Chandra sedang terduduk di ruangannya sambil mengerjakan revisi tayangan yang harus ia presentasikan hari ini di depan Bobby. Setelah peresmian rencana kepindahan Arini ke Singapura, saat ini Bobby didaulat sebagai pelaksana tugas sementara sebelum CEO yang baru benar-benar ditetapkan. Namun demikian entah mengapa pikirannya selalu teralihkan pada hal lain. Alyssa.. tawarannya kemarin lusa kini membuat Chandra selalu kehilangan konsentrasinya.That idea isn't right. His mind knows it's not the right thing to do.
"Chan.. how? Your team's presentation? Still on schedule?" Tanya seseorang. Ia kemudian menoleh dan mendapati Bobby masuk ke ruangannya.
"Ah..yap.. on schedule." Katanya. Pekerjaan timnya belum selesai ia review.
"All right." Kata Bobby. 'Kali ini gue beneran serius ngingetin, gue Plt. CEO nih.." Lanjutnya.
"Iye iye.." Jawabnya. Bobby pun berlalu. Sejak menjadi Plt. CEO, pekerjaan Bobby memang menjadi lebih hectic dengan berbagai meeting yang harus ia lakukan bersama berbagai divisi. Ia sebenarnya merasa kasihan pada seniornya itu. Bobby benar-benar membutuhkan bantuan.
"Ndri, ke ruangan gue ya." Katanya pada Indri melalui telepon. Indri adalah manager-in charge di divisinya. Ia telah lama bekerja langsung bersama Bintang sebelum bekerja bersamanya. Salah satu programmer yang handal dan dapat dipercaya.
"Yap." Jawabnya.
Chandra kembali membuka telepon genggamnya, ia sudah menatap nomor telepon Bintang sejak kemarin. Haruskah iya meminta pendapatnya terkait hal ini? Apa yang akan kakaknya itu katakan jika ia memberitahunya tentang rencana pernikahan pura-pura yang ia akan lakukan bersama dengan sahabatnya?
"Ehem.." Kata Indri.
"Hm?" Chandra hampir tidak menyadari kehadiran Indri di ruangannya.
"Chan.. ada apa lo manggil gue?" Tanya Indri. Ia sengaja meminta Indri memanggil namanya walaupun hubungan mereka adalah direktur dan manajer karena umur mereka yang sama.
"Ah ya.. PPT yang lo kirim, siang ini gue minta tolong lo yang presentasiin ya di depan Bobby. Gue yakin lo bisa, tadi gue udah revisi yang menurut gue perlu ditambah atau dikurangin, setelah itu tinggal dirapihin lagi aja." Katanya.
"Ok.." Katanya. "Chan?"
"Yap?" Kata Chandra kembali menatap gadis itu.
"Lo baik-baik aja kan?"
"Iya baik-baik aja gue. Emang gue keliatan gak baik-baik aja ya?" Tanyanya. Ia penasaran apakah sangat terlihat di wajahnya jika ia kini sedang tidak fokus?
"Hmm.. enggak sih, pikiran lo keliatan lagi gak di sini aja sih sejak pagi. Kalau lo perlu apa-apa bisa cerita ke gue ok?" Katanya lalu tersenyum.
"Hm." Jawabnya. Indri pun berlalu ke luar ruangan.
Setelah menyelesaikan revisinya dan mengirimkan file tersebut kepada Indri, Chandra kembali memutar otaknya, tentunya untuk hal lain. Chandra tahu dengan sangat jelas, pikiran rasionalnya menolak semua ide gila yang dilontarkan oleh Alyssa, namun hatinya entah mengapa berkata lain. What should he follow now?
Should he call him? What would Bintang do if he were him...
****
Chandra's Memory
Years ago..in High School."CHANDRAAA.." Rengek seorang gadis di depan pintu kelasnya. Ia langsung mengenali siapa gerangan pemilik suara itu dan saat ia menoleh, benar saja, Alyssa kini sedang berjalan menghampiri bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled Up
ChickLitAlyssa selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia mengenal gadis itu sejak sekolah dasar. Tidak ada teman lain yang lebih mengenalnya selain gadis itu. Chandra tidak tahu, suatu pagi di akhir pekan itu akan mengubah seluruh peta per...