💮 12

77 12 18
                                    


• Revival •

•••

Hujan deras turun sudah lebih dari dua jam yang lalu. Sayangnya, suasana yang menurut sebagian orang merupakan waktu ternyaman untuk menghabiskan waktu di atas tempat tidur tidak bisa berlaku untuk Yonghee saat ini.

Sebenarnya ia seharusnya sudah pulang dan sampai ke rumah sekitar satu jam yang lalu, namun ketika tiba-tiba beberapa ambulans datang bersamaan membuat dirinya tertahan lagi dan lagi di IGD.

Pasien-pasien yang tengah ia tangani datang begitu banyak, bergerombol antara yang memang sakit dan para pendamping. Mereka semua datang karena mengalami keracunan makanan laut di acara yang sama.

Siapa saja koass 'bau' hari ini? Atau jangan-jangan ada yang mengatakan kata-kata ‘terlarang’? Yonghee rasanya ingin merutuki nasibnya malam ini.

Yonghee tidak masalah jika kedatangan banyak pasien, hanya saja, saat ini tengah hujan dan padahal ia kebetulan sudah mendapat jatah pulang. Itulah masalahnya, seharusnya ia pulang terlebih ketika bisa pulang saat hujan deras seperti saat ini, karena ia begitu mengkhawatirkan Areum.

Seorang perawat wanita datang menghampiri Yonghee yang sibuk menangani seorang pasien remaja yang masih merengek karena merasa perutnya yang tidak nyaman, perawat tersebut menepuk pelan bahu Yonghee, membuat si dokter residen berbalik, “Dok, beberapa pasien lain sudah di tangani. Anda harus pulang, kan?”

“Ah, iya, terima kasih. Saya tangani pasien ini terlebih dulu, baru saya akan pulang,” cerca Yonghee tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut dari si perawat, ia kembali mengalihkan perhatiannya pada si pasien remaja yang terus merengek di atas brankar.

Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, Yonghee segera melesat ke parkiran rumah sakit. Ia bahkan tidak peduli lagi pada hujan yang menghantam deras tubuhnya tanpa permisi, dirinya hampir basah kuyup selepas berhasil menaiki mobilnya.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dari Hyunsuk.

Yonghee tersenyum sebentar membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonghee tersenyum sebentar membacanya.

Baru saja mesin mobilnya menyala, pesan lain masuk lagi ke ponselnya.

Yonghee hampir lupa menjawabnya, tangannya dengan cepat mengabarkan bahwa ia pulang dan sebentar lagi akan sampai di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yonghee hampir lupa menjawabnya, tangannya dengan cepat mengabarkan bahwa ia pulang dan sebentar lagi akan sampai di rumah.

Butuh sekitar dua puluh menit perjalanan tanpa hambatan menuju rumahnya, Yonghee langsung keluar dari mobilnya setelah memarkirkannya ke dalam bagasi.

Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Areum. Hanya Areum. Istrinya itu takut hujan deras dan petir, sampai-sampai karena pekerjaannya, Yonghee terpaksa meminta teman-temannya yang bertetangga memantau rumah mereka jika Yonghee belum pulang ke rumah.

Beruntung sekali hari ini, ia bisa pulang. Meski terhambat sebentar.

Seluruh lampu rumah nyala terang benderang seperti titahnya pada Areum. Kakinya melangkah tergesa menuju kamar mereka di lantai dua.

Areum tengah menggulungkan tubuhnya dengan selimut tebal sambil memunggungi area bagian tempat tidurnya dan meringkuh jauh di sisi bagian tempat miliknya sendiri.

Tanpa berpikir panjang, Yonghee secepat mungkin membersihkan diri dan mengganti seluruh pakaiannya yang basah, dan naik ke atas ranjang setelahnya.

“Dek?” panggilnya, menepuk pelan tubuh Areum yang terbalut selimut.

Tak lama, Areum menggeliat, menurunkan sedikit selimut dari wajahnya dan membalikkan tubuh, “kak, sudah pulang?” suara itu terdengar sangat pelan.

“Iya. Seharusnya dari tadi sudah pulang, tapi tiba-tiba banyak pasien masuk.”

Areum terdiam, masih belum menurunkam sepenuhnya selimut yang menyelimuti dirinya. Suara hujan yang makin deras serta petir yang saling bersahutan, membuatnya merasa gentar untuk melepas gulungan selimut yang membungkus tubuhnya.

“Sini, dek.”

Yonghee membuka tangannya. Perlahan, Areum membuka selimutnya sambil menggeser tubuhnya mendekat pada Yonghee dan masuk ke dalam bentangan tangan yang begitu hangat itu.

Tangan kiri Yonghee ia jadikan sebagai bantalan dan tangan kanannya mendekap seraya mengusap pelan-pelan punggung sang istri.

Jantung Areum berdebar. Sungguh. Padahal mereka sudah cukup sering seperti ini saat hujan. Tapi tetap saja, jantungnya berdegup dengan kencang.

“Maaf ya, dek. Aku pulang telat,” bisik Yonghee, kepalanya ia tumpukan perlahan di puncak kepala Areum yang menguarkan wangi buah lemon yang begitu segar.

Areum semakin menghimpit jarak antara mereka, kedua tangannya meringkuk di antara tubuh keduanya sedang kepalanya semakin terbenam di dada Yonghee. Debaran jantung Yonghee tak kalah kencang dengan debarannya, membuat Areum diam-diam tersenyum malu.

Tangan Yonghee yang mengusap punggung Areum terhenti sejenak, tangannya dengan gesit menarik selimut yang mereka gunakan berdua dan menariknya sampai hampir menenggelamkan seluruh tubuh Areum di dalamnya. Kemudian tangannya kembali mengusap punggung Areum, menarik semakin dalam tubuh yang mungil darinya itu lebih menempel padanya.

“Tidur, yuk. Pasti sudah ngantuk, kan? Aku juga sudah ngantuk.”

Areum mengangguk pelan tanpa bersuara, dan secara spontan sebuah kecupan lembut mendarat di puncak kepalanya.

“Selamat malam, dek. Aku sayang kamu.”

Areum? Tentu langsung melebur. Untung saja wajahnya tengah tenggelam di dada sang suami, jika tidak, ia tidak bisa membayangkan bagaimana malunya ia pada wajahnya yang sudah sangat memerah bak kepiting rebus.

-----------💐

Huhu 🤧 sebenarnya mau up yang punya Jinyoung, tapi entah kenapa menurut saya harus dirombak lagi jadilah Yonghee terbit lebih dulu 🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Huhu 🤧 sebenarnya mau up yang punya Jinyoung, tapi entah kenapa menurut saya harus dirombak lagi jadilah Yonghee terbit lebih dulu 🥺

Tapi—sejauh buku ini berjalan, momen keluarga-keluarga mereka sebenarnya bisa kerasa nggak? Bisa ngefeel nggak? Maaf, cuman penasaran aja sama tulisan ini 😭

Terima kasih sudah selalu membaca buku ini, ya. Terima kasih banyak ❤️❤️❤️

Have a good night 🌃

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang