-SENIN-
Kerusuhan di pagi hari layaknya sekumpulan hyena mencari mangsa. Tak dipungkiri trio kampret ikut berpartisipasi. Murid ips berlomba-lomba mengerjakan tugas matematika. Andhika berseru, "Cepatan woy! Upacara akan dimulai. Gue hitung nih. 1... 2--"
William maju ke depan membungkam mulut ketua kelas. Dia melotot garang. William mengkode lewat matanya, anak-anak yang belum selesai pun terselamatkan. Andhika menendang kakinya. Namun, tidak kena. William berhasil menghindarinya. Tangan satunya menulis dengan cepat.
Andhika menepis tangannya, dengan gesit Willam berkata, "Anak ips harus kompak di mana pun tempatnya. Lo sebagai ketua kelas perlu mendukung kita-kita yang kesusahan. Bener tak?" Dia berkoar dan diserukan oleh yang lain.
"BETUL BETUL BETUL!"
Andhika roll eyes. "15 menit lagi! Gak ada lagi gue tinggal!" Anak-anak ips bergerak dengan lincah.
......
Upacara Bendera
Usai bekerjasama. Trio kampret kembali ke barisan paling belakang. Rambut tertata rapi, seragam lengkap dengan atribut dan menyebarluaskan pesona. Bastian mengambil headseat dalam saku dan memasangkannya ke telinga, Hendrik heboh dengan ponselnya, sedangkan William asyik menguyah permen karet. Kedua tangan di saku dan matanya lurus ke depan.
Sebuah bayangan muncul di depannya. Mukanya pucat serta rambut panjangnya tertutup. William mengangkat sebelah alisnya dan bergumam, "Itu orang pasti setan. Makin ke sini makin aneh para hantu."
"Emangnya manusia aja yang bisa beraktivitas. Kami juga bisa tau," ujar salah satu dari mereka. William menoleh dan tertegun. Keduanya saling pandang.
"Ngapain lo di sini?"
"Ssst... liat ke depan," tegurnya.
Upacara bendera telah dimulai. Masing-masing siswa dan siswi berbaris dengan rapi dalam keadaan sikap sempurna. Semua orang pada serius hanya William saja yang sibuk senam kaki. Sosok tersebut mencubit lengannya. Dia meringis. Cubitannya hampir sama seperti digigit semut ya semacam itu lah. Dia merapatkan diri. Jari-jari bersentuhan. William menepisnya.
"Dilarang sentuh! Dasar genit."
Sosok tersebut terkekeh. Dia terus menganggunya. Hawa dingin menyapu sekitar. Digenggam erat oleh sepasang tangan yang hangat. Panas terik membuatnya lelah. Ingin tidur. Upacara berlangsung lama dan aktivitas mereka tidak diperhatikan orang lain.
William mundur ke belakang, punggungnya bertabrakan dengannya. "Jika lelah istirahatlah."
"Bodoh! Jika gue tidur yang ada jatuh ke bawah. Dasar setan sesat," gumamnya.
Keduanya terdiam. Pidato guru panjang kali lebar kali tinggi. Hendrik dan Bastian mulai bosan, tak sengaja bersandar ke bahu William. Dia menyindir, "Berat woy!" Dengan leluasa mereka merapatkan diri. Mengabaikan teguran bahkan hinaan yang terlontar dari mulutnya. Mau tidak mau William mengatupkan bibirnya. Malas berdebat!
Mentari semakin menyorot tajam. Tangannya sibuk mengipas dan mengeluh, "Anjay, bisa gosong gue kelamaan berjemur di sini."
Suara lain menyambar. "Apalagi gue, bisa-bisa nih ya make up gue luntur." William menoleh ke samping. Seorang gadis yang dikenalinya yakni Sindi sedang sibuk berkaca ria.
Mulutnya terbuka dengan sindiran sarkas terlontar. "Lagian pake bedak banyak amat udah kayak badut ancol aja."
Sindi mendelik sinis. "Iri bilang bos. Eh, lo kan si cowok rese itu!" Dia tersentak kaget saat mengenali sosok William.
"Biasa ajah kali neng. Gue emang cakep makasih," ucapnya dengan bangga. Hendrik mengangkat jempolnya ke depan, Bastian menyipit dan tampak apatis. Sindi mendengus. Dia bertukar tempat menjauh darinya.
.......
William menguap panjang. Bahu yang kaku direnggangkan. Dua kampret sudah kembali ke kandangnya. Dia menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Jari-jari dingin menyapu kulit kepalanya dan bermain di sekitar rambut. Willim menepisnya. "Jangan ganggu!"
Tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia meraba kolong meja dan mengangkat ponsel itu ke depan mata. Banyak pesan masuk. Dia duduk dengan tegak dan membaca salah satu pesan.
From: Penghuni Rsj
Baby, I miss you ♡William mual, bulu kuduknya merinding seketika. Jari-jarinya terdiam. Masih dengan orang yang sama pesan tersebut masuk memenuhi kolom chat. Dia hanya melihat tak berniat membalas terus men-skip dan pindah haluan beralih mendengarkan musik. Awalnya lagu terputar dengan lancar. Akan tetapi, suara berisik terdengar. Alisnya tertekuk dan mengernyit bingung. Dia mematikan ponsel dan menoleh ke samping.
Wajah tak berekspresi muncul di depan matanya. Beruntung William sudah tahan banting segala bentuk makhluk astral membuatnya tak takut. Dia sudah terbiasa melihat yang tak terlihat. William membalikkan kepalanya menatap tembok. Bisikan samar menyapu telinganya yang sensitif membuatnya geli dan berakhir menendang kursi.
Hendrik menggebrak meja. "Ah, sial! Kalah lagi kalah lagi!" Baru saja dia bermain wormzone dan akhirnya tak sesuai ekpetasi. Dia menyudahi permainan dan melirik kanan dan kiri. Tidak ada yang seru. Hendrik mencolek Bastian, sang empu tak bergeming.
"Pssst ... hey ... Juned!" Hendrik berbisik ke samping. Suaranya tak diperdengarkan membuatnya kesal. Dia melempar kertas dan berhasil mengenai kepalanya. William mendongak dengan tatapan malas. Mereka berbalas pesan.
Note:
《BABON IS HENDRIK》
《JUNED IS WILLIAM》Babon:
Pulang sekolah nongkrong kuy di tempat biasaJuned:
MalasBabon:
Lo gak bosan apa tidur mulu? Tiati berpindah dimensiJuned:
Boleh juga tuh. Siapa tahu ketemu peri cantik. Uh, jodohkuBabon:
Dasar gila! Oiya gue masih penasaran sama Kak Helen. Gue yakin dia masih hidup!Juned is writing a message...
Juned:
Hm ... lo beneran yakin gitu? Secara udah beberapa tahun kakak lo itu ilangBabon:
Gue yakin 100% Gue liat sendiri di jalan yang kita pernah datangi. Dia ada di dalam mobil! Please bantuin gue WillJuned:
Ok. Karena gue baik heheeBabon:
Thanks. Oiya lo masih bisa liat setan gk?Juned:
Yaya bisa jadi. Why?Babon:
Coba lo tanyain mereka gitu siapa tahu pernah liat kakak gue di suatu tempat.Juned:
Lo pikir itu setan satpam? Jangan ngaco kan kata lo kak Helen masih hidup. Yaudah pegang buktinya dan kita eksekusi bareng-bareng. Ajak Ucup juga yoBabon:
Yowislah. Hayuk ajah gue mah.Juned:
Gue mau tidur lgi! Ngantuk! SekianHendrik melirik William yang sudah kembali ke posisi awal hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia pun mengakhiri percakapan. Pelajaran pertama, kedua dan ketiga berjalan dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Bastian memeriksa pesan masuk dan tak peduli dengan isinya.
☆☆ To Be Continued ☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission Puzzle
Mystère / Thriller[AKAN UPDATE JIKA TIDAK EROR!] Kisah tentang keseruan Trinity Squad dalam menyelesaikan sebuah misi yang menegangkan serta kekonyolan absurd menghiasi. Persahabatan bagaikan kepompong terjalin kuat meskipun banyak sekali rintangan yang sulit dihadap...