Hoi! Ada yang nunggu? Sorry ya lama, lagi banyak kesibukan.
Semoga memuaskaaaannn💛💛
****
"Sin enam puluh derajat. Berarti..."
Lisa menghitung jari di tangan kirinya.
"Nol, setengah, setengah akar dua, setengah akar tig__"Buku tulis berwarna merah tiba-tiba jatuh di atas bukunya yang terbuka. Hitungannya berhenti, berganti mendongak menatap pelaku.
"Lo pinter, kan? Kerjain tuh."
"Ha?"
Lisa menatap Jennie dan buku tadi bergantian. Lalu tangannya bergerak membuka, mencari tugas yang dipasrahkan Jennie.
"Uma' ai..." Cengangnya, lantas menoleh cepat pada Jennie di ranjang."Ini banyak banget. Aku kayaknya ngga bisa malam ini. Besok gimana?"
Jennie melirik sesaat.
"Besok dikumpul."
Lalu kembali menatap ponsel."Aih... gimana ha'? Aku juga mau kumpul sama temen-temen." Gumam Lisa, menggaruk rambut sambil meringis bingung.
"Ya udah sih kalo ngga mau tinggal bilang. Gue juga mintanya ngga maksa." Ujar Jennie sedikit kesal, ucapan Lisa seolah ia sangat membutuhkannya.
Lisa sempat terdiam.
"Ck. Gitu aja diambil hati kamu ini. Aku cuma bercanda." Ujarnya yang melihat Jennie bersiap bangkit dari ranjang.Dalam kepala Lisa mulai berpikir. Setelah ini ia akan mencari alasan untuk membatalkan janji atau meminta mengundur waktu bertemu dengan para sahabatnya. Biarlah berbohong sekali-kali, memiliki waktu bersama Jennie jauh lebih susah didapatkan.
Lisa mengambil pulpennya dan buku Jennie. Lalu setelah itu beralih merogoh tas sekolahnya yang terbuka. Mendapatkan apa yang dicari, Lisa beranjak mendekati Jennie.
"Nih."Dahi Jennie mengerut. Sedari tadi matanya memang mengikuti Lisa dan sudah mengira lelaki itu akan memberinya makanan seperti biasa. Tapi yang disuguhkan kali ini sedikit berbeda.
"Keripik strawberry. Buatan mamanya bang Jisoo." Ucap Lisa menjelaskan.
"Hah? Keripik? Rasanya?" Tanya Jennie bingung dan penasaran.
"Ya kayak keripik. Tapi ada rasa-rasa strawberry gitu. Gih coba."
Jennie yang memang sudah ingin tahu rasanya tanpa bertanya lagi langsung menerima. Namun belum saja tersentuh, Lisa lebih dulu menjauhkan keripik tadi.
Jennie mengernyit antara bingung dan kesal. Berbanding terbalik dengan Lisa yang justru tersenyum.
"Ngga gratis." Ujarnya, lalu menempelkan ujung tiga ujung jari tangan kirinya di bibir.
"Lo__" Ucapan Jennie terputus. Tangan Lisa yang tiba-tiba beralih hinggap di pipinyalah penyebabnya.
"Lunas. Hehe."
Lisa meletakkan keripiknya di pangkuan Jennie, sebelum kemudian berlari secepat mungkin keluar kamar.□♤□
Lisa bersama abang-abangnya tengah berkumpul di ruang tamu rumah Jisoo. Sesuai permintaannya tiga hari lalu, waktu bertemu mereka di-reschedule menjadi hari ini.Waktu itu entah memang kebetulan atau apa, Jisoo, Kai dan Taehyung juga tiba-tiba memiliki kesibukan mendadak.
"Gue seneng sih lo mau nerima tawaran Esa buat gantiin dia. Tapi kenapa yang kapten basket lo ngga mau? Malah milih jadi Shooting Guard lagi." Tanya Taehyung, membuat Lisa berhenti memetik asal senar gitar Jisoo.
"Anggota lamanya banyak yang mampu, bang. Lagian aku latihan sama kak Esa juga cuma dua minggu. Ya kali kapten tapi ngga seandal anggotanya. Kan aneh."
Taehyung terdiam sebentar, lalu mengangguk-angguk.
"Iya sih. Gue jadi elo juga mikirnya gitu. Cari aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
EIS:SIE
Fanfic[JENLISA] *** Dirimu yang dingin namun manis. Dirimu yang kusebut es krim, aku punya satu pertanyaan untukmu. Benarkah dari kebersamaan kita, yang boleh aku nikmati hanya aura dingin dan wajah manismu? Hanya es krim? Tidak bisa kau lebihkan sedikit...