.
.
.
.
.Lisa masuk ke dalam studio 6 milik Yoshi. Ia tau Yoshi akan semakin susah ditemui setelah kejadian kemarin. Ditambah pengakuan Haruto membuatnya juga khawatir. Tadi kata Hyunsuk, Yoshi ada di studio namun masih keluar sebentar.
Tak lama pintu terbuka menampilkan Yoshi. Pemuda itu belum menyadari kehadiran Lisa di sana. Setelah berbalik Ia terkejut mendapati Lisa berdiri menatapnya.
"Noona-"
Yoshi terhuyung kebelakang ketika Lisa langsung memeluknya erat.
"Gwenchana?" Tanya Lisa setelah melepas pelukannya. Gadis itu menatap wajah lebam Yoshi saat Ia melepas maskernya."Sejak kapan di sini?" Yoshi mengabaikan pertanyaan Lisa.
"Tidak penting, Haruto memukulmu lagi?" Tanya Lisa hendak menyentuh sudut bibir Yoshi. Namun Yoshi menahan tangan Lisa dengan menggenggamnya.
"Dia hanya cemburu" ucap Yoshi lalu menurunkan tangan Lisa. Yoshi melangkah menuju kursi di depan komputernya.
"Mianhae" ucap Lisa pelan.
"Kenapa minta maaf?"
"Aku membuatmu selalu terluka" ucap Lisa. Yoshi menghela nafas pelan.
"Gwenchana, bukan salahmu noona"
"Mau berjanji padaku?" Tanya Lisa membuat Yoshi menatapnya. Lisa mengarahkan jari kelingkingnya pada Yoshi.
"Mwo?"
"Berjanji untuk selalu ada dan jangan menghindar lagi apapun yang terjadi" ucap Lisa.
"Yaksok" ucap Yoshi tersenyum dan hal itu membuat Lisa tersenyum cerah.
"Gomawo" ucap Lisa. Yoshi mengelus pucuk kepala Lisa lembut.
"Bagaimana dengan Haruto?" Tanya Yoshi.
"Apanya?"
"Hubungan kalian"
"Kami berteman" ucap Lisa membuat Yoshi menggeleng.
"Bukan itu, apa kalian tidak mau mengulang kembali?" Tanya Yoshi. Lisa menggeleng.
"Aku belum siap Yoshi-ya" Yoshi paham, Ia juga tidak berhak memaksa Lisa.
"Ya sudah terserah noona saja"
"Lukamu apa sudah diobati?" Tanya Lisa.
"Hanya aku kompres"
"Ck. Kemari aku akan obati"
"Tidak usah noona"
"Kajja" Lisa memaksa Yoshi untuk duduk di sofa. Yoshi hanya menurut. Dengan telaten Lisa mengobati luka Yoshi. Lisa memang sengaja membawa obat itu untuk Yoshi.
"Selesai" ucapnya.
"Gomawo noona" ucap Yoshi diangguki oleh Lisa.
"Aku harus ke ruang latihan dulu ne? Kau yang semangat membuat lagunya" ucap Lisa dibalas kekehan pelan dari Yoshi. Setelah itu Lisa keluar menuju ruang praktik.
Setelah Lisa keluar, Yoshi hanya menatap sendu pada pintu itu lalu menyentuh sudur bibirnya.
"Kau tidak bisa egois Yoshi...." Gumamnya pelan.
.
.
.
.Lisa memasuki ruang dance. Dia tidak sendiri, melainkan ada Haruto di sana. Kemarin mereka sudah berjanji akan dance bersama lagi.
"Annyeong Ruto-ya" sapa Lisa membuat Haruto mendongak dan tersenyum.
"Apa aku lama?"
Haruto menggeleng."Aku juga baru sampai" ucap Haruto.
"Kajja mulai"
Lihatlah gadis di depannya itu sangat ceria seakan tak ada beban dalam dirinya. Padahal masalah kemarin membuat semua orang canggung pada Lisa. Tapi Lisa? Dia selalu bisa mencairkan suasana.
Setelah satu jam latihan, mereka memilih istirahat. Haruto memberikan sebotol air untuk Lisa.
"Gomawo" ucap Lisa setelah menerimanya lalu meminumnya.
"Lelah?" Tanya Haruto sambil menyeka keringat di wajah Lisa. Gadis itu mengangguk pelan.
"Mau makan?"
"Aku sedang diet"
"Ck. Setidaknya isi sedikit perutmu" ucap Haruto.
"Uhm chiken?"
"Ne, aku akan pesankan" ucap Haruto.
Tak lama sekitar 20 menit pesanan mereka datang. Haruto mengambilnya ke depan lalu kembali ke ruangan. Mereka memilih duduk di bawah dan makan dalam keheningan tak lupa berdoa dulu.
"Kenapa makan yang pedas?" Tanya Lisa.
"Aku hanya ingin mencobanya" ucap Haruto yang tengah menahan pedasnya.
"Ck kau ini, jangan coba-coba Ruto-ya, bagaimana jika kau sakit?"
"Ada kau yang merawatku" ucap Haruto.
"Ya. Aku bukan pembantumu"
"Maka jadilah kekasihku lagi" ucap Haruto kini menatap mata Lisa membuat gadis di depannya itu salah tingkah.
"M-mworago..?"
Haruto tersenyum.
"Aku ingin memperbaiki semuanya mulai saat ini. Jika kau mau memberikan aku kesempatan aku akan sangat senang, tapi jika tidak juga tak apa, kesalahanku terlalu banyak padamu" ucap Haruto.
"Apa kau bisa memegang kata-katamu? Apa kau akan menepati janjimu?"
Haruto langsung mengangguk.
Haruto menunjukkan kelingkingnya dan Lisa pun mengaitkannya. Kemudian mereka berdua tersenyum.
"Noona k-kau?"
"Ayo kita mulai semuanya dari awal" ucap Lisa. Haruto langsung memeluk Lisa.
"Aaaaaa sesak" ucap Lisa membuat Haruto melepaskan pelukannya.
"Mianhae, aku terlalu senang" ucap Haruto.
"Tugasku selesai" ucap Yoshi yang sejak tadi ada di dekat pintu kaca. Sebelum pergi Ia menghela nafas dalam untuk menghilangkan rasa sesaknya. Sepertinya Ia akan menginap di studionya kali ini.
.
.
.
.
.Nih yang minta Harlice kembali.... Bye bye
Jangan Lupa Vote dan Komennya
1 part lagi Ending👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Talk About Love✓
FanficWarning : Cerita ini hanya karangan penulis! Tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. INGAT! Haruto pernah bilang : JANGAN BAPER! Selamat Membaca!!!