Chapter 32

3.7K 126 5
                                    

Saat mereka masuk ke ruangan, Mira melihat Marcell tertidur di sofa bersama Catherine yang mengelus kepalanya perlahan.

"Catherine, " panggil Mira.

Catherine menoleh ke arahnya dan sedikit terkejut melihat wajah sahabatnya.

"Astaga Mira. Wajahmu kenapa? Kok jadi seperti ini? " tanya Catherine menghampiri sahabatnya.

"Tidak apa apa kok, cat. Ini cuma luka kecil, " jawab Mira.

"Luka kecil apaan coba? Banyak bekas merah di wajah bahkan di tanganmu juga. Sini aku obatin dulu bekasnya, " kata Catherine.

Catherine menarik tangan sahabatnya dan menyuruhnya duduk di sofa. Dirinya mengeluarkan sebuah salep berwarna putih dari tasnya dan mengoleskan ke wajah sahabatnya. Mira melihat kedua mata Catherine yang berkaca-kaca.

"Catherine, jangan sedih. Aku baik-baik saja, " kata Mira.

"Berhenti mengatakan dirimu baik-baik saja, " kata Catherine kesal.

Mira hanya terkekeh. Dua pria yang menatap kedua wanita itu hanya bisa tersenyum. Sampai salah satu diantaranya buka suara.

"Oh iya kak, bagaimana rencana kakak selanjutnya? Aku yakin Christina akan tetap mengganggu keluarga kakak sampai dia berhasil mendapatkan kakak, " kata Marco.

"Soal itu kakak terpaksa mengambil jalur hukum jika memang dia tidak bisa dikendalikan. Aku tidak ingin kejadian ini terulang kembali, " kata Theo.

"Aku harap kakak bisa mengambil tindakan secepatnya karena kita tidak tahu apa yang dilakukan Christina selanjutnya, " kata Marco.

Theo menganggukkan kepalanya dan memegang bahu adik iparnya.

"Marco, darimana kamu mengenal Christina? " tanya Mira tiba-tiba.

Raut wajah Marco seketika menjadi panik dan bingung untuk menjawab pertanyaan sang kakak.

"Mar, jika memang kamu sembunyikan rahasia itu lebih baik dikeluarkan daripada dipendam, " kata Theo.

"A-aku mengenalnya di klub karena aku sempat bekerja disana, " jawab Marco.

"Sejak kapan kamu bekerja disana? " tanya Mira yang sedikit emosi.

"Aku bekerja disana sebelum kejadian yang menimpa kakak dan Kak Theo. Aku bekerja agar aku bisa bayar keperluan sekolahku tanpa meminta kepada kakak, " jawab Marco.

"Kenapa kamu melakukan itu? Kakak kan---, ". Perkataan Mira langsung dipotong sang adik.

"Aku tahu kakak bilang itu tanggung jawab kakak. Maka dari itu, aku ingin belajar mandiri tanpa bantuan kakak sedikitpun. Dan juga jika aku tidak bekerja disana, pasti kita tidak tahu siapa Christina sesungguhnya, " sambung Marco.

Mira menghampiri dan memeluk sang adik. Marco membalas pelukan tersebut. Dirinya juga bersalah karena merahasiakan hal itu dari kakaknya. Belum lagi rahasia yang dia rahasiakan dari sang kekasih.

Kejadian yang terjadi di perusahaan tadi siang terdengar oleh kedua orang tua Theo. Bahkan mereka setuju jika tindakan Christina mengambil jalur hukum karena telah menyakiti menantu dan cucu mereka. Beberapa bulan berlalu, status Christina yang awalnya orang normal berubah menjadi seorang buronan polisi. Dirinya merasa kesal dan geram apa yang dilakukan mantan tunangannya kepadanya.

"Kamu lihat saja Theo. Jika aku tidak bisa bersamamu, maka Mira juga tidak bisa bersamamu, " kata Christina melihat berita mengenai dirinya di layar TV.

Di rumah Theo, Mira sedang mempersiapkan tas sekolah milik sang anak dan koper milik sang suami. Dirinya melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan jam enam lewat tiga puluh menit.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang