29. I'M ONLY HUMAN

1.7K 222 102
                                    


Song: depresing songs🎶

______________________

Simpel. Kita hidup di dunia yang terbatas, udah pasti semuanya punya batas.


_______

💫🌻💫

Tok tok tok~

Lisa di depan cermin menoleh dengan wajah setengah kesal ke arah pintu.

"Angga bangun, nak."

Decakannya keluar.
"Ngga jelas. Mau berangkat kapan jam segini baru dibangunin."
Tanpa ingin membalas ataupun beranjak membukakan, Lisa kembali berusaha mencoba memasang dasi sekolahnya.

"Ini gimana sih?!"

Beberapa kali mencoba, Lisa tetap tidak bisa. Hasilnya selalu gagal dan tidak rapi.

Jujur saja ia memanglah tidak begitu ahli membuat simpul dasi. Sejak dulu yang dikenakannya adalah dasi siap pakai yang terdapat perekat di ujungnya.

Namun tempo waktu telah terjadi pertukaran. Lisa memakai milik seorang gadis dengan pengajuan syarat ketika bersekolah, gadis itu yang harus selalu memasangkannya. Dan sekarang Lisa menyesal tidak mempelajarinya sendiri.

Siapa lagi, gadis tentu saja Jennie.

"Ck."

Lelaki itu menyahut tasnya di ranjang dan keluar kamar. Ia menuruni anak tangga dengan langkah lumayan cepat.

"Loh kamu mau kemana, kok pake seragam?"

Langkah Lisa berhenti tepat sejajar meja pantry.
"Ada rapat investor di sekolah." Jawabnya tanpa menoleh.

"Ck. Orang itu ada aja kelakuannya. Udah diliburin masih disuruh kerja. Emang anak aku babu apa." Wanita setengah baya di depan penggorengan itu mengomel.
"Ngga usah buru-buru. Sana duduk, makan dulu. Mommy buat ayam goreng."

Lisa masih diam. Tak berselang lama ia mengikuti perintah wanita tadi setelah menghela napas cukup jelas.

"Nah, udah mateng."

Mommy Lisa berpindah menghampiri putranya di meja makan. Ia membalik piring tepat di depan Lisa lalu diisi nasi.

"Aku ngga sarapan." Kalimat lelaki 17 tahun itu membuat gerak tangan si wanita berhenti.

"Kenap_"

"Acaranya pagi. Jadi harus siap-siap dari sekarang." Potong Lisa.

Keduanya berpandangan beberapa saat. Hingga si wanita menghela dan mulai mengembalikan nasinya.

Hati kecil Lisa tidak nyaman. Ia merasa keterlaluan.
"Dibekalin aja. Nanti aku makan di sana." Ucapnya kemudian.

Berhasil. Wanita yang menyebut dirinya mommy itu dengan semangat langsung mengambil kotak bekal di rak. Lalu mengisinya dengan nasi dan berbagai lauk pauk.

"Nanti langsung ke sekolah. Ngga usah mampir ke mana-mana."

Ctak!

"Nih."

Lisa menerima kotak bekal tadi dan memasukkannya ke dalam tas.

"Oh iya. Nanti jangan mau diajak ngobrol si Wira. Dia pasti ada maunya. Soalnya tadi sebelum mommy bangunin kamu, dia telepon bilang anaknya yang kurang ajar itu pingsan. Dia nyusuh mommy buat bilang ke kamu. Kayaknya nyuruh kamu buat ke sana."

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang