HPD - T I G A B E L.A S

967 92 16
                                    

"Saga, tunggu!" teriak Ervan di lorong RS.

Saga berhenti tanpa membalikan badannya. Cowok berhodie NASA tersebut hanya diam di tempat seolah menunggu kelanjutan apa yang akan di ucapkan Ervan padanya.

"Lo..." Ervan menggeleng pelan, bukan itu yang ingin dia tanya. "Bagaimana bisa lo kenal Clara?"

"Clara?" beo Saga sedikit tidak paham, lalu berbalikan badan menghadap Ervan yang empat langkah jauh di depannya. "Maksud lo, Owi? Zoe Clarissa?"

Ervan mengangguk. "Kalian satu sekolah?" tanya nya.

"Bukan urusan lo!" Lalu Saga pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan dari sang kakak.

Di tempatnya berdiri, Ervan hanya diam melihat punggung Saga semakin menjauh lalu hilang di balik tembok.

Pria berjas putih kebanggaan seorang dokter tersebut hanya menghela napasnya pelan. Ervan tidak menyangka hari ini ia bisa bertemu lagi bersama adiknya setelah enam tahun yang lalu.

"Selamat sore Ervan," sapa Ardi dan Eva bersamaan.

Ervan tersenyun tipis lalu membalas sapaan rekan kerjanya. "Selamat sore Ardi, Eva. Oh ya, kalian lihat Dokter Rio, gak?"

"Setelah Operasi, tadi dokter Rio sama dokter Rindi di kantin coba dokter Ervan kesan, siapa tahu mereka masih di kantin," sahut Eva yang memang melihat Rio dan Rindi menuju kantin.

"Terima kasih, kalo gitu gue kesana dulu."

"Dokter Ervan," panggil Ardi.

Ervan menoleh menatapnya, "Ya?"

"Di sana," tunjuk Ardi pada ruangan UGD. "Bukannya dia cewek yang ngaku-ngaku istri dokter, kan?"

Ervan meringis mendengarnya. Tanpa ingin menjawab pertanyaan atau lebih tepatnya pernyataan tersebut dari Ardi, Ervan langsung pergi dari sana.

"Gue pergi dulu."

▪︎▪︎▪︎

Di ruang serba putih itu Zoe hanya melamun. Menatap langit-langit ruangan tempat ia di rawat dengan tatapan kosong.

Ia tidak menyangka harus kehilangkan calon anaknya, bayinya yang masih berumur 12 minggu dalam perutnya.

Meski di awal Zoe tidak menginginkan anak tersebut, bahkan sempat terpikiran untuk menggugurkan kandungannya tapi seorang ibu tetaplah ibu.

Berkat bertemu Ervan, Zoe mencoba menerima takdirnya. Ia juga mencoba menerima anak dalam kandungannya dan menyayangi calon anaknya itu.

Tapi, pendarahan yang di alami Zoe membuatnya harus kehilangkan calon anaknya. Dua kali pendarahan yang terjadi pada Zoe membuat kandungannya lemah dan berakhir keguguran.

"Ba...bayi ku," lirih Zoe yang kembali menangis. "Bayi ku..."

"Owi."

Zoe segera menoleh, di sana Saga berdiri di ambang pintu lalu masuk.

"Bagaimana keadaan lo?" tanya nya. "Ini gue bawa buah-buahan buat lo."

Zoe hanya diam. Ia memunggungi Saga dan kembali melamun.

"Permisi, saatnya sarapan untuk pasien." Ujar seorang suster yang sedang membawa nampan sarapan.

"Sini Sus, biar saya aja," sahut Saga mengambil nampan dari tangan Suster tersebut.

"Wi, sarapan dulu ya? Biar gue suapin." Saga mengaduk-aduk bubur di mangkuk tersebut lalu mengangsurkankan pada Zoe.

"Aaaaa... ayo, buka mulutnya."

"Pergi!" ujar Zoe dingin.

"Ayo buka mulut—"

Pyarr....

"Pergi!" teriak Zoe menghempaskan mangkuk berisi bubur tersebut.

Saga berusaha meredam emosinya. Cowok itu mencoba sabar menghadapi Zoe yang mungkin sangat membencinya. "Lo gak suka bubur ya? Kalo gitu lo makan buah aja, biar gue kupasin apelnya."

"Pergi! pergi Saga! Saya bilang pergi!"

"Owi, lo harus sarapan. Ayo makan—"

Tanpa sengaja Zoe menarik pisau yang Saga genggam lalu melukai tangan Saga.

"Akhh..." ringis Saga ketika tangannya terkena pisau.

Zoe gemetar lalu menjatuhkan pisau yang ia genggam saat melihat darah dari tangan Saga.

"Da...darah, Saga darah!"

Saga segera membawa Zoe kedalam pelukannya. Cewek itu bergumam menyebut 'darah' terus menerus.

"Gue gak apa-apa. Lo tenang ya?"

Zoe menggeleng dalam pelukan Saga. "Tapi tangan kamu—"

"Ssttt... udah, gak apa-apa. Ini bukan luka besar kok." ucap Saga mencoba menenangkan Zoe.

"Saga..." panggilnya dengan suara parau.

"Hm?"

"Bayi ku... Saga tolong selamatkan bayi ku."

Saga tersentak kaget, matanya tiba-tiba memerah setelah mengingat perbuatannya pada Zoe selama ini. "Maaf, maafin gue, Wi. Maaf..." ucap Saga berulang kali mengucapkan kata 'maaf'.

"Jadi, siswi bernama Owi yang di hamili Saga itu Zoe?" ucap seseorang di balik pintu lalu pergi.

︎▪︎▪︎

Part kali ini saya ngaret banget wkwk😂😂

Btw, Selamat Hari Raya Idul Adha 1442H❣
Untuk kita semua😊

Tahun ini, ada yg korban perasaan gak? Kayak mimin🤪😝

Next nya minggu depan. Insyaallah saya gak bakal ngaret lagi. Hehe



Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang