WOY!! YANG BETULLAAAH!!! AKU NGGA SADAR KALO INI CERITA VOTENYA UDAH 1K😭😭Love you semuanyaaaaaa!! Sorry banget banyak part yang ngga muasin tapi kalian tetep sempetin baca huhuu😭😭
Sorry juga sekarang jarang update. Aku sibuk belajar sama ngejar materi buat OSN. Mohon doanyaaaa🙏🙏
So, buat memperingati 1k vote. Gue up nih. Semoga sesuai harapan yaa.
**********
Mata Jennie menjurus lurus pada karpet rasfur di bawah kakinya. Kondisinya saat ini tengah termenung, barangkali memikirkan beban hidupnya.
Tidak. Kali ini rasanya lebih besar dari sekedar beban hidup.
Lisa.
Nama itu, Jennie dibuat pusing sendiri memikirkannya. Ia merasa Lisa kian hari kian menjadi. Jika beberapa bulan lalu pemuda itu hanya berani mengganggunya saat di rumah, kini Lisa mulai melebarkan sayap hingga ke sekolah dan tempat umum.
Pernah suatu hari Jennie amat muak hingga mengancam akan melaporkan perlakuan kurang ajarnya pada Mino. Tapi reaksi Lisa? Ia malah tersenyum dan berkata, "Bilang aja. Nanti aku juga bilang papa kalo kamu masih pacaran sama dia. Impas, kan?"
Sungguh. Saat itu ingin sekali Jennie mencekik lehernya hingga lelaki itu meregang nyawa. Rupanya perkembangan Lisa sudah mencapai tingkat berani mengancam. Sial!
"Jennie! Hai!"
Sapaan orang yang sejak tadi lalu lalang di pikirannya mengalun keras dan riang setelah suara pintu terbuka lebih dulu terdengar. Jennie refleks menoleh, lantas disuguhi Lisa yang berjalan mendekat sambil bersembunyi tangan.
"Tebak. Aku bawa apa sekarang? Taraaa!! Dua kotak strawberryyy!"
Bertanya sendiri, menjawab sendiri. Jennie dibuat kebingungan dengan tingkah Lisa barusan.
"Sekarang kamu tebak lagi. Mana yang paling mahal? Ini apa ini?"
Bukannya menjawab, Jennie malah tak berhenti menatap aneh Lisa yang sudah mengambil duduk di bawahnya.
"Hei! Kok ngelamun? Ayo cepet jawab!" Suruh Lisa setelah melambai-lambaikan satu kotak strawberry, mencoba mengembalikan kesadaran Jennie.
Jennie masih tak bersuara. Namun kepalanya mengendik ke arah kanan, bermaksud memberitahu pilihannya.
"Sip! Pintar!" Girang Lisa sempat mengacungkan jempolnya.
"Nih, hadiahnya. Buat kamu semua. Aku mau mandi dulu. Gerah." Ia meletakkan dua kotak buah merah tadi ke pangkuan Jennie, lantas bangkit dan berlari masuk kamar mandi.Lain halnya dengan Jennie yang justru seperti terhenyak di tempat. Walaupun tidak sepenuhnya, karena matanya masih bergerak kebingungan menatap strawberry dan pintu kamar mandi bergantian.
Tiba-tiba ia terkekeh. Bayangan tingkah random Lisa barusan baru disadarinya jika amat lucu.
Cklek~
Suara pintu terbuka membuat senyuman Jennie mendadak hilang. Lisa yang tercengir kembali menjadi objek matanya saat menoleh.
"Hehe... baju gantinya ketinggalan." Ujarnya sambil menggaruk kepala belakang. Ia berjalan cepat menuju lemari.
"Dimakan loh. Jangan dibuang." Lisa memperingati disela gerakannya mencari baju.
"Hm." Dehem Jennie sambil tersenyum kecil nan samar. Lantas segera hilang saat Lisa kembali berjalan dan menoleh ke arahnya.
"Daaah..."
Seusainya pintu kamar mandi ditutup, tawa kecil Jennie kembali muncul. Selain menyebalkan, tingkah pemuda itu semakin ke sini juga semakin random dan aneh.
"Sinting emang."
KAMU SEDANG MEMBACA
EIS:SIE
Fanfiction[JENLISA] *** Dirimu yang dingin namun manis. Dirimu yang kusebut es krim, aku punya satu pertanyaan untukmu. Benarkah dari kebersamaan kita, yang boleh aku nikmati hanya aura dingin dan wajah manismu? Hanya es krim? Tidak bisa kau lebihkan sedikit...