Song: Marcell (Cover Langit)- Takkan Terganti🎶
***
"Memang kita mau kemana?"
"Ke kantor."
Mengerucutkan bibirnya sekilas, si pria kecil menggeleng.
"Engga ah. Lisa sama adek aja di rumah."Dijawab demikian, Pria dewasa yang tengah menghadap cermin itu menghela. Usai mengenakan jam tangannya, ia menghampiri dua anak kecil yang duduk bersila di atas kasur sedang bermain bersama. Lantas perlahan berjongkok.
"Abang ikut ya? Please. Di sana ada anak temannya daddy. Kasian nanti dia sendirian kalo ditinggal kerja."
Menoleh sebentar, Lisa membalas.
"Kenapa dia ikut daddynya? Harusnya di rumah aja.""Mommynya lagi ngga di rumah, sayang. Mau ya?"
Lagi-lagi Lisa menggeleng. Kini bahkan diimbuhi wajah memohon.
"Please... dia lagi sakit. Nanti ngga ada yang jagain gimana? Abang tega? Kasian loh..." Rupanya tak ingin kalah, si pria dewasa juga melakukan trik yang sama.
Benar saja, Lisa mulai luluh. Tapi ada satu hal yang ia beratkan. Perlahan, matanya menatap ragu pada gadis kecil di depannya.
"Tapi adek__"
"Ngga papa, abang pergi aja. Lia juga ngantuk. Mau tidur aja sama mommy."
***
Berada dalam gendongan sang daddy, Lisa nampak tenang memperhatikan karyawan yang berlalu lalang melewati keduanya.
"Nanti Lisa mau digendong terus." Ucapnya, menatap wajah daddynya dari samping.
"Loh? Terus daddy kerjanya gimana, sayang?"
"Gendong pokoknya."
Lisa bersikeras. Si pria akhirnya hanya bisa menghela pasrah.
"Iya udah iya."Pembicaraan singkat itu sempat menghentikan langkah si pria dewasa. Namun setelahnya ia kembali berjalan menuju lift untuk mencapai dimana ruangannya berada.
Memakan waktu beberapa menit, keduanya akhirnya sampai.
"Inget, apa daddy bilang kalo ketemu orang baru?"
"Harus sopan."
"Pinter." Pujinya, menyempatkan bibirnya mengecup pelipis sang putra.
Cklek~
"Nah, itu mereka." Interupsi si pria, membuat Lisa refleks menoleh.
Di sofa sana, Lisa melihat ada seorang lelaki sepantaran dengan pria yang kini menggendongnya. Dan benar, di sampingnya seorang gadis dengan sesuatu menempel di dahinya, tengah mengoceh sendiri bersama boneka alien.
"Wir." Sapa daddy Lisa seraya mendekat.
"Adi__ eh, pak."
"Haha... Adi aja. Kamu diketawain karyawan kalo manggil gitu. Mereka aja ngga ada yang manggil aku pak."
Pria yang ditegur, membalas dengan kekehan canggung. Kemudian ia kembali duduk, menyusul Adi yang baru melakukannya.
"Itu... anak kamu?" Adi bertanya setelah menyadari kehadiran seonggok manusia mungil di samping pria yang dipanggilnya 'Wir' tadi.
"Oh iya." Gadis kecil itu di angkat, dan diletakkan di pangkuannya.
"Ayo, sayang. Bilang siapa namanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EIS:SIE
Fanfiction[JENLISA] *** Dirimu yang dingin namun manis. Dirimu yang kusebut es krim, aku punya satu pertanyaan untukmu. Benarkah dari kebersamaan kita, yang boleh aku nikmati hanya aura dingin dan wajah manismu? Hanya es krim? Tidak bisa kau lebihkan sedikit...