HPD - T U J U H

1K 112 35
                                    

7. Ada apa dengan Pak Dokter?

︎▪︎▪︎▪︎

"Memori daun pisang, nanananana ... " gadis itu duduk di kasur kecil miliknya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Aksi marah dengan Ervan karena masalah rujak dua hari yang lalu sepertinya sudah cukup untuk Zoe. 'Semoga saja pak dokter melupakan hutangnya' batin gadis itu.

Rencananya Zoe ingin ke RS untuk menemui Ervan. Kebetulan hari ini ia libur kerja di hari weekend.

"Kok lapar ya? Pada tadi udah makan." Zoe menggerutu di depan cermin. Sudah seminggu ini porsi makannya naik drastis. Badan gadis itu pun juga bertambah. Bukannya tinggi, tapi melar kesamping. Gendut.

Setelah berkutat di depan cermin Zoe menganyunkan kaki menuju dapur kecilnya. Gadis itu membuka tudung saji, lemari penyimpanan makanan juga kulkas tapi ternyata nihil, tidak ada makanan apa pun di sana.

"Aaa... pengen somay." Zoe merengek lalu merogoh saku celananya. Gadis berlesung pipit itu berbinar senang ketika mendapati uang lima puluh ribu di tangannya.

"Asik," seru Zoe dan berlari menuju kamarnya. "Nanti beli somay, telur gulung, terus thai tea untuk pak dokter."

▪︎▪︎▪︎

"Lin, Ervan mana?" ujar Rindi pada Lina yang sedang di pos jaga.

"Di ruangannya kali."

"Dia masih gak masuk, lagi?" Lina hanya mengangguk sebagai jawaban.

Rindi menghela napas, "Dia pasti masih nyalahin dirinya sendiri."

"Lo ke ruangannya gih, kayaknya Ervan butuh seseorang yang bisa dia jadikan sandarannya," ucap Lina.

"Tapi gue takut ganggu dia. Mungkin dia masih pengen sendiri."

"Coba aja. Mungkin Ervan butuh lo di sisinya."

Rindi terdiam lama. Dokter wanita itu akhirnya mengangguk setelah memikirkan saran dari Lina. "Kalo gitu gue ke ruangan Ervan dulu ya! Gue minta izin sebentar ke sana."

Lina menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kalo dokter Rio nyari gue atau ada hal darurat segera hubungi gue ya, Lin." seru Rindi sedikit berteriak pada Lina.

▪︎▪︎▪︎

"Sus, lihat dokter Ervan gak?" ujar Zoe bertanya pada perawat yang sedang lewat di depannya.

"Maaf saya gak lihat dek," jawab perawat tersebut.

Zoe mengucapkan terima kasih pada perawat tersebut dan kembali mencari Ervan.

"Pak dokter kemana sih?! Udah lantai ke tiga tapi masih gek ketemu, nanya sama suster juga mereka pada gak lihat." Zoe mengerutu di sepanjang lorong RS. Gadis itu merasa lelah dan akhirnya duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Van, mau sampai kapan lo kayak gini terus?"

Zoe menoleh ke sumber suara. Gadis itu melihat dokter wanita yang mencium pipi Ervan kemarin sedang berteriak pada seorang pria di depannya.

Hello, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang