8. Ancaman.
▪︎▪︎▪︎
Pagi-pagi sekali gadis dengan bandana biru itu sudah berangkat ke sekolah. Padahal, dua tahun sekolah di SMA Attalas, baru kali ini ia berada di sekolah pukul 06.10 wib.
Pak Udin, satpam di sekolahnya saja keheranan melihat Zoe yang sudah di sekolah. Gadis itu sedang duduk di bangku taman dengan senyum terbit di wajahnya.
"Pagi pak Udin," sapa Zoe dengan riang. Senyum yang menghiasi wajah cantik itu tidak surut. Malah senyum itu semakin mengembang membuat pak Udin ngeri sendiri.
"Pa–pagi neng," jawab pak Udin sedikit terbata. "Tumben jam segini sudah di sekolah. Ini neng Owi, kan?"
Zoe mengangguk penuh semangat. "Iya lah, ini saya Owi pak. Masa pak Udin lupa sih."
"Bukan lupa neng tapi bapak heran aja lihat neng Owi udah di sekolah pagi-pagi. Neng Owi kesambet ya?
"Alhamdulillah semalem saya dapat hidayah pak makanya hari ini saya berangkat ke sekolah pagi buta, hehe... " Zoe terkikik sendiri. Gadis itu kemudian mengangguk ketika pak Udin berpamit untuk melakukan patroli di seluruh penjuru sekolah sebelum stay di pintu gerbang.
"Owalah, kalau begitu bapak mau patroli dulu neng."
***
"Heh! Lo di panggil bu Indah ke ruangannya tu."
Zoe mengangkat pandangan ketika teman sekelasnya berujar di iringi gebrakkan meja.
"Saya?" ujar Zoe menunjuk dirinya.
"Ya iya elo. Sana gih, eneg gue liat muka lo."
Masih menampilkan senyuman Zoe beranjak bangkit dari kursinya. Gadis itu tak lupa mengucapkan terima kasih pada Feli –temen sekelasnya, meski yang di terima hanya decakan keluar dari mulut Feli.
"Cih!"
Zoe tidak ambil pusing. Ia melangkah keluar kelas sebelum bel masuk berbunyi. Di sepanjang lorong menuju ruang guru, beberapa siswi terang-terangan mengatakan dirinya.
"Permisi, bu Indah manggil saya?" ucap Zoe lalu duduk di kursi berhadapan dengan wali kelasnya itu.
"Uang spp kamu selama empat bulan ini sudah lunas dan ini nomor urut perserta untuk mengikuti ulangan kenaikkan kelas minggu depan."
Bu Indah menyodorkan selembar kertas kecil berwarna biru pada Zoe di atas meja. Guru yang juga sebagai wali kelas Zoe itu kembali berkutat pada tumbukan buku di mejanya.
"U–uang spp saya sudah lunas Bu?" Zoe menatap kartu nomor peserta itu dengan heran. "Tapi saya belum bayar spp saya bu, rencananya saya mau bayar lusa nanti."
Bu Indah menghantikan aktivitasnya sesaat dan menatap Zoe. "Kata bu Baret uang spp kamu sudah lunas. Kartu itu bu Baret sendiri yang ngasih ke saya tadi pagi," ucap bu Indah.
"Tapi bu saya ... "
"Coba kamu langsung tanyakan saja sama bu Baret." Bu Indah memotong ucapan Zoe yang belum selesai.
Zoe mengangguk mendengar saran dari wali kelasnya. "Kalau begitu saya permisi bu."
▪︎▪︎▪︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Pak Dokter!
Teen FictionErvan Adimas hanyalah pemuda yang sedang menjalani koas di RS Pelita. Memasuki tahun pertama di RS ia di buat kelabakan oleh gadis bersurai coklat yang mengaku sebagai istrinya. "Saya kangen ..." Ervan terdiam membeku saat seorang gadis tanpa rasa m...