Alyssa masih merasa tidak nyaman ketika dirinya harus menyampaikan presentasi di hadapan Reno siang hari ini. Ia bahkan harus pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya setelah ia menyelesaikan sesi presentasinya karena ia merasa terlalu mual.Tidak ada yang menyadari keanehannya itu selain Renata yang tiba-tiba menghampirinya ke kamar mandi untuk menanyakan kondisinya kali itu.
"Are you alright?" Tanyanya.
"No.. gue.. kayaknya masuk angin tadi pas naik ojek." Jawabnya berbohong.
"Owalah.. lo mau gue kasih obat herbal untuk masuk angin?"
"Huh? No.. gak apa-apa, gak perlu." Katanya mencoba menolak obat apapun yang diberikan temannya itu. Ia tahu alasan dirinya mual bukan karena masuk angin seperti yang ia katakan padanya.
"Are you sure? You look pale." Katanya.
"Ya.. gue pengen cepet-cepet selesaiin meeting ini supaya bisa pulang cepet." Katanya.
"Hm.. about that.."
"Kenapa?"
"Ibu Ani tiba-tiba tadi bilang ke klien kita kalau dia ngajak semua orang untuk makan bersama sehabis ini. Klien kita juga tadi bilang puas banget dengan proposal yang kita sampaikan, Mas Reno muji lo tadi di depan Bu Ani, katanya HO nya kurang begitu sreg sama isi awal proposal kita, tapi setelah melihat lo presentasi mereka berubah pikiran, katanya deliverable lo bagus." Katanya.
Shit.. entah mengapa ia merasa kembali mual membayangkan Reno sengaja membuatnya berhutang budi padanya dengan berkata hal itu kepada Ibu Ani.
"Hueeek.." Katanya kembali menuju wastafel.
"Haduuuh.. Al.. kalau kayak gini mana mungkin lo bisa ikut.. biar gue bilang ke Ibu Ani kalau lo gak bisa ikut ke acara makan siang nanti deh." Katanya.
"Hm.. don't." Katanya. Ia tidak mau membiarkan Reno merasa dirinya masih memiliki dampak signifikan pada kehidupannya. Ia tidak mau memberikan Reno kepuasan itu.
Saat dirinya kemudian kembali masuk ke dalam ruangan rapat, Ibu Ani kembali menyambutnya dengan senyum yang begitu cerah yang menurutnya sangat tidak wajar itu.
"Alyssa.. akhirnya kembali.. yang ditunggu-tunggu.." Katanya. "Mas Reno bilang katanya proposal kita dinilai positif oleh klien kita, thanks to your great deliverable." Katanya.
"Congrats Al." Kata Reno. Rasa mual itu benar-benar kembali setiap Reno melakukan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
"Ha.. thanks.." Katanya enggan.
"Yaudah yuk.. Renata kamu sudah bilang kan ke Alyssa kalau sehabis ini kita akan makan siang bareng? Ya walaupun sekarang udah lewat jam 12 sih.."
"Ah iya Bu sudah." Kata Renata.
"Kamu bisa kan Al?"
"Hmm.. iya Bu bisa." Katanya tersenyum. Matanya diam-diam melirik Reno yang masih menatapnya penuh arti. Ia tidak akan membiarkan pria itu merasa dirinya berhasil mengintimidasinya.
***
Alyssa sedang mencari udara segar setelah percakapan yang penuh dengan kepura-puraan di dalam restoran siang itu sebelum kemudian ia sadar dirinya tidak lagi hanya seorang diri di balkon itu.
"Ehm.." Katanya.
Ia bisa mengenali suara itu. Tubuhnya seketika waspada ketika ada Reno berada di sekitarnya. Sama seperti masa-masa setelah kejadian itu.
"Chandra huh? You guys finally got married, eh?" Katanya.
"Bukan urusan lo." Katanya singkat tak ingin berbasa-basi dengan pria itu. Ketika ia akan meninggalkan tempat itu, Reno mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled Up
ChickLitAlyssa selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia mengenal gadis itu sejak sekolah dasar. Tidak ada teman lain yang lebih mengenalnya selain gadis itu. Chandra tidak tahu, suatu pagi di akhir pekan itu akan mengubah seluruh peta per...