30. CLEAR

1.6K 210 109
                                    



💫🌻💫

9 bulan lalu...

Pukul satu dini hari ini ada yang berbeda dengan kamar pasangan muda yang selalu terang benderang. Lenguhan serta erangan kesakitan beberapa kali terdengar dalam kurun waktu 10 menit terakhir.

"Ergh..."

Mungkin karena sudah teramat tidak tahan, Jennie akhirnya terpaksa membuka mata. Seketika itu meringis memegangi dada kirinya.

"Huh... ayo dong... jangan sakit sekarang..."
Jennie memohon lirih seraya semakin meringkuk.

Sekitar 5 menit posisinya masih belum berubah. Yang dirasakan pun sama, belum ada mereda sama sekali.

Jennie duduk tiba-tiba. Tangannya yang sudah terdapat keringat berusaha membuka laci nakas dimana obatnya berada. Dengan air dalam gelas yang tersisa amat sedikit, ia menenggak pil-pilnya dengan susah payah. Setelah itu kembali merebah memburu napas.

"Li." Suara Jennie sedikit serak.
"Lisa."

Karena belum juga ada sahutan, tanpa pikir panjang tangan Jennie bergerak meraba nakas lalu menjatuhkan gelasnya hingga pecah. Tidak ada pilihan lain. Sampai sekarat pun ia tidak akan mampu membuat Lisa terjaga jika terus memanggil dengan suara lemah seperti tadi.

Untungnya usaha Jennie barusan tidak sia-sia. Lisa dari tikar yang ditidurinya langsung terduduk. Mata merahnya berkeliling mencari sumber suara yang baru saja mengejutkannya.

"Li." Panggil Jennie berbisik.

"Iya?" Respons Lisa spontan menoleh.
"Kenapa?" Tanyanya dengan suara masih terdengar serak.

Jennie tidak langsung berucap. Ia terpejam sebentar untuk menetralkan deru napas dan suaranya.
"Gue laper. Ambilin makan di bawah." Jennie berusaha menggunakan suara senormal mungkin.

"Hah? Tapi, kan udah habis semua buat kita makan malem."

"Ya elo masak lagilah bego."

"Hah? Aku, kan ngga bisa mas_"

"Gue ngga peduli! Masak apa aja yang lo bisa." Gertak Jennie pelan yang setelah itu berubah menjadi erangan tertahan.
"Cepet!"

"A_iya iya."
Lisa bangkit terburu dengan tenaga yang baru dikumpulkan seadanya.

Dari sisi Jennie, gadis itu lamat-lamat mendengar suara pintu kamarnya dibuka. Disusul setelah itu langkah Lisa yang menapak pelan dan menjauh. Ia yang sudah merasa aman, langsung saja mengerang kesakitan di tempatnya.

"Mama, sakit..."


∞🌻∞



Lisa berkacak pinggang di depan kulkas dengan alis berkerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lisa berkacak pinggang di depan kulkas dengan alis berkerut. Ia tengah mengamati isi kulkas seraya mengistirahatkan kakinya sebentar. Kelelahan karena mengitari dapur, membuka satu persatu lemari gantung, hingga memeriksa panci-panci kotor di wastafel yang berujung sia-sia.

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang