Lika-Liku Luka
Oleh: Endah Ayu AdistiJiwaku lelah menahan luka yang kerap singgah
Luka tanpa darah namun, sakitnya semakin menjarah
Katanya, tempat ternyaman adalah rumah
Tempat saling berpeluk dan tertawa penuh renyahAku ingin mencari sebuah ketenangan
Meski sekadar berlarian kecil di jalanan
Menghitung jarak seberapa jauh aku melangkah
Menghapus bayang luka yang mengikuti kepergiankuTuhan, aku sungguh lelah
Atmaku ini 'tak mampu lagi menahan peliknya luka dunia
Ragaku 'tak mampu lagi berpijak mencari titik terang
Menanti kebahagiaan yang 'tak kunjung datangAndai senja mau menjemputku 'tuk tenggelam bersamanya
Akan aku lakukan dengan segera
Agar luka ini 'tak semakin menggila
Meski bekasnya 'tak akan hilang dengan sempurnaBlora, 4 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Intuisi
PoetryWelcome!! Pecinta puisi mari merapat. Gumpalan lara yang terpecah lewat kata. Harap yang tertuang dalam aksara. Serta cinta yang memainkan rasa. Semua bersatu dalam sebuah labirin intuisi.