Chapter 28

4.6K 176 1
                                    

Maaf jika bagian 🔞nya agak kurang ngefeel dan sedikit diperhalus kata-katanya. Karna apa? Karna author gak yakin yg baca cerita ini umurnya itu diatas 18+ jadi author perhalus sedikit

💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Setelah acaranya selesai, orang tua Theo membawa Marcell ke rumahnya. Sedangkan pengantin yang baru saja menikah pergi ke resort yang sudah dipesan jauh hari. Theo mengendong Mira ala bride style ke kamar yang telah dipesan. Mata Mira membulat dan terkejut melihat kamar tersebut dihiasi beberapa lilin yang harum dan tumpukan bunga mawar yang berbentuk hati di atas kasur.

"I-ini kamu yang pesan? " tanya Mira.

"Iya ini khusus pengantin yang baru saja menikah, " jawab Theo tersenyum.

Theo menurunkan Mira ke atas kasur. Tatapannya seperti ingin menerkam wanitanya yang sekarang sudah menjadi istrinya.

"Eh mas, kenapa kamu menatap aku seperti itu? " tanya Mira.

"Menurutmu apa? " tanya Theo kembali.

Mira berusaha mengingat sesuatu. Dia baru ingat apa yang seharusnya pengantin baru yang baru saja menikah. Wajahnya kelihatan bingung dan panik.

"Kamu kenapa? Wajah tiba-tiba pucat begitu? " tanya Theo lagi melihat wajahnya istrinya.

"M-mas, sebenarnya ada hal yang perlu kamu tahu, " jawab Mira takut.

"Apa itu Mira? Bukannya semuanya sudah selesai? " tanya Theo.

"Ada hal lagi yang belum kamu ketahui, " jawab Mira.

"Apa itu Mira? Jangan bikin aku khawatir, " kata Theo.

"Se-sebenarnya,... Aku ada sedikit trauma kejadian 4 tahun yang lalu dimana kamu melakukan hal itu kepada aku secara terpaksa. Bayangan itu tiba-tiba muncul setiap kali mendengar malam pertama. Aku takut kamu merasa bersalah dengan kejadian itu, " jawab Mira dengan menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap suaminya.

Theo menarik napasnya dan menghembuskan keluar secara perlahan. Sebenarnya jauh sebelum dirinya bertemu dengan wanitanya, dia sudah berpikir secara matang soal trauma itu. Mana ada wanita yang tidak akan trauma dengan kejadian yang suram itu, kecuali wanita malam. Terlebih lagi Mira bukan wanita malam dan wanita yang masih suci sebelum diambil paksa mahkotanya.

"Tidak apa-apa. Aku tahu kok soal itu. Jika kamu tidak sanggup, tidak apa-apa. Kita punya Marcell aja itu sudah cukup, " kata Theo mengangkat kepala istrinya untuk menatap wajahnya.

"T-tapi... Aku tidak ingin------, ".

"Kamu tenang aja. Aku tidak ingin traumamu semakin memburuk. Kita punya Marcell itu sudah lebih cukup, " kata Theo.

Mira menjadi semakin merasa bersalah. Saat Theo beranjak pergi untuk mengganti pakaian, tangannya dipegang oleh sang istri dengan wajah memelas.

"Mas, aku sudah siap untuk melakukan tugasku sebagai seorang istri. Aku mohon jangan membuat aku merasa bersalah, " kata Mira.

"Tapi bagaimana dengan traumamu? " tanya Theo ragu.

"Bantu aku melupakannya dengan melakukan caramu sendiri, " jawab Mira.

"Apa kamu yakin? " tanya Theo.

Mira menganggukkan kepalanya. Karena telah memberi lampu hijau kepadanya, Theo perlahan mendekati wajah sang istri dan mencium bibirnya dengan lumatan kecil. Mira yang kurang mahir sedikit mengikuti irama lumatan yang diberikan sang suaminya. Perlahan tangan Mira mulai merangkul leher Theo dan terbawa dalam permainan suaminya. Theo melepaskan ciumannya dari bibir sang istri dan menatapnya.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang