28. KAI'S SUSPICION

1.3K 188 115
                                    


Sorry. Sorryyyyy banget. Aku jangan up. Sebenernya ngerasa bersalah banget aama kalian. Tapi akhir-akhir ini emang lagi sibuk. Seminggu ini malah di rumah itu cuma pas jam makan siang sama mau maghrib.

Sorry yaa. Makasih udah bertahan💛💛

Happy reading...

💫🌻💫


"Lain kali ngga usah kayak gitu. Bikin malu tau ngga."

Rematan pada blouse-nya kian erat. Namun ia tetap diam dan tidak berani untuk sekedar mendongak menatap.

Jennie tahu. Apa yang dilakukannya tadi memang cukup mengundang perhatian. Namun baginya itu masih di batas wajar, karena ia pun tidak tahu harus berbuat apa lagi agar mendapat perhatian Lisa.

"Kamu marah?" Tidak tahan, Jennie mencoba bertanya amat pelan.

Langkah Lisa berhenti.
"Pikir sendiri." Ucapnya acuh dan kembali berjalan.

Tak perlu ditanya, sengatan menyakitkan sudah pasti tengah menerjang relung hati Jennie. Matanya mulai panas dan hampir menumpahkan air, namun urung melihat Lisa menaiki motornya. Ia pun berlari kecil untuk menyusul pemuda itu.

"Ngapain kamu?"

Kaki Jennie yang baru memijak footstep kembali turun.
"Ikut kam__"

"Aku mau jalan sama Oliv."

Sesak. Rasa asing yang hampir 2 minggu dirasakannya kembali hadir, sesak. Jennie tak pernah membayangkan akan sesakit ini.

"Tap__"

Kata pertama Jennie tak sampai tuntas terucap. Bagai terbawa angin bersama Lisa yang melaju pergi tanpa memerdulikannya.

Dan kali ini tidak ada yang terurung. Yang seharusnya jatuh benar-benar jatuh. Air mata pertamanya hari ini akhirnya tumpah oleh orang yang sama.

Jennie cepat-cepat mengusapnya. Ia sadar akan sangat memalukan jika dilihat orang yang berlalu lalang. Setidaknya lekas dihilangkan, sebab untuk berpindah tempat ia masih perlu mengumpulkan tenaga.

"Jennie?"

Suara melodius di sampingnya menyapa disertai nada tanya. Jennie menoleh dan disuguhi pemuda yang berstatus sebagai kekasihnya menatap terkejut padanya.

"Loh? Kamu kenapa?"

"Ngga papa." Jennie kembali berpaling agar tidak terus ditatap.

"Tapi kamu nangis. Kamu kenapa? Lisa ngapain kam_"

"Aku bilang ngga papa, Kai." Tegas Jennie, sedikit kesal karena Lisa seolah disalahkan.

Jennie setelah itu melakukan refleks menghindar karena tangan Kai mencoba menyentuh wajahnya. Dan ia sadar tingkahnya membuat Kai sempat terdiam. Bahkan Jennie mendengar dengan jelas helaannya.

"Mau aku anter pulang?"

Kepala Jennie menggeleng.
"Aku udah pesen ojol." Bohongnya lancar.

"Yaudah. Aku temenin sampe dateng."

"Ngga perlu. Bentar lagi juga nyampe." Mata tajamnya sedikit melirik.
"Kamu masuk aja lagi. Aku bisa sendiri."

Sekali lagi Kai menghela. Sebelum kemudian mengiyakan dan berbalik pergi dengan berat hati.

Jennie setelah itu merealisasikan kebohongannya. Ia benar-benar memesan ojek online. Mungkin sekitar 10 menit menunggu, jemputannya tiba dan ia lekas dibawa melaju.

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang