Chapter 5

12.2K 423 1
                                    

Saat jam menunjukkan jam pulang, Mira dan Catherine sedang merapikan barangnya dan menyusun kembali dokumen ke laci meja kerja. Tanpa mereka sadari, Noah datang menghampiri mereka.

"Nona Mira Mimosa, anda dipanggil ke ruangan Pak Theo, " kata Noah.

"Saya dipanggil? Ada apa ya? " tanya Mira bingung.

"Saya kurang tahu. Lebih baik anda ke ruangannya saja, " jawab Noah.

"Kalau begitu, aku pulang dulu ya. Aku ada janji dengan mamaku soalnya, " kata Catherine.

"Baiklah, hati hati di jalan, " kata Mira.

Mira pergi ke ruangan bosnya dan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Dia terkejut melihat bosnya berada di kursi kantornya sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kenapa kamu tidak mengetuk pintunya? Apa kamu lupa atau bagaimana hm? " tanya Theo dingin.

Mira langsung menundukkan kepalanya dan ketakutan. Bagaimana tidak ini sudah kedua kalinya dia melakukan kesalahan. Theo beranjak dari kursinya dan menghampirinya. Mira dapat merasakan bosnya mulai menghampirinya. Ketakutannya semakin menjadi.

"Ya Tuhan, apa ini akhir dari segalanya? Aku harap tidak terjadi apa apa, " batin Mira ketakutan.

Theo sudah berdiri tepat dihadapannya. Lalu, memberikan sebuah paperbag kepada Mira. Tentu Mira bingung dan langsung menatap bosnya itu.

"Ini isinya apa ya pak? " tanya Mira bingung.

"Kamu buka dan lihat isinya, " jawab Theo sambil tersenyum kecil.

Karena penasaran, Mira langsung membuka isi paperbag tersebut dan terkejut melihat isinya.

"Bapak benaran memberikan saya ponsel baru ini? " tanya Mira terkejut sambil menatap Theo.

Yap isi paperbag tersebut adalah ponsel baru sebagai ganti ponsel Mira yang hancur tadi.

"Tentu saja. Dan juga kamu orang pertama mendapatkan ponsel itu dari saya, " jawab Theo.

"Terima kasih pak. Saya akan jaga ponsel ini baik baik, " kata Mira senang.

"Kalau begitu, biar saya mengantar kamu pulang, " kata Theo.

"Eh, tidak usah pak. Biar saya pulang sendiri. Saya tidak ingin merepotkan bapak, " tolak Mira.

"Tidak ada penolakan atau saya akan memotong gajimu, " ancam Theo.

"J-jangan potong gaji saya, pak. Baiklah bapak boleh antar saya, tapi bagaimana dengan Pak Noah? " tanya Mira.

"Dia bisa pulang sendiri. Ayo kita pergi, " kata Theo sambil menarik tangan Mira.

Jantung Mira berdetak dengan cepat saat tangannya dipegang oleh Theo. Ada rasa senang sekaligus gugup di dalam dirinya. Apalagi orang itu orang yang dia cintai walaupun diam diam. Sesampai di pakiran, Theo membukakan pintu mobil untuk Mira.

"Ayo masuk, " kata Mira.

Mira hanya nurut dan masuk ke dalam mobil milik Theo. Dia melihat isi dari mobil tersebut dengan mata belalak.

"Mobil ini sangat bagus dan mewah. Pasti harganya sangat mahal, " batin Mira kagum.

Theo melihat sikap Mira hanya terkekekh sambil menghidupkan mobilnya.

"Hei Mira, kamu seperti ini belum lihat mobil mewah aja, " kata Theo.

"Memang belum pernah. Pernah lihat sih. Tapi itu pun mobil milik kerabat saya, " kata Mira.

"Jangan terlalu formal. Kita sudah tidak di kantor. Kamu boleh panggil aku dengan sebutan namaku langsung, " kata Theo.

Mira berusaha mencerna apa yang dikatakan bosnya itu.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang