💮 37

55 4 9
                                    

• Revival •

•••

Sore tadi, Areum mendadak harus pergi ke kantornya untuk urusan pekerjaan yang mendesak. Meninggalkan Yonghee sendirian yang tengah merasa kurang sehat setelah semalam lelaki itu pulang dengan tubuh gemetar dan demam tinggi.

Yonghee sama sekali tidak membicarakan apa yang terjadi. Alih-alih membicarakan penyebab dari tubuhnya yang nyeri serta demamnya yang tinggi, ia hanya meminta Areum untuk memberikannya pelukan. Areum tentu khawatir, namun Yonghee hanya mengatakan tubuhnya yang bereaksi demikian adalah hal biasa walau memang seperti itulah adanya.

Padahal, penyebab Yonghee mengalami itu semua sangat jelas di benaknya. Itu karena kemarin ia tidak sengaja bertemu dengan Younghoon setelah bertahun-tahun lamanya. Setelah permintaan maaf Younghoon padanya ketika ia masih di rawat di rumah sakit dulu. Sudah sangat lama tentu saja. Namun nyatanya, tubuhnya bereaksi lain, tubuhnya masih belum bisa melupakan semua yang terjadi dulu. Seolah-olah, ia di tarik paksa kembali ke masa dimana Younghoon merisaknya.

Younghoon juga terlihat canggung ketika bertemu dengannya. Ia tidak sengaja bertemu dengan lelaki itu ketika melewati departemen obgyn dan Younghoon tengah berdiri di depan toilet wanita di area itu.

“Aku nggak tau kalo kamu ternyata dokter disini,” Younghoon membuka pembicaraan lebih dulu.

Yonghee hanya mengangguk kaku. Ia benar-benar tidak tau harus berbuat apa di situasi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ketika seorang wanita yang sedang mengandung keluar dari toilet dan langsung menghampiri Younghoon, lelaki itu kembali bicara, “Ini istriku. Aku menemaninya melakukan pemeriksaan anak kami hari ini. Ku dengar kamu juga sudah nikah. Selamat untuk pernikahanmu, walaupun sangat terlambat untuk ucapannya.”

“Ah, nggak apa-apa.”

Setelah Yonghee menyapa istri Younghoon secara canggung, Younghoon lalu pamit pergi setelahnya karena mereka berdua memang menunggu nama mereka dalam antrian pemeriksaan. Dan Yonghee pun juga pergi dengan perasaan tak nyaman.

Sesampainya di ruang rehat, tubuh Yonghee menggigil hebat diikuti tubuhnya yang nyeri. Kejadian perisakan sudah bertahun-tahun yang lalu, ia pun juga sudah memafkan Younghoon namun kenapa rasanya seluruh kenangan itu enggan menjauh dan kembali merebak ketika satu situasi tak sengaja memantiknya.

Lalu sore ini, salah satu yang membuat guncangan dalam hidupnya mendadak muncul. Dan Yonghee sedikit tidak mengerti hal-hal ini mengapa terjadi dalam waktu yang berdekatan. Seseorang yang sudah sepuluh tahun tidak pernah di temuinya atau di lihatnya itu datang ke rumahnya secara tiba-tiba.

“Masih sakit jiwa kamu?” wanita yang semakin menua itu melayangkan pertanyaan sinisnya pada Yonghee, yang hanya bisa terdiam kaku di celah pagar rumahnya yang anak itu buka.

“Bagus! Hidup anak sakit jiwa kayak kamu semakin enak saya lihat. Apalagi sekarang sudah jadi dokter, ya? Bisa, anak sakit jiwa ngobatin orang lain?”

Tangan Yonghee yang masih memegang gagang pintu pagar semakin mengerat di sana. Dadanya mulai sesak. Pandangannya ia edarkan ke sekitaran rumah teman-temannya di samping dan depan, namun benar-benar nampak kosong. Hanya saja, jikapun ia ingin berteriak, rasanya percuma, ia sama sekali tidak bisa mengeluarkan suaranya.

“Kenapa? Kambuh sakit jiwanya ngeliat saya?”

Yonghee benar-benar tidak berani melihat neneknya itu. Seseorang yang mengatakan jelas agar dia meninggal dengan mudah ketika kondisinya yang sulit dulu, sekarang masih mengatainya dengan terlewat menyakitkan. Perangainya tidak berubah sedikitpun.

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang