Dinikmati dulu. Dan tolong banget jangan minta ini itu dulu ya. Soalnya aku udah punya gambaran buat chapter selanjutnya. Takutnya buyar hehe...
Terima kasih pengertiannya😊
~🌸🌼🌸~
"Buft... HAHAHAHA..."
"Gila, Li. Gue malu banget kalo jadi elo."
Taehyung dan Ryan tidak bisa untuk tidak tertawa setelah mendengar cerita Lisa tentang dirinya beberapa hari lalu. Meja lesehan bahkan menjadi sasaran Taehyung yang sudah kelewat terpingkal.
"Sakit tau." Cemberut Lisa, lantas matanya melirik sebal pada meja sudut. Gadis satu-satunya di cafe mereka yang akan dibuka perdana beberapa menit lagi itu tengah terkikik tertahan.
"Ini bang Ji sama Bang Kai mana ya? Kok belum nongol dari tadi?" Kata Taehyung sambil mengotak-atik ponsel.
"Gue keluar dulu bentar ya. Lo kalo mau minum atau ngemil ambil aja di dapur, Yan.""Aman, bang."
Melihat Taehyung sudah berjalan keluar, Lisa di tempatnya tersenyum senang.
"Yan, aku tinggal bentar ya."
"Lahterus gue di sini sama siapa?"
"Ke Jennie doang kok, bentar. Barusan manggil."
"Ya udah deh."
Dengan langkah tenang, pemuda bersetelan kaos putih panjang terus mengulum senyum. Tidak sabar ingin berbicara dengan pujaan hatinya.
Suara peraduan tangan Lisa yang terlipat di atas meja terdengar setelah pemuda itu duduk. Kemudian disusul hembusan napas yang sedikit keras, mengakibatkan sang gadis menoleh.
"Aku tadi diketawain." Lisa meletakkan kepalanya di atas tangan dan mulai mengaduh.
"Gara-gara kamu pas itu." Sambungnya mengerucutkan bibir sekilas."Rasain." Ejek Jennie menjulurkan lidah.
Decakan Lisa menyusul. Kemudian menarik tangan kiri Jennie yang masih memegangi ponsel untuk ditaruh di pipinya, digerakkan untuk mengusap.
Kebiasaan baru Lisa ketika mengobrol, atau sekedar duduk bersama menonton televisi beberapa hari terakhir.
"Li, ish! Apaan sih?" Jennie menarik tangannya.
"Cuma pinjem bentar."
Lisa tak ingin kalah, ia mengambil kembali tangan Jennie.
"Aku capek tau. Pulang jum'atan ngga ada tidur."Puk
Jennie menepuk pipi Lisa.
"Ngga cuma lo doang. Yang lain juga sama. Udah ngga usah manja. Lo tau gue lagi deket sama Kai, nanti kalo liat dia marah."Si pemuda mendengus mendengar itu. Tatapan manjanya seketika hilang dan berubah menjadi tajam. Kepalanya kemudian ditegakan menjadi menyorot lurus apapun di depannya.
"Cuma pengen manja-manja bentar aja banyak banget alasannya."
Jennie dibuat terdiam sebentar. Mata kucingnya refleks melirik. Ia menangkap keluhan dari kalimat singkat Lisa itu.
"Ngga usah ngelunjak. Dari awal kita udah sepakat cuma temenan. Sesuai sama yang lo minta, kan?"
Entah mengapa Jennie sedikit terpancing mendengarnya hingga membalas demikian."Ya seenggaknya aku juga berhak dapet perhatian kamu. I'm your husband. Aku juga mintanya ngga berlebihan, masih dibatas wajar." Ujar Lisa menyangkal. Ia kemudian bangkit dan pergi menuju dapur.
Jennie sontak mengerut bingung. Netranya masih mengekori Lisa, sambil berpikir apakah perkataannya tadi cukup pedas hingga membuat lelaki itu tampak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EIS:SIE
Fanfiction[JENLISA] *** Dirimu yang dingin namun manis. Dirimu yang kusebut es krim, aku punya satu pertanyaan untukmu. Benarkah dari kebersamaan kita, yang boleh aku nikmati hanya aura dingin dan wajah manismu? Hanya es krim? Tidak bisa kau lebihkan sedikit...