Jawaban-(1)

36 7 0
                                    

Don't crying, please. Orang yang lo anggap pecundang ini selalu ada disisi Lo. Nangis gak bakal nyelesain masalah kan?

••••

Setelah istirahat tadi, semua murid dibiarkan tanpa bimbingan karena guru-guru akan melaksanakan rapat dadakan disekolah.

Sebenarnya Arsen sudah bosan dengan situasi dikelasnya sekarang. Naufal malah tidur dengan nyenyaknya disamping dia duduk.

Didepannya, terlihat Raja yang sedang membaca buku dan Adnan yang memainkan ponselnya seperti menyibukan dirinya sendiri. Icca bahkan terlihat seperti sedang memarahi Yoga diseberang depannya itu.

Ya, terlalu banyak Arsen mendengarkan Omelan Icca yang sama sekali dia tidak salah. Saat jam pertama sampai waktunya istirahat dimulai tadi, Icca sudah melayangkan tatapan horor nya kepada teman-teman itu. Alasannya satu, Yoga bertengkar.

Salah Yoga, mengapa semuanya kena masalah? Idk tanya Icca.

"Udah kali, Ca. Ngomel Mulu Lo," Ujar Arsen yang memang sudah mulai bosan mendengarkannya sedari tadi.

"Tau Lo! Sampe ngantuk gua." Tambah Naufal yang masih menangkupkan kepalanya dimeja.

Arsen menengok kesamping, dia pikir Naufal tidur. Tapi ketika mendengar suaranya barusan, sepertinya Naufal tidak benar-benar pulas sampai ikut mencibir Icca bersamanya.

"Bangun Lo!" Arsen langsung memukul kepala Naufal keras. "Tidur Mulu tipes Lo!"

"Anjing!" Seru Naufal tidak terima diperlakukan seperti itu. Dia membalas pukulan yang sama persis seperti apabyang Arsen lakukan. Dan yah, terjadilah peperangan saling pukul.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Icca kepada teman-temannya yang masih asik dengan dunia sendiri.

Kelima lelaki yang mendengar suara Icca bergetar ketika berbicara itu langsung menengok kompak menatap Icca bingung.

"Kalian kenapa sih gak pernah ngertiin gue? Sekali ini.....aja," ujar Icca. Air matanya langsung mengalir. "Sekali aja kalian gak ikut masuk kemasalah pribadi gue. Bisa? Apalagi ini masalah kecil lho, Kalian apa-apaan sih? Come on guys! Gue bukan anak kecil lagi. I need privasi!"

"Lo terima kalo Lo dikatain kaya gitu sama dia? Gue sih enggak! Bahkan kalo gua jadi Yoga, gua bakalan ngelakuin hal yang sama sama dia. Ini bukan privasi, Ca. Lo perempuan dan-" Arsen yang ingin membatah ucapan Icca malah terpotong begitu saja karena lagi dan lagi, Icca bersikap seperti anak kecil.

"See... Kalian semua selalu berlindung dikata perempuan, perempuan, dan perempuan! Apa gua selemah itu?"

"Bahkan saat Lo ngomong kaya barusan, Lo udah keliatan lemah dan Lo butuh kita!" Kata Adnan menekan setiap katanya. Mencoba membuat Icca paham dengan kehadiran semua orang yang menyayanginya.

"Tapi kalo cara main Lo semua kaya gitu, gua gak suka!" Seru Icca membantah. Dia mengambil ponselnya kasar diatas meja dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya dengan perasaan kacau.

Raja mendecak melihat tingkah Icca. Dia menaruh bukunya dan berdiri untuk mengejar perempuan yang sedang menangis itu. Tapi belum sempat melangkah, tangannya ditahan Adnan untuk tetap tinggal.

"Dia terlalu manja keseringan di bela sama Lo!"

"She is crying," ujar Raja lembut memberi tahu sahabatnya bahwa bukan ini saat yang tepat untuk ikut emosi seperti Icca.

Tentang HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang