Lisa tidak pernah berpikir sebelumnya Ia akan sangat begitu mencintai Haruto yang bahkan bisa dibilang umurnya masih remaja. Masih labil. Tapi Lisa luluh dengan sikap Haruto di awal. Dan akhirnya Lisa tertampar oleh kenyataan. Haruto tidak mencintainya.... Haruto memiliki cinta pertama dan yang Lisa tau adalah, Haruto dijodohkan oleh orang tuanya. Tidak salah juga karena hubungannya dengan Haruto tidak ada yang tau kecuali pihak agensi. Mungkin saja pikiran orang tua Haruto tiba-tiba berubah jika mengetahui anaknya berpacaran dengan Lisa. Hanya saja Haruto mencintai cinta pertamanya.
"Jika semua seperti ini, seharusnya aku tidak jatuh terlalu dalam" ucap Lisa.
Lisa duduk sendiri di ruang latihan dan memeluk lututnya. Tidak ada yang mengganggunya dan membiarkan Lisa menenangkan dirinya. Tanpa disadari, seseorang masuk ke dalam ruangan.
"Uljima..." Ucapnya membuat Lisa mendongak. Lisa merasa dejavu disaat seperti ini, karena dulu Haruto juga melakukan hal yang sama meski berbeda auranya.
"Kau..."
Ia menyodorkan saputangan baru miliknya pda Lisa. Karena Lisa hanya diam, Ia bergerak mengulurkan tangannya dan mengapus air mata Lisa dengan saputangan itu.
"Tidak perlu membuang banyak air matamu. Kau adalah orang yang profesional, kau bisa melaluinya" ucapnya.
"Tersenyumlah noona"
"......gomawo"
"Sahi-ya"
"Mwo?" Asahi sedang menulis lagu tiba-tiba Yoshi datang.
"Apa Haruto makan dengan baik?" Tanya Yoshi.
"Ne hyung"
"Apa dia memakan makanan yang aku belikan?"
Asahi mengangguk. Meskipun kecewa, tapi Yoshi tetap peduli pada adiknya.
"Hyung memaafkannya?" Tanya Asahi.
"Aku tidak pernah dendam Sahi-ya, kau tau itu kan? Aku menyayanginya menyayangi kalian, aku tidak benar-benar bisa marah meskipun aku kecewa akan sikapnya. Tapi mau bagaimana? Dia masih di usianya yang labil"
"Kau terlalu memanjakannya hyung" ucap Asahi.
"Dia yang paling muda diantara kita berempat, aku tidak bisa terlalu keras padanya"
"Kau tidak menyukai Lisa noona kan hyung?" Tanya Asahi. Yoshi menggeleng.
"Aku hanya mengangguminya sebagai senior Sahi-ya, tidak lebih. Aku juga tidak berniat merebut apapun yang dimiliki orang lain apalagi dia Haruto. Dia selalu salah paham padaku"
"Jodoh siapa yang tau hyung"
"Kau ini ada-ada saja" ucap Yoshi sambil mengusak rambut adiknya itu.
"Sabar hyung nanti dia sadar sendiri"
"Kau benar, dia sedang beproses pada pendewasaan diri" ucap Yoshi.
"Aku kembali dulu ke studioku" ucap Yoshi diangguki oleh Asahi.
"Junhoe..."
"Kenapa harus kau?" Tanya June membuat Lisa menoleh. Kini June duduk di sebelahnya.
"....kenapa harus kau yang selalu disakiti?"
"A-apa maksudmu?"
"Apa kau bertahan dengan rasa sakitmu?" Lisa benar-benar tidak mengerti apa yang June katakan.
"Lisa..." June kini menghadap Lisa dan membuat mata mereka bertemu.
"Wae?"
"Mungkin ini salah, tidak ini salahku tapi aku menyukaimu"
DEG.
"Pffftttt Hahahahaha" Lisa tiba-tiba tertawa.
"Junhoe-ya berhenti melucu, kau menghiburku kali ini" ucap Lisa terkekeh.
Setelah puas tertawa Lisa kini memandang June.
"Kau temanku Jun, mustahil kau menyukaiku. Jangan mempermainkan perasaan, kau memiliki Rose. Aku mohon Junhoe-ya, jangan menyakiti Rose karena aku tidak ingin Rose berada di posisiku, aku menyayangi Rose" kemudian Lisa berdiri.
"Junhoe ingat kita berteman, jika kau bercanda dengan apa yang kau katakan maka aku berterimakasih dan bersyukur. Tapi jika itu serius dan kenyataan yang kau katakan, maka tolong lupakan perasaanmu padaku. Hargai Rose yang tulus mencintaimu. Mianhae aku tidak bisa membalas perasaanmu" ucap Lisa sebelum pergi meninggalkan June.
.
.
.
.Lisa kini sudah berada di apartemen pribadinya. Lisa merasa kepalanya sangat sakit karena hal-hal yang Ia alami hari ini.
"Semoga saja Rose tidak tau tentang June" ucap Lisa menghela nafasnya. Bagaimana bisa June menyatakan hal itu padanya? Apa dia terbentur sesuatu?
Lisa hendak menuju ruang tengah sambil membawa secangkir cokelat. Ia duduk di sofa dan menonton TV.
Lisa mengabaikan panggilan dari Haruto. Dia sudah malas meladeni Haruto saat ini.Lisa masih terngiang-ngiang akan perlakuan lembut Haruto padanya. Lisa akui Haruto bisa mengembalikan moodnya dan membuatnya nyaman. Hingga Lisa tidak sadar jika Ia tertarik ke jurang yang sangat dalam.
Ting!
Notifikasi muncul membuat Lisa menoleh pada layar handphonenya.
Lisa bangkit dari duduknya dan menuju pintu depan lalu membukanya.
"Menangis lagi?" Tanyanya membuat Lisa menggeleng.
"Ice cream?" Ia mengangkat tas berisi sekotak ice cream membuat Lisa tersenyum.
"Gomawo" ucap Lisa saat ice cream itu di serahkan padanya.
"Ne, aku harus kembali. Jaga kesehatanmu dan jangan menangis lagi" ucapnya diangguki oleh Lisa. Setelah Ia pergi, Lisa kembali masuk ke dalam dan menutup pintunya.
Lisa ke dapur dan mengeluarkan ice cream itu dari dalam tas. Terlihat note kecil di atasnya.
Jangan menangis lagi, i'm here....
Lisa terkekeh membacanya. Lalu membuka ice cream itu dan menyendokkannya beberapa ke dalam mangkuk. Setelah itu Lisa menaruh sisanya di kulkas.
.
.
.
.
.Tbc....
SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAA🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk About Love✓
FanfictionWarning : Cerita ini hanya karangan penulis! Tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. INGAT! Haruto pernah bilang : JANGAN BAPER! Selamat Membaca!!!