Song: Way back home- Shaun🎶
________
Pukul 5 pagi, Lisa sudah keluar dalam keadaan segar dari kamar mandi. Ia dengan bertelanjang dada berjalan menuju lemari sembari mengusak-usak rambut tebal miliknya.
Usai mengenakan setelan santai yang kiranya cocok, Lisa beralih menghampiri meja belajar. Mengibas-ibaskan beberapa kali sajadahnya, lantas menggelar kain berukuran 55×105 centi itu untuk memuja sang pencipta bersama udara subuh.
Hari ini hari minggu. Setelah berbulan-bulan berjuang untuk seleksi olimpiade kemarin, kini saatnya untuk Lisa sedikit memanjakan tubuhnya. Ya... meskipun tak serta merta seperti itu. Karena nyatanya ia akan berjuang lebih keras lagi di olimpiade sesungguhnya.
Sejak mengucurnya air pagi membasahi tubuh, pelajar yang beberapa minggu lagi akan memasuki usia 16 tahun itu sudah menyusun skenario untuk ia habiskan seharian penuh.
Oleh karena itu, usai menuntaskan kewajibannya pada sang pencipta Lisa tak lantas kembali mengitirahatkan tubuh. Ia memilih beranjak keluar menuju teras rumah, sedikit memanaskan tubuh sebelum mulai beraksi.
Mungkin sekitar setengah jam Lisa baru menyudahinya. Setelah menuntaskan putaran terakhir, Lisa langsung meneruskan langkahnya menuruni anak tangga. Kali ini ia akan bermain dengan air di bagasi rumah Anna.
Seperti minggu-minggu sebelumnya selama satu tahun belakangan, Lisa tak pernah absen untuk memandikan semua kendaraan di bagasi itu. Baik motornya sendiri, mobil-mobil Wira, hingga sepeda milik Jennie dan Anna pasti terkena sentuhannya. Entah akan digunakan ataupun tidak nantinya.
Sebenarnya Lisa tak perlu melakukan itu. Wira sendiri bahkan sempat melarang. Namun meski begitu tetap saja Lisa melakukannya. Katanya, lumayan untuk mengisi agenda hari minggu yang kosong.
Lisa juga merasa tak tahu terima kasih jika hanya berleha-leha di rumah. Setidaknya dengan membersihkan kendaraan pria baik hati itu, ia bisa sedikit membalas budi meski tak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang Wira beri.
"Loh, Lisa? Tumben pagi banget. Ngga nungguin om dulu lagi. Kamu mau nyuri start ya? Ngaku!"
Pria yang baru singgah beberapa detik di pikirannya muncul. Lisa terkekeh kecil sebelum membalasnya dengan salam.
"Pagi, om. Om ngga jadi nginep?"Pria setengah baya namun berbadan atletis itu menghampiri kran air.
"Ngga, Li. Ternyata om salah baca sms. Om kira acara resepsi nikahan, eh ternyata cuma syukuran kecil-kecilan. Pantes aja pas dateng ngga ada dekor apapun. Acaranya juga habis maghrib baru dimulai. Malu banget. Mana om diliatin terus lagi. Dikira salah kostum karena pake jas." Curhat Wira panjang lebar sambil menyirami bagian mobil yang sudah Lisa sabuni.Kali ini bukan hanya kekehan. Pria berumur dua kali lipat dari usianya itu berhasil membuat Lisa terbahak cukup keras. Wira pun ikut tertawa mengingat momen konyolnya kemarin.
"Lah itu tukang sayur baru nongol. Ini masih pagi banget dong ya."
"Iya."
"Terus kenapa udah cuci-cuci? Itu baju kamu juga udah kamu cuci-in lagi. Rajin banget."
"Haha. Daripada diem ngga ada kerjaan, om. Lisa juga mau hemat waktu buat belajar nanti. Kalau cucian itu mah udah dari kemarin sore."
"Ck. Kerajinan kamu... Ini minggu loh. Udah, tinggalin dulu buku-bukumu. Kita main catur aja sama pak Burhan di pos. Hahaha..." Ejek Wira dengan nada candaan, kembali mengundang tawa renyah keduanya.
Pagi ini cukup baik untuk awal Lisa memulai hari. Ia cukup bersyukur waktu paginya langsung dipertemukan dengan Wira. Setidaknya guyonan Wira mampu membuatnya lupa akan kejadian semalam bersama putri pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EIS:SIE
Fanfiction[JENLISA] *** Dirimu yang dingin namun manis. Dirimu yang kusebut es krim, aku punya satu pertanyaan untukmu. Benarkah dari kebersamaan kita, yang boleh aku nikmati hanya aura dingin dan wajah manismu? Hanya es krim? Tidak bisa kau lebihkan sedikit...