Chapter 9

11.5K 411 0
                                    

Keesokanharinya, Mira masih tidur di kasurnya. Tiba tiba ada yang membangunkannya. Siapa lagi jika bukan adiknya yang membangunkan dirinya. Dia melihat adiknya itu sudah memakai baju seragam sekolahnya.

"Kakak bangun. Kakak tidak pergi kerja hari ini? " tanya Marco.

"Hmm... Kakak hari ini izin tidak masuk kerja. Kakak lagi tidak enak badan, " jawab Mira lemas.

"Kakak kenapa? Apa ada yang sakit? " tanya Marco khawatir.

"Tidak ada yang sakit. Kamu tidak usah khawatir. Kamu pergi ke sekolah sana. Nanti telat kamu. Oh iya jangan lupa kamu sarapan di sekolah ya, " jawab Mira tersenyum.

"Baiklah kak. Aku berangkat dulu ya, " kata Marco.

Mira hanya melihat Marco yang keluar dari kamar dan berangkat ke sekolahnya. Dia memutuskan menelepon Catherine untuk menyuruhnya datang ke kontrakannya.
-
-
Disisi lain,
-
-
Seorang pria masih tertidur pulas di sofa kantornya. Tanpa dia sadari, ada seseorang yang membangunkannya. Perlahan lahan dia membuka matanya dan melihat orang tersebut.

"Tuan, kenapa tuan tidur disini? " tanya Noah bingung.

Ya Theo terkejut dan bangun dari tidurnya itu. Kepalanya sedikit sakit karena terlalu banyak dia minum alkohol. Dia tidak ingat apa yang terjadi padanya semalam.

"Tuan? Apa tuan minum alkohol lagi? " tanya Noah lagi.

"Iya aku minum alkohol yang lumayan banyak dan aku tidak tahu kenapa aku ada disini, " jawab Theo sedikit lemas.

"Lebih baik tuan pulang dulu. Pasti Tuan Troy dan Nyonya Trini sedang khawatir karena tuan tidak pulang semalam, " kata Noah.

"Baiklah. Antar aku pulang ke rumah. Kepalaku sedikit sakit, " kata Theo.

"Baik tuan, " kata Noah.

Noah membopong Theo berjalan keluar dari ruangannya dan menuju ke area parkir. Theo melihat beberapa karyawan sudah pada masuk semua termasuk Catherine, tapi dia tidak melihat sesosok Mira. Apa mungkin dia tidak datang karena sakit? Pikir Theo. Dia masuk ke dalam mobilnya dan Noah mengemudikan mobil milik bosnya menuju ke rumahnya.

Sesampai di rumahnya, dia disambut oleh ibunya yang begitu khawatir.

"Astaga Theo. Kenapa kamu tidak pulang semalaman? Kamu bikin ibu khawatir, " kata Nyonya Trini.

"Maaf bu. Aku terlalu banyak minum semalam dan aku tertidur di kantorku, " kata Theo.

"Ya sudah kamu bersihkan dirimu. Jika kamu masih lelah, kamu tidak usah masuk kantor dulu. Biar ayahmu yang ambil ahli sementara, " kata Nyonya Trini.

Theo hanya menganggukan kepalanya lalu masuk menuju ke kamarnya. Nyonya Trini perlahan mendekati Noah karena ingin menanyakan sesuatu kepadanya.

"Noah, apa tuanmu itu tidak melakukan hal aneh semalam? " tanya Nyonya Trini.

"Saya kurang tahu nyonya. Tadi pagi saat saya ingin masuk ke ruangannya, pintunya sudah terbuka lalu disana ada tuan yang sedang tidur diatas sofa, " jawab Noah.

Tapi, di hati Nyonya Trini merasa ada sesuatu yang tidak berkenan dihatinya. Dia merasa Theo telah melakukan kesalahan fatal. Tapi, dia tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat. Di kamar Theo, dia sedang membuka pakaiannya. Saat dia ingin mengambil pakaiannya, dia teringat sesuatu. Sejak kapan dirinya ada di ruangan kerjanya? Dan wanita mana yang dibawa saat itu? Pikir Theo. Dia ingat sekali jika dia melakukan hal tersebut terhadap wanita itu.

"Siapa wanita itu? Kenapa aku melakukan hal itu kepadanya? Aku akan cari wanita itu dan aku akan tanggung jawab apa yang aku perbuat. Tapi, bagaimana dengan Christina? Lebih baik aku rahasiakan ini darinya, " gumam Theo.

Di Perusahaan Wallcott, Catherine melihat tempat kerja milik Mira kosong. Dia bingung karena baru kali ini Mira tidak datang atau mungkin telat datang. Tiba-tiba, ponselnya berdering dan melihat nama yang tertera disana.

"Mira? Kenapa dia meneleponku? " tanya Catherine bingung.

📞Halo?

📞Halo Catherine? Maaf hari ini aku tidak bisa datang. Aku sedang tidak enak badan,

📞Tidak enak badan? Tumben kamu seperti ini. Biasanya kamu akan datang walaupun kamu sakit sekalipun,

📞Soalnya.... Hiks (tiba-tiba menangis)

📞Eh kamu kenapa menangis? Jangan aku bikin khawatir,

📞Nanti sore kamu datang ya ke kontrakanku. Aku akan ceritakan kepadamu,

📞Baiklah. Aku kerja dulu ya. Kamu istirahat secukupnya. Nanti sore aku akan datang,

Mira menutup teleponnya sepihak. Catherine semakin bingung dengan kelakuan Mira. Dia memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu agar cepat selesai.

Di kontrakan, setelah selesai mandi, Mira berkaca di cermin yang lumayan besar. Dia melihat masih ada bekas kissmark di lehernya. Karena merasa jijik, dia menggosok bekas kissmark itu sampai terluka agar bisa hilang dari lehernya itu.

"Aku mohon hilanglah! Aku benci tanda ini! Aku sudah kehilangan mahkotaku yang selama ini kujaga! Aku benci hidupku ini! " teriak Mira.

Dia hampir depresi dan rasa ingin bunuh dirinya muncul. Dia mengambil pisau silet yang ada di meja belajar Marco dan mulai menyayat pergelangan tangannya. Tapi usahanya digagalkan oleh seseorang yang baru masuk ke kamarnya dan melihat aksinya tadi.

"Ya apa sudah gila?! Kenapa kamu berani melakukan ini?! Apa kamu tidak kasihan dengan adikmu hah?! " marah orang itu.

Mira yang sadar apa yang dia lakukan tadi hanya bisa menangis. Orang itu langsung memeluk Mira agar dia bisa tenang.

"Catherine, maafkan aku hiks. Aku bodoh. Entah kenapa aku melakukan hal konyol tadi, " kata Mira menangis.

Ya Catherine lah yang mengagalkan aksi Mira untuk bunuh diri. Jika saja dia tidak datang tepat waktu, mungkin hari ini akan ada acara pemakaman untuk seorang Mira.

"Iya iya aku maafkan kamu. Tapi, kamu kenapa? Kenapa kamu nekat melakukan hal itu? " tanya Catherine khawatir.

"A-aku...., " kata Mira terbata-bata.

"Kamu kenapa? Aku tahu kamu tidak akan melakukan hal tadi tanpa alasan yang jelas, " sambung Catherine.

"Baiklah. Aku akan ceritakan semuanya, " kata Mira mulai merasa tenang.

Mira dan Catherine duduk di kasur. Lalu Mira mulai menceritakan apa yang terjadi padanya semalam. Sontak Catherine terkejut mendengar cerita dari Mira dan merutuki dirinya sendiri. Andai saja mereka pulang bersama, pasti kejadian itu tidak akan terjadi.

"Jadi, Pak Theo tidak tahu kalau dia melakukan hal itu? " tanya Catherine.

"Kemungkinan dia tidak tahu karena dia melakukan hal itu dalam kondisi mabuk. Jarang orang mabuk akan mengingat apa yang dia lakukan, " jawab Mira.

"Astaga. Jadi, ini alasanmu kenapa tidak masuk kerja. Aku tidak habis pikir Pak Theo akan seperti itu, " kata Catherine.

"Aku juga begitu. Oh iya soal gaunmu itu, Pak Theo mengoyaknya jadi seperti ini deh, " kata Mira menunjukkan gaun yang sudah sobek itu.

"Ah, tidak apa apa. Untung gaunku di rumah masih banyak dan kebetulan juga gaun itu sudah tidak muat di badanku, " kata Catherine.

"Iyalah kamu kan sudah mulai gemuk, " kata Mira.

"Yak! Tutup mulutmu itu, " kata Catherine kesal.

Mira hanya ketawa kecil. Saat Catherine memeriksa gaun itu, dia melihat ada bercak darah disana.

"Mira, ini darah apa? " tanya Catherine bingung.

"Hmmm, aku juga tidak tahu. Karena panik, aku langsung membersihkan darah itu agar tidak ada jejak, " jawab Mira.

Catherine tahu sekarang soal darah itu. Dia tahu jika darah itu berasal dari Mira sendiri dan sekarang dia bukanlah gadis lagi karena sudah kehilangan mahkotanya.

"Mira, aku harap kamu tidak melakukan hal aneh lagi, " batin Catherine.
-
-
-
-
-
-
-
TBC

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang