HPD - 25

728 64 54
                                    

HAPPY NEW YEARS
2022

Bismillah, semoga di tahun ini apa yang kita inginkan, apa yang kita harapkan bisa terwujud🤲😇. Amin.

Sudah siap baca part ini?

▪︎▪︎▪︎

Gadis itu berdiri tegak di depan pintu bercat putih yang bertuliskan 'hello, pak dokter' di pintu putih tersebut.

Arini tersenyum melihatnya saat mengingat keinginan Ervan dulu yang bercita-cita menjadi dokter akhirnya tercapai.

"Lo bener-bener jadi dokter, X."

Ketukan pertama dan kedua tidak ada sahutan dari dalam. Arini terdiam sebentar, gadis itu menimang apakah ia harus masuk kedalam ruangan itu atau tidak.

"Gue masuk aja kali, ya? kan gue gak ngapa-ngapain," monolg gadis itu setelah berpikir beberapa menit.

"X..." panggil Arini masuk kedalam dan kembali menutup pintu tersebut.

Arini mengedarkan matanya ke segala penjuru di ruangan itu, lalu matanya menangkap seorang gadis yang terlelap di atas sofa dengan jas putih yang menyelimutinya. Arini yakin itu pasti jas milik Ervan tapi siapa gadis itu? batinnya bertanya.

"Arini?" pintu itu tiba-tiba terbuka. Arini langsung menoleh dan berbalik badan mendapati Ervan berdiri di ambang pintu.

"X..."

"Lo ngapain ke sini?" tanya Ervan begitu Arini berada di depannya. "Ayo keluar, lo pasti belum makan, kan?"

Seolah lupa dengan gadis yang ia lihat tadi, Arini menurut saja saat Ervan membawanya keluar dari ruangan itu dan menuntunnya untuk ke kantin.

"Beneran lo udah baikkan?" tanya Ervan untuk kesekian kalinya.

Arini mencubit gemas hidung mancung Ervan lalu tertawa, "Bawel," kata saraya memakan roti.

"Ah, cewek yang tidur di ruang kerja lo tadi siapa?" kata Arini begitu ia ingat dengan gadis yang tidur di ruang kerja Ervan tadi. "Pasien lo? temen? atau pa–?

"Temen," sela Ervan cepat. "Dia temen gue."

Arini mengangguk tersenyum lalu kembali melahap rotinya hingga habis.

▪︎▪︎▪︎

"Eh, lo udah dengar belum kalo Owi di keluarin dari sekolah?"

"Serius lo?"

"Heem.. Gue gak sengaja dengar obrolan Kepsek sama Bu Nimas di depan perpus tadi."

"Akhirnya sekolah ini gak ada sampah."

"Btw, lo tau kenapa dia di keluarin?"

"Kata pak Kepsek si Owi hamil."

"Hah? yang bener lo?"

"Gak heran sih gue kalo dia hamil, secara dia kan, ya... kalian tau sendiri Owi itu suka main sama om-om."

"Tapi gue gak percaya. Yang gue tahu Owi itu gak gitu, dia gak kayak apa yang kalian–"

"STOP!!!"

Kerumunan yang di isi lima siswi itu mendadak diam setelah mendengar teriakan itu. Kelima siswi itu kompak menatap Saga yang berjalan kearah mereka.

"Ngapain sih Saga teriak-teriak gitu?"

"Eh eh itu ngapain Saga kesini, Bel?"

"LO SEMUA JANGAN SUKA NYEBARIN GOSIP MURAHAN KAYAK BEGITU! NGERTI KALIAN?!" teriak Saga dengan marah.

Si rambut kecoklatan yang di ketahui bernama Bella maju selangkah berhadapan dengan Saga, "Lah emang kenyataannya–"

"Lo...." Saga menunjuk kening Bella dengan tunjuknya lalu berdecih. ".... lo tuh gak tahu apa-apa jadi jangan sok tahu, ngerti?"

"Lo!" geram Bella pada Saga karena secara tidak langsung cowok itu telah menghina dirinya di depan teman-temannya.

"Apa?!" potong Saga cepat. "Sana bubar."

Bella melengos, lalu ia dan teman-temannya pergi dari sana.

***

"Jadi untuk anggaran ini akan–"

"Apa maksud Bapak ngeluarin Owi dari sekolah?" ucap Saga tiba-tiba masuk kedalam ruang Kepala Sekolah.

"Kamu! Berani sekali kamu masuk ke ruangan saya tanpa ketuk pintu ataupun izin terlebih dahulu.

"Kenapa Zoe Clarissa Bapak keluarin dari sekolah?" tanya Saga.

"Bu Nimas dan Pak Dodi untuk pembahasan rencana anggaran ini saya tunda dulu kalian boleh keluar dari ruangan saya," kata pak Baya, KepSek di SMA ATTALAS.

"Baik pak," ucap kedua guru tersebut dengan kompak lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Kamu itu di sekolah, etika dan atittude mu mana?! Masuk sembarangan ke ruang kerja saya lalu teriak-teriak gak jelas," omel Pak Baya pada Saga.

"Pak, kenapa Zoe Clarissa di keluarin dari sekolah? Alasannya apa? Dan–"

"Dia sudah bikin sekolah ini malu karena perbuatannya dan jalan satu-satunya agar sekolah ini tidak bertambah buruk di pandangan orang luar maka dengan itu saudari Zoe saya keluarkan dari sekolah," jawab pria beruban tersebut.

"Bapak tidak bisa begitu dong! Zoe tidak bersalah dan saya mohon jangan keluarin Zoe dari sekolah Pak," ucap Saga memohon pada Pak Baya.

"Saya mohon pak jangan keluarin Zoe dari sekolah."

Pak Baya menghela napasnya. Kacamata yang bertengger di hidungnya ia lepas. "Saya tidak bisa membantu karena keputusan ini atas perintah dari ayah kamu sendiri."

▪▪︎▪︎▪︎

Semalem part ini mau aku up tapi gak jadi karena semua foto aku di galeri ke hapus😭😭

Sedih banget, njirr🥺😭. Ada yang tau gak cara balikin foto yang udah ke hapus?

Seperti biasa VOTE 50 langsung up🔥

Instagram (@) mikk7_dk





Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang