18. I LOVE YOU

1.4K 148 27
                                    

Dabel ap nihh...

***

Terdengar rengekan lirih nan manja seusainya Lisa mematikan mesin motor.
"Bentar. Kamu diem dulu." Cegahnya, dengan cepat turun dari motor yang ditungganginya.

Satu tas berukuran sedang di samping tempat kakinya ia ambil. Lisa menyangkutkannya pada bahu, kemudian baru beralih mengambil balita di dekapan Jennie.

"Sini."

Setelah membenahi posisi balita tersebut di gendongannya, giliran Jennie yang turun. Mereka masuk bersama ke dalam rumah yang sudah nampak sepi, dan hanya terdengar suara televisi menyala.

"Assalamualaikum..." Lisa mengucapkan salam.

"Waalaikum salam. Loh, ini anaknya Tika, kan? Kok ikut?"

Pertanyaan Youna mengambil atensi para remaja yang tadinya fokus pada layar televisi. Mereka serentak bangkit dan mendekat.

"Iya, m__tan."

"Loh? Kenapa Revo dibawa?" Giliran Jisoo yang bertanya.

"Dia tadi nangis lagi, ngga bolehin Lisa sama Jennie pulang. Terus sama mamanya boleh dibawa. Katanya emang sering nginep di sini." Jelas Lisa, menimang samar Revo yang sedikit merengek.

"Aneh anak ini. Padahal baru kenal tadi loh. Udah selengket ini sama lo berdua."

"Ho'oh. Sampe nangis kejer pas kita mau pulang." Angguk Taehyung, mengingat kejadian seusai maghrib tadi. Dimana akhirnya Lisa dan Jennie memilih menetap lebih lama, dan terpaksa tidak membantu serta mengikuti acara pengajian di rumah.

Tidak tahunya, dua manusia itu masih ditahan hingga akhirnya saat ini Revo dibawa pulang.

"Iya itu. Gue yang sepupunya malah sering dimusuhin." Ucapan Jisoo mengundang kekehan samar yang lain.

"Namanya anak kecil. Biarin aja, ngga papa. Kai' dulu emang kalo main ke rumahnya sering bawa dia pulang buat nginep. Sana bawa masuk ke kamar." Ibu Wira entah datang dari mana, menyahut suara.

"Iya, nini."

Lisa pamit dan meninggalkan mereka yang mengerumuninya tadi. Jennie yang bungkam juga kembali membuntuti hingga sampai di kamar.

"Lisa."

Jennie dan yang dipanggil namanya menoleh. Ternyata sang nenek juga turut mengikuti langkah mereka.

"Kalian tidur bareng di kamar malem ini ya."

"Loh, nini. Ngga bisa gitu dong!" Refleks Jennie menolak.

"Apanya yang ngga bisa, Jennie?"

"Ya__ya nanti kalo yang lainnya curiga gimana?" Alibinya.

"Itu urusan gampang. Nini sama papa kamu bisa ngurusnya. Yang penting kalian tidur berdua malam ini."

"Tapi__"

"Tapi apa lagi? Kamu ngga kasihan sama Revo? Dia kalo di rumah selalu tidur sama orang tuanya. Setiap kai' bawa ke sini juga selalu tidur bertiga sama nini. Kalian juga harus gitu. Kalo engga, pas dia rewel karena ngerasa ngga ada mama papanya, emang kamu bisa diemin?"

Lisa dan Jennie sempat terdiam.
"Terserah deh." Kemudian si gadis berlalu masuk lebih dulu, menimbulkan kekehan kecil dari sang nenek yang langsung mengambil atensi Lisa.

"Nini mau ke kamar juga." Pamitnya, diizinkan segera oleh Lisa.

Namun bukannya langsung pergi, wanita tua itu lebih dulu mengode Lisa dengan lambaian tangan ke arah bawah. Lisa yang paham langsung sedikit membungkuk.

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang