HPD - 28

614 26 16
                                    

Setidaknya uap panas yang berasal dari teh hangat dan semangkok mie kuah membuat kedua insan itu tidak merasa ke dinganan. Mungkin.

"Keadaan lo gimana?" tanya Saga setelah meminum teh hangatnya. "Masih pusing?" lanjut cowok tersebut.

Zoe menatap Saga, kemudian meminum sedikit teh nya sama yang di lakukan cowok itu. "Udah mendingan kok," jawab Zoe tersenyuum.

"Wi," ucap Saga menggantung. "Lo beneran gak inget sebelum lo pingsan?"

"Enggak."

"Kejadian tiga bulan yang lalu lo juga gak inget?" tanya cowok itu kembali.

"Kejadian?" beo Zoe. "Kejadian apa? Aku gak inget apa-apa." paparnya dengan dahi mengernyit.

Saga mengusap wajahnya. Cowok itu mengehala napas kasar dengan airmuka yang sulit ditebak.

"Gue balik dulu." Saga beranjak dari duduknya dan ingin pergi. Baru tiga langkah, cowok itu berhenti lalu kembali menghampiri Zoe.

"Besok gue kesini lagi."

Setelahnya Saga bener-benar pergi dari hadapan Zoe.

▪︎▪︎▪︎

Memang benar kata orang.

Mendung belum tentu hujan. Pacaran bertahun-tahun belum tentu sampai kepelaminan.

Begitulah yang kini Ardi alami. Cowok itu menatap nanar pacar, ralat, mantan pacarnya yang kini bersanding dengan orang lain.

"Yang sabar, Di." ujar Eva menepuk bahu Ardi untuk menguatkan cowok itu.

"Gu...gue pacaran sama Siti udah jalan lima tahun dan dia nikahnya sama orang lain bukan gue," lirih Ardi masih menatap Siti yang sangat cantik memakai gaun pengantin di atas sana.

"Lo pacaran apa kredit rumah? Lama amat lima tahun. Pantes aja Siti ninggalin lo dan nikah sama orang lain," celetuk Lina yang duduk bersebalah dengan Eva.

Eva menahan tawa mendengar ucapan nyelekit dari Lina, berbeda dengan Ardi yang mukanya bertambah pias.

"Gue kan...."

"Udah, mending kita ke sana dan beri Siti selamat terus kita balik lagi ke RS," potong Ervan menengahi.

***

Cewek itu tersenyum begitu Mr. Thomas mempersilakkannya duduk.

Arini akui meski Mr. Thomas tidak muda lagi tapi pria itu masih terlihat tampan di umurnya yang sudah 55 tahun.

"Kabar Nini gimana? Om dengar Nini pernah di rawat di Rumah Sakit beberapa hari, ya?" ucap Thomas hangat. "Maaf Om baru bisa jenguk Nini," lanjut pria beruban tersebut.

Arini menggeleng. Bahagia mendengar kalau Mr. Thomas masih seperti dulu, baik dan sangat perhatian padanya.

"Aku baik Om. Sangat baik setelah aku bertemu lagi sama Om setelah kejadian waktu itu."

Mimik wajah Thomas langsung berubah. Tanpa sadar Arini telah mengingatkan atas kejadian yang menimpa keluarga Thomas dan keluarga sahabatnya dulu.

Sebuah tragedi yang membuat X, Saga dan sahabatnya menjauh.

Pria berjas hitam yang tidak jauh dari Thomas itu mendekat. Lalu membisikan sesuatu pada Thomas membuat pria itu melebarkan matanya karena terrkejut atas infomarsi yang di berikan anak buahnya itu.

"Hubungi Liam segera. Saya tunggu 20 menit lagi."

Pria itu mengangguk, lalu undur diri untuk segera melaksanakan titah dari Tuannya.

"Om..."

"Sepertinya Om harus pergi sekarang," sela Thomas lalu berdiri.

"Om gak makan dul.."

"Om harus pergi."

Arini memandang punggung tegap Thomas. Bukannya lancang, tapi ia mendangar sedikit apa yang pria itu bisikkan pada Thomas.

Pewaris Alexandre Corp.

Putri dari mending Mr. Alex selamat.

Arini menggeleng. Kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan apa yang ia dengar tadi.

▪︎▪︎▪︎▪︎

Sebenarnya part ini mau aku publish kemarin. Tapi krn part 28 kehapus dan aku lupa simpen di draft makanya aku tulis ulang meski gak sama kayak awal yang aku tulis.

Semoga kalian tetap suka.

Tekan tombol bintang dan komen ya!

Tekan tombol bintang dan komen ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang