15. MULAI BERULAH

1.2K 148 13
                                    


1 hari, 2 hari, 3 hari, seminggu, dua minggu, tak terasa esok sudah hari terakhir sebelum menghadapi ujian penentuan kenaikan jenjang. Waktu benar-benar berjalan cepat.

"Eh, bukan gitu. Gini loh.."

Malam ini, kesekian kalinya napas Jennie harus tertahan karena Lisa. Dengan beraninya ia kembali menghimpit tubuh Jennie. Jaraknya sudah tentu sangat dekat, tapi lelaki itu biasa saja dan terus berbicara membenarkan jawaban.

"Kalo mau nyari Tan Theta itu satu per Cos Theta. Bukan Sin."

Tanpa menjawab, Jennie langsung mengerjakan soalnya kembali. Namun hampir dirinya menulis hasil yang didapat, sesuatu serasa hinggap kemudian mengusak kepalanya lembut.

"Salah, Jennie..." Lisa terkekeh kecil.
"Cos Theta-nya dicari dulu dong..."

"Huft... Ck."

Decakan Jennie mengundang Lisa untuk kembali memperhatikan wajah gadis itu. Perlahan Lisa pun menidurkan kepalanya di meja berbantalkan tangan, lalu memunculkan seutas senyum manis saat mata mereka bertemu.

"Kamu ngantuk ya?"

Berbeda dengan Lisa, Jennie dalam hati justru tak henti berulang kali mengutuk Lisa yang menurutnya semakin berani melewati batas. Lihat saja, tangan pemuda itu menyambar lembut pulpen di tangannya.

Tidak ada yang aneh, kan?

Memang. Sayangnya Jennie paham betul itu mengandung niat tersembunyi. Karena Lisa sempat meraba samar punggung tangannya, dan memberi lirikan yang menurut Jennie sangat menyebalkan.

Perlu diketahui, kejadian ini tak hanya terjadi malam ini saja. Di malam sebelum-sebelumnya saat belajar bersama pun juga sering. Bahkan dengan lancangnya Lisa pernah menyentuh pipi cantiknya. Mencubitnya gemas namun pelan tanpa rasa takut.

Hal itu tentu saja mengundang tawa menggoda dari keluarga yang lain. Jennie sendiri tak bisa berbuat banyak sebab sang papa masih sering mengawasi.

"Ya udah, belajarnya udahan aja kalo gitu." Lisa memutuskan sepihak, lalu membereskan buku-buku mereka.

"Kamu duluan aja ke kamarnya. Aku mau ke dapur dulu." Pesan Lisa, mengusak sekali lagi pucuk kepala Jennie.

Kali ini tangan Jennie bergerak menyingkirkannya pelan. Ia kemudian bangkit tanpa mengucap sepatah kata apapun.

Lisa juga pergi usai berpamitan pada Wira dan Rosa yang tadi ikut belajar bersama. Sesampainya di dapur ia meminum segelas air. Hanya itu, lalu menyusul Jennie di kamarnya.

Cklek~

Tidak ada hal mencurigakan saat Lisa membuka bahkan hingga menutup pintu. Namun bertepatan ketika ia berbalik, sesuatu melayang lalu dengan cepat menubruk wajahnya. Lisa tidak sempat menghindar, sehingga kepalanya langsung terantuk pintu dan sebagian bukunya jatuh tercecer.

"Sialan lo!" Pekik si pelaku dari jarak cukup jauh.

Itu Jennie. Ia dengan berapi-api mengambil bantal lagi untuk dilempar, namun kali ini Lisa sigap menangkapnya.

Kesal, Jennie mendekat ke meja rias. Lisa yang paham apa yang akan terjadi selanjutnya, langsung berlari. Bertepatan Jennie mengangkat botol body lotion, tangan Lisa dengan cepat menangkapnya.

"Lepas ih! Lo mau modus lagi, kan megangin tangan gue?! Arrghh!!!" Tuduh Jennie menggeliat berontak.

"Engga astaga..."

"Iiihhh!!" Jennie memelintir tangannya namun masih belum terlepas dari cekalan Lisa. Mungkin sebal, body lotion yang masih ia genggam dijatuhkannya begitu saja.

EIS:SIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang