HPD - S E B E L A S

988 102 19
                                    

Kabar gembira buat pembaca setia "Hello, Pak Dokter!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar gembira buat pembaca setia "Hello, Pak Dokter!"

Alhamdulillah kak adit sudah ngizinin fotonya buat di jadiin tokoh utama sebagai dokter Ervan.

Yeahh🥳🥳🥳

Semoga cerita ini selesai tanpa kendala.
Yok dukung selalu HPD❣

▪︎▪︎▪︎

"Cla..."

Zoe berhenti melangkah saat mendapati Ervan memanggilnya. Pria itu menghampiri Zoe dengan tatapan yang tidak lepas menatap tubuh berisinya.

"Kamu habis dari dokter kandungan?" tanya pria itu lalu membawa Zoe untuk duduk di kursi yang ada di lorong tersebut.

"Iya."

"Sendiri?" tanya Ervan lagi.

"Berdua kok," jawab Zoe dengan senyuman. "Nih, sama Babies." Zoe membawa tangan kanan Ervan menyentuh perutnya dan itu membuat Ervan tersentak kaget.

"Cla ..."

"Pak dokter," ucap Zoe menyela perkataan Ervan yang belum selesai. "Saya mau ke ruangan pak dokter boleh gak?"

Ervan mengernyit. "Ngapain?"

"Saya capek, mau istirahat sebentar boleh?"

Ervan menggaruk bagian belakang telinganya. Pria itu mencuri pandang kearah Zoe yang terlihat sangat cantik hari ini. Apalagi dengan perutnya yang sedikit menonjol.

"Cuma sebentar kok pak dokter, setelah itu saya bakal pergi. Boleh ya?" ucap Zoe lagi.

"Iya udah boleh kok." Zoe berseru senang ketika Ervan mengizinkannya untuk istirahat di ruang pria itu. "Asalkan kamu mau temenin saya makan di kantin. Ayo!" lanjut Ervan lagi dan membawa Zoe ke kantin RS.

"Eh?" Zoe terkejut. Gadis itu kemudian menatap tangannya yang di genggam oleh Ervan dengan senyum tipis.

"Ervan!"

Langkah keduanya terhenti saat nama Ervan di panggil. Pria itu melepaskan tangan Zoe dari genggamannya dan menatap Rindi yang berjalan menghampirinya.

"Kenapa Rin?" tanya Ervan.

"Lo laper gak?" tanya Rindi langsung ke inti. "Makan yuk, laper nih gue." Wanita itu langsung menarik tangan Ervan tanpa mendengar terlebih dahulu respon darinya.

"Tapi Rin ..."

"Ssttt... udah, pokoknyo lo harus temenin gue makan di kantin. Oke?"

Keduanya pergi menuju kantin dan Ervan langsung lupa dengan Zoe. Sebelum jauh dari Zoe berdiri, Rindi menoleh ke belakang, tepatnya menatap Zoe dengan senyum kemenangan.

Zoe yang melihat itu hanya melangkah mundur lalu berbalik badan dan pergi dari sana.

▪︎▪︎▪︎

"Kamu lihat ini sudah jam berapa sekarang?!" bentak seorang pria dewasa kepada gadis yang hanya menundukkan kepalanya.

"Ma...maaf pak, besok saya janji gak akan telat lagi."

"Ini uang pesangon kamu bulan ini dan silakan pergi dari sini." Pria dewasa yang diketahui sebagai bos Zoe di Cafe tempat ia bekerja meletakkan amplop di atas meja.

Zoe menganggkat pandangannya, menatap amplop tersebut dan bos-nya secara bergantian. "Ma...maksud pak Liam apa?"

Pria bernama Liam itu terkekeh lalu memutar-mutarkan kursi kerjanya. "Saya rasa kamu mengerti apa maksud saya, Owi."

"Pak Liam ..."

"Silakan keluar dari ruangan saya dan pergi dari sini."

Dengan raut sedih Zoe mengambil amplop di atas meja lalu berpamitan pada bos, eh maksudnya mantan bos-nya. "Makasih pak, saya pamit dulu."

Sebelum Zoe mencapai pintu bercat abu-abu itu, pintu tersebut tiba-tiba terbuka memperlihatkan seorang cowok berdiri di ambang pintu dengan wajah yang babak belur.

"Om Liam," panggil cowok itu tanpa menyadari Zoe. Sedangkan Zoe, gadis itu hanya menatap cowok itu dengan ekspresi terkejut.

"Sa...saga?"

Zoe langsung menunduk saat Saga menoleh sekilas padanya dan kembali fokus menatap Liam.

"Tolong... tolong Saga, om."

"Om?" beo Zoe setelah mendengar ucapan dari Saga pada mantan bos nya.

"Saga ... Saga gak sengaja nyerempet motor preman di pasar dan Saga di kejar lalu di pukulin," adu Saga pada Liam.

Liam mendekat. Pria itu menampar Saga cukup keras dan itu membuat Zoe terbelalak kaget.

Liam yang menyadari bahwa gadis itu masih berada di ruangannya berteriak marah sampai-sampai Zoe melangkah mundur membentur meja di dekat pintu.

"Akh!" ringis Zoe saat perutnya membentur ujung meja tersebut.

Liam mendekati Zoe. Pria itu ingin membawa Zoe keluar dari ruangan tapi melihat darah yang mengalir di kaki gadis itu membuat Liam berhenti di tempat.

"To...tolong saya pak. Ss...sakit... perut saya sakit."

▪︎▪︎▪︎

Next nya bakal minggu depan. Doain biar gak ngaret. Haha😂

Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang