26. CANTEEN

1.2K 153 49
                                    

Swipe👉
Song: HIVI!- New songs full

____________________

Baru ini liat es krim makan es krim.
__________





~🌸🌼🌸~


"LISAAA!!!"

"Iyaa?"

"LIAT KAOS KAKI GUE NGGA??"

"Di keranjang ngga adakah?"

"ENGGA!"

"Bentar bentar! Kayaknya keikut punya aku. Bentar!"
Balasan ketiga Lisa dari kamar mandi tetap terdengar samar. Lelaki itu sejak 10 menit lalu masih belum usai berperang mengeluarkan ampas perutnya.

Jennie duduk di permukaan kasur menunggu Lisa. Karena sudah siap dan tidak tahu harus melakukan apa, ia memilih diam menatapi langit-langit kamarnya.

Dalam diamnya satu hembusan napas lolos. Hari ini sudah terlewat satu hari dari waktu yang ditentukan sekolah untuk skors-nya. Hari ini pula Jennie harus kembali bersekolah.

Yang artinya ia akan kembali berjumpa dengan teman-teman dan warga sekolah lainnya.

Resah. Batin Jennie rasanya ingin memberontak untuk mengatakan jika ia belum siap. Membayangkan tatapan para siswa atau paling parah gunjingan mereka, akan jadi apa dirinya?

Sebelumnya tidak pernah sekalipun Jennie seperti ini. Ia tipe yang masa bodoh. Baginya ini adalah hidupnya dan ia yang menjalaninya. Tapi kali ini masalahnya berbeda. You know-lah...

"Kaos kaki yang mana? Pendek atau panjang?"

Jennie beranjak duduk. Ia tidak sadar Lisa ternyata sudah berdiri di samping lemari.

"Panjang." Jawabnya.

Lisa berjongkok. Lemari bawah di sisi bagiannya yang berisi atribut dipilah satu persatu hingga menemukan kaos kaki yang diminta Jennie.

"Nih."

"Kok di lemari elo?" Tanya Jennie heran.

"Iya. Kemarin pas bibi lipet-lipet aku suruh gabung."

"Kenapa?"

"Waktu itu aku liat lemari kamu hampir kepenuhan. Kalo atribut sekolah kita dijadiin satu, kan kamu masih punya satu ruang lagi."

Terdiam untuk berpikir, kepala Jennie kemudian memanggut pelan.
"Iya sih."
Cerdik juga pemikiran pemuda itu, pikirnya.
"Makasih by the way. Lo tau apa yang gue butuhin."

Ungkapan terima kasih Jennie membuat Lisa yang tadinya menyambi menata buku menoleh dan terkekeh kecil.
"Makasih segala. Kayak sama orang lain aja."

"Kalo aku mau, aku juga bisa tau luar dalem kamu ngelebihin bang Nathan, Jennie." Suara hati Lisa ikut menjawab dengan congkak. Hust! Sedikit maksudnya.

"Lo juga dikit-dikit bilang makasih sama gue ya. Dasar ngga sadar diri." Sewot Jennie berlagak tidak terima.

"Ya, kan aku berusaha sopan."

"Lah emang gue barusan lagi berusaha apa? Ngajak tawuran? Terus maksudnya cuma lo doang yang boleh sopan yang boleh bilang makasih? Gue engga boleh?"

"Hah? Eng__engga gitu, Jennie. Maksud aku itu__ akh! Ya gitulah."

"Ya gitu apa?" Tantang Jennie, berdiri sambil berkacak pinggang.

"Ya gitu. Kita, kan__ ah udahlah iya aku yang salah. Maaf." Lisa mengalah setengah terpaksa. Nampaknya lelaki itu sudah frustasi hingga memilih kembali berbalik mencari setelannya.

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang