Perpisahan Menyakitkan 1

151 30 2
                                    

Saat Jungkook bangun dari tidurnya keeesokan paginya, Jungkook mencoba berjalan ke kamar Ji Hyo, walaupun wajahnya masih terluka, dan tubuhnya terasa sangat sakit. Dia berjalan merambati dinding dan mengetuk pintu kamar Ji Hyo.
"Tok tok"

"Ji Hyo-ah? Kamu sudah bangun?"
Ji Hyo tak menjawab.
Jungkook lalu dengan perlahan memegang gagang pintu Ji Hyo dan membuka kamarnya.

"Ohh.." kamar Ji Hyo tidak terkunci.
Jungkook lalu masuk ke kamar Ji Hyo dan menemukan kamar Ji Hyo sudah rapih, kosong tak ada lagi barang barang milik Ji Hyo.

Jungkook membuka lemari baju, lemari itu pun kosong.

"Hahhh". Jungkook menghela nafas dan duduk disudut ranjang Ji Hyo, dia merasa sangat kelelahan.

"Ottokee? Ji Hyo pasti sudah kembali ke Jeju". Gumam JK seorang diri di kamar Ji Hyo.

Tak ada lagi yang bisa dia lakukan di asrama, dia pun mengemasi barang barangnya dan kembali ke Busan.
Dia masih memiliki kesempatan untuk bernegosiasi dengan ayahnya perihal rencana kuliahnya di LA.

Tapi bukan bernegosiasi yang dia dapatkan, melainkan amarah ayahnya karena melihat JK pulang dengan wajah memar dan luka.

"Apa yang terjadi padamu?"
Tanya ayahnya saat JK tiba di rumahnya di Busan, Ibu JK langsung memeluk anaknya yang terlihat lelah.

"Sayang, biarkan dia beristirahat dulu. Setelah itu baru tanyakan hal yang kamu inginkan".
Ibu JK lalu membawa JK ke kamarnya, dan membiarkan JK istirahat.

"Jangan menjawab saat ayahmu sedang marah, apa lukamu tidak diobati? Bukankah kamu seasrama dengan Ji Hyo? Pasti dia bisa mengobati luka seperti ini".
Ibu JK terus mengoceh, sementara JK berbaring di kasurnya sambil menutupi keningnya dengan lengan tangannya.

Ibu JK lalu kembali membawa obat luka dan es batu untuk mengurangi memar diwajah JK.
"Apa terjadi sesuatu pada Ji Hyo? Sampai dia tidak ingin mengobati lukamu?".
JK hanya diam saat ibunya menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
Setelah mengobati wajah JK, ibu JK meninggalkan JK dikamarnya.

Kesendirian lagi yang bersamanya saat ini, JK melihat foto dirinya bersama Ji Hyo saat musim dingin di Jeju. Dia membingkainya dan meletakkannya disamping kasurnya.
"Aku harus memperbaiki kesalahanku, mulai sekarang aku akan jujur padamu dalam hal apapun".
Ucap JK lalu tertidur dengan memeluk foto Ji Hyo didadanya.

Sementara itu Ji Hyo yang sejak pukul 3 pagi memutuskan untuk meninggalkan asrama, dia tidak benar benar pulang ke Jeju.
Ji Hyo menginap disalah satu hotel di dekat kampusnya, karena tak ada penerbangan malam itu ke Jeju.

Pagi harinya, Ji Hyo menghubungi Ahjumma, memberinya kabar bahwa dia akan pulang hari itu untuk meletakan beberapa barangnya. Lalu akan pergi lagi.

Saat dia tiba di Jeju, dia berusaha menunjukan wajah bahagianya meskipun bukan itu yang dia rasakan. Ahjumma menyambut Ji Hyo dengan antusias di bandara dengan suaminya.

Ahjumma berlari menghampiri Ji Hyo lalu memberinya pelukan hangat.
"Aku bangga sekali padamu Ji Hyo, bukankah kamu bilang akan berkuliah lagi di Amerika?"
tanya Ahjumma saat memeluk Ji Hyo, Ji Hyo hanya mengangguk dan tersenyum pada suami Ahjumma.

"Nenekmu pasti sangat bangga padamu" Ucap Suami Ahjumma, sangat terlihat seperti sosok seorang ayah bagi Ji Hyo.
Tiba tiba Ji Hyo merindukan neneknya dan wajahnya berubah sedih.

"Ohh anakku, jangan menangis" Ahjumma memegangi kedua pipi Ji Hyo untuk menahan air matanya yang akan jatuh.

"hmm.. aku hanya rindu nenek"

"Nenekmu juga pasti rindu padamu" 
Ahjumma memeluk Ji Hyo lagi untuk menenangkannya.

Saat tiba di rumah, Ji Hyo mengemasi kembali barang barang yang akan dia bawa ke California. Sebenarnya dia masih tak yakin dengan keputusannya untuk berkuliah disana, tetapi mengingat kondisinya saat ini, dia tidak akan bisa bangkit jika terus menetap disini. Karena
Jungkook pasti akan terus datang ke Jeju untuk mengunjunginya dan meminta maaf padanya.

Dia membutuhkan waktu seorang diri untuk berpikir dan merencanakan masa depannya, jika bukan bersama Jungkook nantinya, dia harus mempersiapkan diri.

Ji Hyo mengirimi Taehyung sebuah pesan singkat. Namun Taehyung yang biasanya selalu merespon dengan cepat, kali ini dia tidak membalas pesan Ji Hyo.
Ahjumma masuk ke kamar Ji Hyo dan melihat Ji Hyo sedang mengemasi barang-barangnya.

"Aku akan membantumu"
Ucap Ahjumma lalu melipatkan baju baju Ji Hyo. Ahjumma merasakan ada yang ganjil dengan Ji Hyo, karena sejak tiba di Jeju dia menjadi pendiam. Tidak seperti Ji Hyo biasanya.

"Ji Hyo-ah, apa aku boleh bertanya padamu?" 

"Hmm.. katakanlah, ada apa?" 

"Tentang alasanmu ingin kuliah di luar negeri, itu benar benar kuliah kan? bukan karena kamu hamil?" tanya Ahjumma terlihat sangat khawatir.

Ji Hyo menganga mendengar pertanyaan Ahjumma.
"Ommoooo!!!!!! Ahjumma menuduhku hamil?" 

"Tidak, aku hanya memastikan, aku tidak ingin kamu menyelesaikan masalahmu seorang diri, kamu masih memiliki ku sebagai ibu angkatmu".
Ji Hyo terdiam lagi.

"Katakan yang sebenarnya, kenapa kamu bersikeras ingin ke America? Apa karena Jungkook akan berkuliah disana juga?"
Ji Hyo menggelengkan kepalanya.

"Jika bukan karena Jungkook, jadi benar murni karena kamu ingin mewujudkan cita citamu?"
Ji Hyo mengangguk pelan lalu berkata 

"Aku penasaran dengan masa depanku, jika aku berjuang seorang diri, aku yakin hasilnya akan baik. Aku tidak ingin bergantung pada orang lain"

"Ommoo,,, sepertinya baru kemarin aku berlarian mencarimu bermain di pasar, sekarang kamu sudah sangat dewasa"
Ucap Ahjumma yang merasa bangga pada Ji Hyo.

Busan

"Apa kamu bilang? tidak mau kuliah di LA? Kenapa?"
tanya Ayah JK saat menikmati makan malam bersama.

"Itu karena....." 
JK menghentikan ucapannya lalu melihat kedua pasang mata ayahnya yang terlihat marah.

"Tidak bisakah ayah membiarkan ku kali ini? Biarkan aku yang menentukan aku akan melanjutkan kuliah dimana" ucap JK lalu melihat ayahnya menjadi semakin marah.

"Benar ayah, biarkan Jungkook menentukan sendiri keinginannya, seperti yang ayah lakukan pada Yoongi"
Ibu JK mencoba membela anak bungsunya yang terlihat menyedihkan saat itu.

"TIDAK!! Kamu akan tetap berkuliah bersama Yoongi di LA"
Tiba tiba JK menghampiri ayahnya, dan berlutut didepan ayahnya.

"Aku mohon ayah, biarkan aku memutuskannya kali ini untuk masa depanku, aku yakin tidak akan menghancurkannya, ayah hanya perlu percaya padaku"

JK memohon di depan ayahnya sambil berlutut dan menundukan kepalanya.
Melihat pemandangan itu, Ibu JK semakin tak tega.

JK benar benar bersikeras tidak ingin pergi ke LA, dan ingin tetap di sini.
Ayah JK lalu meletakan peralatan makannya di meja tanpa menyelesaikannya dan pergi ke kamarnya.

Sudah jelas, ayah JK menolak permintaan JK, JK semakin menundukan pandangannya.
Tidak ada pilihan lain, dia harus tetap pergi ke LA. 
"Bangunlah nak, ibu akan coba bicara dengan ayahmu. Habiskan makananmu".
Ucap ibu JK meminta anaknya kembali ke meja makan. 

Keesokan harinya di Busan, Jimin dan Taehyung datang ke rumah JK.
Mereka berdua terlihat terburu buru ingin menemui JK, JK baru saja bangun tidurnya saat mereka berdua datang. 

"Jungkook ah, ayo bangun, kemarin Ji Hyo mengirim pesan padaku. Tapi aku baru membacanya pagi  ini".
JK lalu bangun dan mendengarkan Taehyung.

"Dia bilang dia tidak akan berada di Jeju lagi untuk waktu yang lama, dia mengucapkan terima kasih padaku seperti untuk terakhir kalinya".

"Benar, dia juga mengirimiku pesan seperti itu" sambung Jimin. 

"Kurasa kita harus segera ke Jeju sebelum terlambat"

JK, Jimin dan Taehyung segera bergegas menuju Jeju dengan pesawat.
Perjalanan yang harus mereka tempuh selama kurang lebih selama 2 jam, JK berharap dia tidak akan terlambat.

Saat sampai di Jeju.
JK membuka pintu rumah Nenek Ji Hyo yang sudah terbuka sedikit, dan melihat Ahjumma tengah menyapu di halaman rumah itu.

"Ahjumma!!!"
"Ohh Jungkook ah" 
Ahjumma terkejut melihat Jungkook yang tiba tiba datang dengan Jimin dan Taehyung.

"Ahjumma, dimana Ji Hyo?" tanya JK pada Ahjumma.
Ahjumma terlihat bingung saat mendengar pertanyaan Jungkook.

"Diaa,,, Ji Hyo sudah pergi ke Bandara sejak tadi"
Mereka bertiga seketika terdiam.

"Bedroom Agreement" JJK x PJY (Lengkap ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang