Chapter 7

10.4K 369 0
                                    

Mira fokus mengerjakan pekerjaannya yang begitu banyak tanpa memedulikan orang di sekitarnya dan melewatkan jam makan siang. Sebenarnya dia ingin sekali makan siang, tapi seperti biasa. Dia harus menghemat uang agar adiknya bisa makan sepulang dari sekolahnya.

Tiba tiba, salah satu karyawan datang dan memberitahu suatu kabar kepada semua karyawan.

"Hei teman teman semua! Nanti malam ini ada acara untuk memperingati kesuksesan perusahaan ini yang kian memuncak! Maka semua karyawan wajib datang tanpa kecuali! " kata karyawan tersebut.

Semua karyawan jadi ricuh dan senang akan kabar besar tersebut. Mira hanya menanggapinya biasa biasa aja.

"Apa aku peduli dengan acara itu? Lebih baik aku tidak datang ke acara itu, " gumam Mira masih mengerjakan pekerjaannya.

"Acaranya di klub dekat perusahaan ini ya! Dan juga kita akan pulang lebih cepat dari jam biasanya, " sambung karyawan tersebut.

Mata Mira membulat mendengar perkataan karyawan tadi.

"Kenapa seorang Theo Wallcott memilih tempat seperti itu? Dia itu masih waras atau tidak sih?! " batin Mira.

"Hei Mira, kamu ada pergi ke acara tersebut? " tanya Catherine.

"Aku ingin ikut, tapi aku tidak memiliki pakaian bagus. Kamu tahu kan aku tidak punya uang untuk membeli pakaian bagus, " jawab Mira.

"Kamu tenang saja. Aku akan meminjam gaunku kepadamu, " kata Catherine.

"Kamu serius Cat? Nanti orang tuamu marah pula, " kata Mira.

"Hei Mira Mimosa, sejak kapan orang tuaku itu membencimu? Justru mereka sudah menganggap kamu dan adikmu seperti anak mereka sendiri, " kata Catherine.

"Baiklah aku terima. Nanti kamu ke kontrakanku aja. Aku harus urus adikku lagi, " kata Mira.

"Untuk apa kamu urus adikmu? Dia kan sudah dewasa. Biarkan dia mandiri, " kata Catherine.

"Mandiri matamu! Badannya aja yang besar, tapi tidak bisa urus kebutuhannya dia sendiri, " kata Mira kesal.

"Iya iya ampun bun. Galak benar bah, " kata Catherine.

"Sudah kerjakan sana pekerjaannya agar kita cepat pulangnya dan cepat datangnya ke acara tersebut, " kata Mira kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Kenapa harus cepat cepat? Apa kamu ingin bertemu dengan Pak Theo? " goda Catherine.

"Sudah kubilang sama kamu kan. Jangan sebutkan nama dia lagi. Aku tidak ingin mendengar namanya lagi, " kata Mira menatap tajam kearah Catherine.

"Ampun bun, " kata Catherine.

Mira kembali menyelesaikan pekerjaanya sampai tuntas. Setelah selesai pekerjaannya, dia memutuskan pulang ke kontrakan. Saat dia sudah keluar dari perusahaan, dia tanpa sengaja berpapasan dengan Theo. Dia masih mengingat perkataan Theo waktu itu dan memutuskan mengabaikannya. Tapi, tangan dia ditahan olehnya.

"Mira, ada yang perlu aku bicarakan denganmu, " kata Theo.

"Maaf pak, saya ada urusan. Jadi, saya mohon lepaskan tangan anda dari tangan saya, " kata Mira dingin.

Theo terkejut saat Mira tidak memakai sebutan yang biasanya dia panggil untuknya.

"Kenapa kamu tidak memanggilku dengan sebutan 'mas' lagi? " tanya Theo.

"Memang kenapa? Ini kan masih kawasan perkantoran. Jadi, tidak masalah jika saya memanggil anda dengan sebutan Pak Theo Wallcott, " jawab Mira dingin.

Theo semakin terkejut dan perlahan melepaskan genggaman tangannya dari tangan Mira. Sedangkan Mira sendiri memutuskan pergi meninggalkan Theo seorang diri.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang