khawatir.

"Hmm.. lo tenang.. hm.. gue dapet info dari Bintang kalau istri lo kontraksi pagi ini, lo harus ambil penerbangan paling pagi deh sekarang."

"Hah?" Kata Chandra.

Ia mengetahui kabar Alyssa yang mengalami kontraksi dan kini ia tidak ada bersamanya. Kabar itu merupakan kabar terburuk yang ia dengar sepanjang minggu ini.

"Hmm.. oh great.. ada Bang Bintang juga.." Kata Damar yang sepertinya mendapat kabar dari sumber yang berbeda. "Bobby juga tadi telepon gue, juga otw buat cek Caca.."

"Oh, ok.." Kata Chandra. She's not alone.. Ada Bang Bintang dan pastinya Kak Leia, mereka bertetangga. Selain itu Alyssa juga bersama Bu Siti yang seharusnya bisa menjaga istrinya itu jika terjadi sesuatu. "Ya..ya.." Namun Chandra masih merasa kebingungan.

"Chan.. gue cek ada penerbangan dua jam dari sekarang. Gue udah minta asisten gue pesenin tiket buat lo. Semua udah beres." Kata Arini. "Lo mending siap-siap sekarang buat ke airport yang lumayan makan waktu kalau naik taksi." Kata Arini lagi.

"Right..ya.. thank you.." Kata Chandra. Sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah? Entah mengapa hal itu membuatnya excited namun juga takut. Dunianya akan benar-benar berubah sebentar lagi.

Tak banyak yang ia lakukan untuk bersiap kali itu, ia benar-benar melakukannya secepat yang ia bisa. Damar mengantarnya pergi menuju taksi di lobby apartemennya.

"Bro.. inget lo tetep hati-hati ya.. Bobby nitip pesen ke elo untuk berdoa supaya lo sempet nemenin istri lo melahirkan. Dia bilang lo gak mau melewatkannya sama sekali.." Kata Damar.

"Maksud lo? Iya dong pasti gue harus nemenin Caca melahirkan.."

"Ya takutnya terjadi sesuatu, delay lah, macet lah, atau anak lo udah gak sabar untuk keluar.." Kata Damar. "Lo wajib datang karena akibatnya bisa berabe.. inget Mbak Keira dulu?" Tanya Damar.

"Aaah.. ya.." Kata Chandra yang mengingat kondisi Bobby ketika seniornya itu melewatkan moment penting kelahiran anak pertama mereka. Keira tidak berhenti mengulang kesalahannya untuk waktu yang cukup lama, yang entah mengapa dulu terlihat lucu baginya. Namun saat ini ia bisa merasakan tekanan itu, ada kemungkinan Ia akan mengalami apa yang Bobby alami dan Ia tidak bisa membiarkannya. "Oh God.. Gue gak boleh jadi Bobby versi 2." Lanjut Chandra.

"Good luck bro.. gue berdoa persalinan Caca lancar dan lo sempet nemenin juga untuk melihat prosesnya.." Kata Damar.

"Thanks Dam."

"Dan lo gak perlu khawatir tentang finalisasi kontrak siang ini, biar gue handle, thank you karena udah dateng ke sini dan buat negosiasinya lebih lancar, berkat lo kita bisa efisiensi biaya lebih banyak." Kata Damar.

Tangled UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang