Pupus
Oleh : Endah Ayu AdistiAku membisu dalam akara yang semu
Sejenak tuli, 'tak ingin lagi peduli
Aku diam, memendam angan yang ingin kulontarkan
Sejenak kumerenung akan kehadiranku yang telah terabaikanSemua harap pupus dan sirna
Remahan aksara perihal tawa tersapu anila
Aksaku menahan tangis air mata
Bersama purnama kumenyendiri merangkai kataSaat bicaraku 'tak lagi dihargai
Mungkin, kepergianku adalah hal yang pasti
Aku ingin rehat dalam perjalanan pelik ini
Hanya mengejar angan tanpa mendapat hal yang pastiSemakin kukejar semakin menjauh, rasaku 'tak lagi utuh
Janji itu telah lumpuh, membuat hatiku rapuh
Semua kata melebur berganti luka yang merajalela
Aku tetap tersenyum, tampak bahagia di balik deritaBlora, 20 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Intuisi
PoetryWelcome!! Pecinta puisi mari merapat. Gumpalan lara yang terpecah lewat kata. Harap yang tertuang dalam aksara. Serta cinta yang memainkan rasa. Semua bersatu dalam sebuah labirin intuisi.