Teruntuk Ibu
Oleh : Endah Ayu AdistiIbu, engkau wanita bagai intan permata
Menyalakan pendar cinta meski kegelapan tiba
Mendekapku dalam sunyi yang mencekam
Menemaniku, memelukku, saat aku kalut dalam keputusasaanIbu, ragamu 'tak letih-letihnya kucari
Dari semasa kecil, hingga kini
Dulu, setiap detikku kuhabiskan untukmu
Bermain di tengah terik matahari, menanti senja tenggelam bersama malamIbu, putri kecilmu kini telah dewasa
'Tak lagi menangis saat jatuh
dari sepeda dan terluka
'Tak lagi meronta hanya demi manisnya gulali
Tapi, air mataku kerap jatuh perihal mimpiIbu, ternyata benar apa katamu
Dunia ini pelik, tak semua orang tulus menyanyangiku
Adakalanya mereka datang saat merasa kesepian
Lalu menghilang, saat diriku butuh sandaran'Tak ada cinta setulus cintamu
'Tak ada kasih sebesar kasihmu
Terima kasih telah mengajariku
arti kesederhanaan cinta
Cinta yang 'tak akan pudar ditelan masaBlora, 22 Desember 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/261306778-288-k428509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin Intuisi
شِعرWelcome!! Pecinta puisi mari merapat. Gumpalan lara yang terpecah lewat kata. Harap yang tertuang dalam aksara. Serta cinta yang memainkan rasa. Semua bersatu dalam sebuah labirin intuisi.