DUA PULUH EMPAT - THE DREAM

3.9K 412 15
                                    

Alyssa's Memory

"Cha.. kayaknya Chandra suka sama gue deh.."

"Hm?"

Kata-kata itu entah mengapa membuat hatinya berdebar lebih cepat. Ia tidak mau mendengar kata-kata selanjutnya dari temannya itu. Ia tidak mau jika keyakinannya pada akhirnya terkonfirmasi.

"Ca.. Chandra pernah cerita ke lo gak tentang gue?"

He never told her anything but somehow she know her words are true..

"Halo.." Katanya ketika ia tidak menjawab pertanyaannya selama beberapa saat.

"Ah.. iya Rev.. Chandra gak pernah cerita sih ke gue, tapi mungkin.. perasaan lo bener.. emang lo merasa Chandra deketin lo?"

"Hmm.. seems likely.. I don't know.. he's so nice to me.. kalau cowok gak pernah cerita-cerita kali ya ke sahabatnya kayak cewek.."

"Emang Chandra orangnya gak pernah cerita ke siapa-siapa selain.."

"Selain siapa?"

"Ah.. selain nyokapnya hehe.." Katanya melanjutkan.

"Hoalah hahaha.. Ca.."

"Hm?"

"Gue mau nanya agak straight forward boleh?"

"Yaelah nanya apa Rev?"Tanyanya mencoba terdengar biasa saja, padahal dalam hatinya ia merasa gugup.

"Lo sama Chandra.. gak ada perasaan apa-apa kan? Kalau gue confirm perasaan Chandra ke gue dan ternyata dia beneran suka sama gue gimana?"

Haruskah ia menjawabnya?

"Hm..Iya Rev.. gue sama Chandra gak ada apa-apa.." Katanya. "Lagian gue kan udah punya pacar..dan.. ya gue setuju.. confirm aja ke dia tentang dia suka sama lo atau enggak.. kalau dia suka beneran kan tinggal elonya aja gimana, suka dia juga apa enggak." Katanya setengah hati.

Entah mengapa ia sepertinya tahu Chandra akan berkata apa.. Reva akhirnya akan tahu perasaan Chandra sebenarnya. Sejak dulu Alyssa selalu merasa Reva adalah cinta pertamanya.

"Iya Ca, gue mau confirm ke dia kalau gitu.. soalnya gue kayaknya mulai suka sama dia.. Chandra baik banget ke gue..gimana dong.. bikin baper aja sialaan.."

Kata-kata selanjutnta tidak lagi terdengar di telinganya. Semuanya tiba-tiba terasa kosong.

"Yaudah ya Ca.. thank you udah dengerin curhatan gue.."

"Hm.. bye.." Katanya akhirnya menutup telepon itu.

Alyssa kemudian kembali menontoh film di layar televisinya. Namun tiba-tiba air mata menetes. Ia tidak bisa menghentikannya seberapa keras ia mencoba. Film di layar televisinya adalah film komedi, namun ia menontonnya sambil menangis.

"Ca.. kamu kenapa? Emang film ini sebenernya sedih ya? Kok kamu nangis?" Tanya Ibunya ketika memasuki ruang santai keluarga setelah sibuk memasak di dapur.

"Hm? Iya sedih.." Katanya lalu mematikan televisinya dan berdiri untuk berjalan menuju kamarnya.

"Mau kemana Ca? emang filmnya udah selesai?"

"Mau ke rumah Chandra.."

"Ngapain?"

"Bikin prakarya.." Sahutnya pada Ibunya itu dari kamar.

Sebenarnya ia hanya ingin menghindar dari Ibunya kali itu. Waktu pun berlalu. Siang hari itu seharusnya ia langsung menuju rumah Chandra, namun entah mengapa ia begitu lesu dan berakhir dengan bermalasan di kasurnya. Ia tidak ingin bertemu Chandra dengan kondisi matanya yang bengkak karena tangisan yang tidak beralasan tadi.

Tangled UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang