Dihari Jumat sekarang, saat jam istirahat kini anggota OSIS malah lebih memilih untuk berkumpul dilapangan.
Banyak sekali pasang mata yang kini berbaris. Rasanya, mungkin mereka juga sudah sangat senang karena sekarang mereka sudah sah menjadi anggota OSIS di SMA Permata.
"Kalian berhasil. Selamat! Embel-embel 'anggota OSIS' nya jangan dipake buat pansos, ya," ujar Reyhan memberitahu dengan kekehan setelahnya.
Kadang masih banyak yang salah mengartikan jika mereka sudah menjadi anggota OSIS, mereka akan berkuasa disekolah ini. Padahal tidak. Atau bahkan keterbalikan nya karena mereka nantinya yang akan menyelesaikan tidak dikit masalah yang disebabkan oleh teman-temannya.
Mereka harus bertanggung jawab.
Bukan malah membanggakan diri dengan karir di sekolahnya.
"Selamat juga Lo udah jadi ketos yang paling bisa dipercaya sama kita-kita," ujar Nanda dari belakang barisan sana.
Jika kalian masih ingat, Nanda itu perempuan yang pernah terlibat adu mulut memperebutkan Raja dengan Beby saat dimana hari Icca berulang tahun.
Namanya Nanda, Nanda Mianty. Perempuan yang sedari dulu sudah jelas-jelas mengejar Raja dengan sifatnya yang mudah terbaca.
Nanda memang tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Raja. Tapi sifat Nanda yang selalu mementingkan Raja dari hal apapun membuat orang lain berasumsi jika dia menyukainya.
Bahkan teman-teman Raja tahu jelas itu. Arsen juga pernah menyuruh Nanda untuk menjauh dari Raja. Bukan tanpa alasan, hati Raja sudah terlalu batu. Jika Raja bertemu dengan Nanda juga Raja malah dengan seenaknya menghindar seolah tidak ada orang disekitarnya.
Makannya Arsen menyuruh Nanda menjauh. Dia tidak mau nantinya Nanda sendiri yang harus terluka karena dunianya ada didiri Raja.
Reyhan mengangguk dengan senyumannya. "Besok jangan lupa jam pertama minta suara tiap kelas buat gantiin siapa yang bakalan jadi OSIS di tahun ajaran baru nanti."
Dan biar bagaimanapun juga, sosok ketua OSIS baik seperti Reyhan harus tergantikan dengan orang baru. Sosok Reyhan yang hanya terkenal ramah kepada orang yang dikenalnya itu harus pudar dari Permata beberapa hari lagi.
"Masih ada waktu 20 menit buat istirahat. Maaf karena jam kalian gua rampas hari ini. Keep the spirit. and I hope you will remain one. take care of each other for this school."
"Perpisahannya nanti aja. Gua laper, kak!" Potong Adnan seenaknya disamping Raja.
"Ya udah sekarang bubar!" Tutup Reyhan dan tanpa memerlukan waktu lama, yang tadi berbaris rapih kini jadi mengasingkan diri masing-masing mencari kenyamanan.
Prissil keluar dari barisan dengan wajah yang benar-benar tidak bersemangat. Sudah tiga dirinya tidak ditemani dengan sosok Ghaby. Prissil rindu.
"Sil!"
Prissil menengok kebelakang ketika namanya dipanggil. Dia mendapati sosok Reyhan yang kini sedang berjalan kearahnya.
"Maaf banget ya gak ada kejelasan sama yang mau gua omongin kemarin-kemarin."
Prissil mengangguk.
"Terus gua denger malah Arsen kena goresan kaca ya? Karena pengen ngelindungin Lo yang mau ketemu sama gua dikantin lusa kan?"
Prissil lagi-lagi mengangguk. "Iya, kak. Aku kira kakak gak jalan kearah yang lagi berantem. Eh taunya hehehe," jawab Prissil malah terkekeh. Sepertinya dia menertawakan dirinya sendiri yang terlalu lalai.
"Kalo Lo ketemu Arsen nitip salam maaf dari gua ya."
"Hah?" Prissil bertanya dengan wajah terkejutnya. Memang Prissil dekat dengan Arsen sampai-sampai ketua OSIS didepannya menitipkan salam seperti barusan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Harapan
Teen FictionAku yang berjuang, aku juga yang terbuang. Saat harapan yang memang tak pantas untuk di ingatkan. Saat harapan yang hanya menjadi debu dimasa abu-abu. Saat harapan yang memang menyakitkan jika terus diperjuangkan. Dan sekarang, rasaku punah karena k...