SEPULUH - THE COUNTDOWN

3.9K 427 7
                                    


Chandra masih sibuk mengoreksi syntax yang baru saja disampaikan salah satu anak buahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Chandra harus kembali lembur malam ini.  Tangan Chandra memijat pelan lehernya yang terasa kaku. Sudah empat hari berturut-turut ini ia harus tidur di sofa apartemennya.

Namun kemudian ia teringat, minggu depan Alyssa akan meninggalkannya jauh ke Amerika selama tiga tahun. Untuk kali pertama mereka akan berpisah cukup lama dan jauh. Sejak SD hingga sekarang mereka tidak pernah terpisah jauh. Chandra tahu tak lama lagi apartemennya akan kembali sepi dari suara bising nyanyian yang membuatnya terbangun secara paksa di pagi hari atau omelan gadis itu jika Chandra lupa tidak menaikkan tutup toilet sebelum buang air kecil. Hal-hal kecil yang tidak pernah terpikir akan mereka perdebatkan sebelumnya.

"Woy! pengantin baru kok kerjanya lembur terus, balik buru.. kasian istri lo gak ada yang ngelonin! kalau gue gak ada siapa-siapa yang nunggu jadi gak apa-apa lama-lama di kantor." Kata Damar yang kini menghampirinya. Ia sudah membawa tas kerjanya untuk pulang, sepertinya Damar melihat ruangannya masih menyala dan memutuskan untuk mampir.

You bet she's still awake right now - pikirnya dalam hati. Alyssa pasti sudah tertidur sekarang.

"Hmm.. yang ini gak bisa gue tinggalin sih. Deadline -nya hari ini banget." Katanya.

"Lah.. bukannya istri lo bentar lagi ke Amrik buat sekolah?" Tanya Damar. "Lo gak mau quality time sebelum dia pergi?"

"Mau Dam, sumpah mau, tapi kerjaan ini harus tetep selesai kali, ya risiko sih kerja di bagian IT." Kilahnya. Sebenarnya ia sedikit menghindari berada dalam satu ruangan ketika Alyssa masih terbangun di malam hari. Salah satu upaya yang ia lakukan demi mempertahankan kewarasannya.

"Iya sih.. tenang.. lo pasti kuat ditinggal Alyssa jauh.. gue aja kuat, eh gue kuat kan?" Tanya Damar yang kemudian meragukan kembali keyakinannya. "Gue jadi kangen yayang gue.."
Lanjutnya.

"Yee.. jadi baper sendiri.." Katanya kembali fokus pada laptopnya.

"Alyssa tuh ngambil topik penelitian apa sih di sana?"

"Ekonomi pembangunan, Dam, poverty." Jawab Chandra.

"Lah dia tuh ekonomi juga sama kayak lo?" Tanyanya.

"Hm. Gue sama Caca satu jurusan juga pas kuliah." Jawabnya.

"Hmmmm.. gue mencium bau kebucinan di sini. Jangan-jangan lo milih ekonomi karena biar bareng Alyssa?"

"Enggak lah!"

...

...

Chandra's Memory

"Udah beres.." Kata Chandra di depan laptop Bintang. Ia baru saja membantu seniornya itu menyelesaikan permasalahan sistem yang sedang dikerjakannya.

"Gila.. lo bisa? Gue kira lo lulusan ilmu ekonomi?" Tanya Bintang tidak percaya.

"Iya, gue kuliah ekonomi, bisa yang kayak ginian ya karena suka otak-atik sendiri." Kata Chandra. Semasa kuliahnya ia mempelajari data science secara otodidak. Di Ilmu Ekonomi sendiri ia belajar mengenai pengolahan data statistik menggunakan beberapa software yang ternyata cukup berkaitan dengan data science, yang memulai awal ketertarikannya pada subjek itu lebih dalam.

"Gue kira lo cuman jago di market research aja selama ini, bisa sih nanti gue libatin lo di tim IT kapan-kapan." Kata Bintang santai.

"Gue sih siap dilibatin dimana aja."

"Ok.. kenapa dulu lo ambil ekonomi dulu kalau gitu?"

"Oh.. jadi dulu gue gak tau mau ngambil jurusan apa, buat gue belajar itu gak asik. Jadi ngambil ekonomi buat nemenin temen." Jawabnya. Dulu alasannya mengambil ekonomi adalah untuk menemani Alyssa.

Tangled UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang