Cinta dan Luka
Oleh : Endah Ayu AdistiAku tahu, saat aku melayangkan pertanyaan kau siap-siap mengabaikan. Saat getir menguasai pikirku kau malah pamit menghilang dariku. Salah apa aku? Apakah aku terlalu mencintaimu? Ya, hatiku telah buta dan mati rasa hingga 'tak kurasakan lukaku yang telah menganga.
Aku rindu mendengar deretan cerita humormu. Kau pernah mengajakku berkeliaran dalam dunia fantasi dan ilusi. Lalu, tertawa lepas bersamamu di bangku taman, juga bersandar di bahumu yang nyaman. Membeli gulali, melangkah beriringan di bawah gerimis hujan yang bersenandung saat menjelang malam. Ah, kenangan itu membuatku merasa candu akan senyummu yang memagut hatiku.
Ternyata, kenangan hanya memperlebar sayatan yang telah lama ingin kusembuhkan. Mungkin, menghindar darimu adalah suatu keseharusan. Selamat, kau telah berhasil menggenggam hatiku lalu meremasnya. Perih dan pilu yang kurasa tak ada duanya, kau cinta pertama sekaligus luka pertama. Kau puas kan?
Blora, 15 Januari 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/261306778-288-k428509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Intuisi
PoetryWelcome!! Pecinta puisi mari merapat. Gumpalan lara yang terpecah lewat kata. Harap yang tertuang dalam aksara. Serta cinta yang memainkan rasa. Semua bersatu dalam sebuah labirin intuisi.