Chapter 16

13.6K 425 9
                                    

"Mira....., " gumam Theo menatap wanita itu.

"Mas Theo, " gumam Mira.

❄❄❄❄❄❄❄❄

"Bunda, " kata Marcell sambil menghampiri bundanya setelah dia diturunkan oleh Theo.

Mira langsung memeluk anaknya itu. Bukan hanya khawatir dan takut kehilangan anaknya. Dia juga takut anaknya akan dibawa oleh pria yang selama ini dia hindari walaupun pria itu ayah dari anaknya. Marco yang melihat pria itu seperti ada hubungannya dengan keponakannya.

"Marcell, tadi kamu pergi kemana nak? Bunda khawatir saat kamu tidak ada di lobby, " kata Mira menatap sendu anaknya.

"Marcell, lain kali jangan pergi tanpa sepengetahuan bundamu dan paman ya. Kamu lihat bundamu. Dia begitu khawatir dan takut, " kata Marco tepat dibelakang sang kakak.

"Iya bunda, paman. Maafkan Marcell ya, " kata Marcell sedih.

"Tidak apa-apa. Jangan ulangi lagi ya, " kata Mira sambil menghapus air mata sang anak.

Theo yang masih berdiri memantung tidak percaya dapat bertemu wanita yang dicari selama ini. Dia yakin anak yang ada bersamanya adalah anak kandungnya.

"Mira, " panggil Theo gugup.

Mira menatap Theo yang memanggilnya. Dia menyembunyikan Marcell dibelakang tubuhnya.

"Kak, itu kan Kak Theo? " tanya Marco.

"Iya kamu benar. Dia pemilik Perusahaan Wallcott, " jawab Mira.

"Oh iya Tuan Theo Wallcott, kenapa anda memanggil saya? " sambung Mira dengan tatapan dingin.

Deg!!

Hati Theo seakan tertusuk dengan ribuan pisau mendengar Mira memanggilnya dengan sebutan tuan bukan pak maupun mas. Marco masih heran dan bingung situasi tersebut.

"Apa kakak dan Tuan Theo saling kenal?" batin Marco.

"S-saya ingin berbicara denganmu sesuatu, " kata Theo.

Mira menghembus napasnya. Sebenarnya dia tidak ingin bertemu dengannya apalagi melihat wajahnya.

"Marco, kamu carikan taksi dan bawa Marcell. Kakak akan menyusul, " kata Mira kepada sang adik.

"Baik kak. Ayo Marcell ikut paman, " kata Marco sambil menggandeng tangan Marcell.

"Tapi bunda bagaimana? " tanya Marcell menatap sang bunda.

"Nanti bunda nyusul. Marcell ikut paman dulu ya, " jawab Mira tersenyum.

Marcell menganggukkan kepalanya dan mengikuti pamannya mencari taksi di luar perusahaan. Hanya Mira dan Theo tertinggal disana. Mereka saling memandang satu sama lain. Setelah beberapa waktu mereka saling memandang, Theo membuka suara duluan.

"Apa anak kecil itu anakku? " tanya Theo ragu.

Jika iya kenapa? Kamu ingin mengambilnya dari saya? Itu tidak akan pernah terjadi tuan, " jawab Mira dingin.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak bilang dari awal jika aku melakukan hal bajingan kepadamu?! " tanya Theo.

"Kenapa kamu bilang? Jika memang aku mengatakan aku hamil anakmu, apakah kamu percaya?! Belum lagi keluarga kamu yang mungkin akan menghina aku dan adikku, " jawab Mira tegas.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang