Harapan?

85 16 0
                                    

"Harus bisa sabar ngadepin orang yang selalu nganggep kita rendah cuma karena satu-satunya perempuan yang masuk kedalam lingkup persahabatan lelaki."

---------------------

"Siapa yang ulang tahun?" Tanya Prissil mengumam pelan pada dirinya sendiri.

Sedari tadi saat pertama dia memasuki gerbang yang dia dengar adalah, "Enak banget ya jadi dia. Ulang tahunnya sepesial banget,"

Mungkin, topik pertama hari ini disekolahnya adalah hal barusan. Tapi yang membuatnya bingung, siapa yang sedang berulang tahun sampai-sampai kini beritanya menjadi trending topik?

Seminggu Prissil menempuh pendidikan SMA nya, tidak ada hal aneh yang dia dapat sejauh ini. Sekolahnya itu tampak menyenangkan dengan seseorang yang selalu menjadi pusat perhatiannya beberapa hari belakangan ini. Lelaki yang sudah membuatnya berhasil menaruh harapan yang entah akan berbuah apa nantinya.

Prissil masih berjalan menuju kelasnya walaupun sedari tadi banyak sekali pertanyaan yang memenuhi otaknya. Saat Prissil menginjak anak tangga pertama untuk naik kekoridor atas, dirinya harus terpaksa berbalik karena suara berisik dari belakang sana membuatnya mencoba untuk mencari tahu.

Ternyata saat Prissil sudah berbalik, perkumpulan lelaki berbadan tinggi ditambah satu perempuan cantik itu sedang membuat heboh satu sekolah. Prissil juga yakin, bukan hanya dirinya saja yang menghentikan langkah karena suara itu, tapi semua yang ingin masuk kerutinitas nya masing-masing harus terpaksa melihat pertunjukan yang orang itu lakukan.

Prissil tersenyum tipis. Momen seperti ini yang selalu dia dapat ketika memasuki SMA Pertama. Sangat menarik memang, apalagi jika salah satu perkumpulan orang itu sudah mengeluarkan suara berisiknya.

"BODYGUARD NONA ICCA KOMBEKKKK!" Teriakan itu mampu membuat pemilik nama yang disebut langsung menoyor kepala yang berteriak tadi dengan sangat kencang.

"Udah ih Naufal! Malu tau," Ujar Icca mencoba menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti tomat. Antara malu dan tidak enak hati mendengar ucapan Naufal barusan. Teman-teman Icca memang mempunyai julukan seperti itu. Yang membingungkan, mengapa tudak ada salah satu dari mereka yang marah. Mengapa juga mereka malahseperi merasa aman dengan julukan seperti itu?

Naufal hanya terkekeh mendapati jawaban dari Icca. Dengan santainya, dia kembali berteriak, "UCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN KE NONA KAMI!" Suruh Naufal dengan nada yang sedikit memaksa.

Kondisi sekolah yang masih bisa terbilang pagi itu membuat suara Naufal menggema keseluruh ruangan karena tidak ada suara yang berlawanan dengannya.

Icca kembali memukul belakang belakang kepala Naufal dengan kencang. Harusnya Icca sudah biasa dengan kondisi seperti ini sekarang. Tapi entah mengapa, hari ini membuatnya merasa berbeda.

Tidak lama, orang yang tidak sengaja berlalu-lalang didepan mereka mengikuti apa yang Naufal bilang tadi.

"Selamat ulang tahun, Ca!" Seru seorang yang tiba-tiba menghentikan langkahnya disamping Icca. Hanya untuk memberikan kalimat selamat ulang tahun.

"Eh," Icca mulai gugup mendengar itu. "Eh-makasih banyak." Katanya spontan.

Bagaimana tidak? setelah Icca mengucapkan kalimat barusan, Ucapan kalimat selamat itu memenuhi dirinya sekarang. Makin banyak yang mengucapkannya. Tentu saja karena ulah teman-teman didepannya.

Posisinya sekarang ada Naufal yang memimpin barisan. Dibelakanya, ada Icca dengan tas merah yang sibuk tersenyum dan mengucapakan beberapa kali kalimat "terimakasih". Dibelakang Icca, ada Arsen dan Yoga yang sedari tadi sibuk terkekeh dengan interaksi kedua teman didepannya. Dan terakhir, diposisi belakang ada Raja yang masih setia menunjukan raut wajah datar. Disamping Raja, Adnan yang diam-diam terkekeh geli melihat ulah Naufal yang barusan terjadi.

Tentang HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang