Hari yang telah ditunggu tunggu oleh Marcell adalah perayaan ulang tahunnya bersama sang ayah. Dirayakan di teras belakang rumah Theo. Awalnya Theo ingin merayakannya di sebuah hotel mewah namun Mira melarangnya karna itu terlalu berlebihan.
"Yang dibutuhkan Marcell hanya sebuah kenangan yang tidak ada dia lupakan dalam seumur hidupnya bukan kemewahan, ". Itu yang dikatakan Mira kepada prianya. Theo merasa bangga memiliki wanita yang sederhana seperti Mira. Mereka hanya mengundang keluarga Catherine, Kayana, dan Noah.
"Ayah lihat bunda. Bunda cantik kan pakai gaun itu, " kata Marcell menunjukkan sang ibu yang berjalan ke arah dia.
Theo yang mengendong Marcell melihat ke arah Mira dengan gaun sebatas lutut berwarna merah muda yang senada dengan warna bibirnya dan membuat dirinya terpukau. Mira menghampiri mereka dan menyadari jika prianya terus menatapnya.
"Kenapa kamu terus menatapku? " tanya Mira.
Theo mendekatkan wajahnya tepat di telinga wanitanya.
"Kamu sangat cantik hari ini sayang, " bisik Theo.
Seketika wajah Mira memerah seperti buah tomat mendengar pujian dari prianya. Theo hanya ketawa melihat wajah wanitanya. Tak lama, datanglah sepasang kekasih dengan warna pakaian yang sama.
"Hai Mas Theo, Nona Mira, " sapa wanita itu,
"Hai Kayana, Marco, " sapa Theo.
"Marco, sejak kapan kamu suka warna hijau? " tanya Mira yang menahan tawanya melihat adiknya memakai kemeja berwarna hijau karena dirinya tahu bahwa adiknya membenci warna hijau.
"Ini bukan keinginanku. Tapi, wanita yang satu ini, " jawab Marco yang masih kesal dengan kekasihnya.
"Kan warna hijau bagus loh. Sesekali ya kita pakai pakaian senada warnanya, " kata Kayana tersenyum.
"Ha.... Baiklah. Ini yang terakhir kamu menyuruhku memakai kemeja ini. Aku mau kemeja warna lain tapi tidak dengan warna hijau, " kata Marco kesal.
"Baiklah. Oh iya ini ada hadiah untuk Mas Theo dan pangeran kecil kalian, " kata Kayana memberikan sebuah paper bag kepada Mira.
"Terima kasih ya Kayana, " kata Mira.
"Oh jadi ini pangeran kecil kalian? Tampan sekali, " kata Kayana melihat Marcell yang masih digendong Theo.
"Paman, tante ini cantik kali, " kata Marcell.
"Berarti lebih cantik Tante Kayana daripada bundamu? " tanya Marco berusaha mengerjai kakaknya.
"Marco! Jangan mengatakan hal aneh kepada putraku, " jawab Mira kesal.
"Tenang saja nona. Aku hanya bercanda, " kata Marco.
Mira masih merasa kesal karena dia tahu adiknya bakalan mengerjainya.
"Ayah, aku mau sama tante cantik, " kata Marcell.
"Oh baiklah. Tapi hati-hati ya, " kata Theo sambil menurunkan putranya ke tanah.
Marcell menghampiri Kayana dan menariknya ke meja yang sudah disediakan makanan. Marco pun menatap sang kakak dan tersenyum.
"Kayaknya ada yang pindah hati ini, " kata Marco kembali mengerjai kakaknya.
"Marco, kalau kamu tidak sayang sama nyawa mu bilang. Biar kuhabisi kamu sekarang juga, " kata Mira dengan tatapan tajam.
"Iya iya ampun nih, " kata Marco.
"Hei sudah jangan bertengkar, " kata Theo menenangkan wanitanya.
"Oh iya Kak Theo, selamat ulang tahun ya. Aku tidak menyangka ultah kakak dan Marcell berada di hari yang sama, " kata Marco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan CEOku adalah Cinta Pertamaku
RandomApa jadinya seorang karyawan biasa jatuh cinta terhadap sang CEO? Itulah yang dialami seorang gadis cantik bernama Mira kepada Theo sang CEO. Tapi, Theo menolak cinta Mira bukan karena dia tidak menyukainya melainkan dia sudah bertunangan dengan kek...