Chapter 35

3.8K 152 3
                                    

Di rumah Theo, Mira sedang menyiapkan makan siang untuk Theo saat dirinya akan mengunjunginya di perusahaannya bersama sang anak. Sebenarnya dirinya sudah dilarang oleh sang suami untuk tidak membuatkannya makan siang. Namun dirinya tetap melakukannya dengan pengawasan sang ibu mertua.

"Mira, bagaimana makanannya? " tanya Trini yang baru selesai menyapu lantai.

"Ini sedikit lagi bu. Setelah ini aku akan jemput Marcell lalu ke perusahaan Mas Theo, " jawab Mira tersenyum sambil meletakkan makanannya di sebuah tempat makanan.

"Kamu harus ingat dengan kandungan kamu. Jangan terlalu lelah, " kata Trini.

"Iya bu. Setelah makan siang nanti, aku dan Marcell langsung pulang kok, " kata Mira.

"Baiklah. Hati-hati di jalan ya, " kata Trini.

Mira menganggukkan kepalanya dan pergi ke sekolah Marcell. Sesampai disana, banyak orang menatapnya dan terpukau dengan kecantikannya. Walaupun dirinya sedang hamil muda dan memakai pakaian yang sederhana, itu tidak menutupi kecantikannya. Dirinya menghampiri Marcell yang berdiri di depan gerbang sekolah.

"Bunda sangat cantik hari ini sampai semua orang menatap bunda, " kata Marcell.

"Kamu bisa saja. Ayo kita ke tempat kerja ayah, " kata Mira.

"Ayo,".

Saat mereka menuju taksi yang sudah dipesan, Marcell melihat kedua pria yang menatap sang ibu dengan gaya kecentilan. Dirinya yang tahu hal itu langsung membuka suara.

"Hei paman, jaga mata paman. Ada istri yang tunggu paman di rumah, " kata Marcell.

Mira mendengar hal itu langsung membekap mulut sang anak dan menatap kedua pria tadi dengan wajah penuh malu.

"Maaf atas omongan anak saya tuan. Marcell, kamu masuk, " kata Mira.

Kedua pria tadi hanya bisa diam mematung setelah mendengar omongan Marcell. Di perjalanan, Mira menatap sang anak yang duduk manis disampingnya.

"Marcell, kenapa kamu bicara itu kepada kedua paman itu? " tanya Mira.

"Mata paman itu kegentian. Paman Marco bilang jika ada orang kek gitu, langsung ditegur, " jawab Marcell.

Mira hanya bisa mengelus dada mendengar jawaban sang anak. Kenapa sang adik mengajari hal itu kepada keponakannya. Rasanya ingin hajar tuh anak.

"Marcell, kamu boleh tegur paman itu tapi menggunakan kata-kata yang sopan. Jangan menggunakan kata-kata tadi. Dan lagi satu, jangan kamu dengar apa yang dikatakan paman kamu itu. Kadang pamanmu itu ada rada kurang warasnya, " kata Mira.

"Baik bunda, " kata Marcell.

Mira hanya tersenyum dan mengelus kepala sang anak dengan lembut. Di Perusahaan Wallcott, Theo sedang melakukan meeting dengan kliennya. Andai meeting ini bisa diwakilkan, pasti dirinya sedang berada di rumah bersama istrinya. Tapi karena ini meeting, jadi terpaksa dia harus datang.

"Baiklah sampai sini saja meeting kali ini. Saya harap para bapak dan ibu sekalian mengerti meeting kali ini, " kata Theo.

Semua orang di dalam rapat keluar dari ruangan dan menyisakan sepasang suami istri yang hampir seumur dengan orang tua Theo dan juga merupakan klien Theo.

"Pak Theo, maaf jika waktu itu saya dan istri saya tidak datang ke acara pernikahan anda. Sebenarnya saya ingin sekali hanya saja ada urusan yang perlu diselesaikan, " kata pria tersebut.

"Tidak masalah pak. Saya paham kondisi anda, " kata Theo.

"Oh iya dimana istri anda? Pasti dia cantik, " kata wanita tersebut.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang