HPD - D U A

1.8K 196 101
                                    

2. Hidup tanpa tujuan.

 Hidup tanpa tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

︎▪︎▪︎▪︎

Pemuda dengan tinggi 185cm itu menoleh ke sumber suara kala seorang perawat memanggilnya. Selain menjalani masa Koas nya di RS ini, Ervan juga di percaya untuk menjadi Dokter jaga di Spesialis Anak, membantu para dokter ketika ada hal darurat dan mendesak.

"Bisa tolong cek keadaan anak ini?" ujar perawat itu setelah Ervan sampai ke bangsal seorang anak perempuan yang usianya di perkirakan tujuh tahun.

Perawat itu menggeser badannya memberi akses lebih untuk Ervan mengecek keadaan anak tersebut.

"Boleh saya lihat hasil tes darah atau CT Scan nya?" ujar Ervan setelah memeriksa anak tersebut.

Perawat itu mengangguk lalu menyerahkan kertas berisi hasil tes anak perempuan itu pada Ervan.

"Dia hanya kekurangan Vitamin C. Tolong suntikan satu ampul Neurobion Injeksi* padanya. Setelah itu biarkan dia istirahat."

Perawat itu mengangguk dan mulai menyuntikkan Vitamin C ke infus.

"Sepertinya tugas saya di sini telah selesai, kalau begitu saya pergi dulu." Pamitnya pada perawat tersebut dan Ervan beranjak pergi dari sana.

"Hello, Pak Dokter."

Ervan menghentikan langkahnya ketika suara tak asing itu menyapa indera pendengarannya.

Pemuda itu berbalik menatap Zoe yang tengah tersenyum padanya.

"Ngapain kamu ke sini lagi?" Ervan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti di ikuti Zoe di belakangnya.

"Mau nemuin calon suami aja masa gak boleh."

Uhuukk.... Uhuukk....

Ervan terbatuk-batuk ketika gadis aneh di belakangnya ini berujar seperti tidak tahu malu.

"Pak Dokter udah gak apa-apa, kan?" ujar Zoe lagi setelah Ervan meredakan batuknya.

"Saya itu bukan calon suami kamu ya!"

Zoe pura-pura tidak mendengarnya. Gadis itu masih tetap mengikuti Ervan hingga keruangannya.

"Keluar gak!" ujar Ervan menyuruh Zoe untuk keluar dari ruangnya.

Gadis itu menggeleng. Ia mendudukkan dirinya di kursi lalu membaca buku yang ada di atas meja.

Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang