🏵 40

15 2 2
                                    

Setelah keluar dari acara membersihkan diri di pagi hari, Hyunsuk mengembangkan senyumnya pada dua kesayangannya yang juga sudah sama wanginya di atas tempat tidur mereka sana. Ia berjalan pelan sembari menggantungkan kembali handuknya ke tempat sebelumnya, lalu memilih berdiri di ujung ranjang. Menatap istri dan putranya bergantian dengan raut yang sebenarnya-cukup menyebalkan menurut Sojin.

"It's lazy time!!"

Hyunsuk berteriak, sambil menjatuhkan tubuh besarnya ke atas ranjang tepat di antara Sojin dan Hanjae. Sehingga ia kini berada di tengah-tengah. Tangannya masing-masing merangkul tubuh keduanya dan Hanjae tertawa keras atas itu, ia tertawa geli karena tingkah ayahnya.

"Kita belum beres-beres rumah, apanya yang lazy time?" Sojin memukul pelan dada Hyunsuk, "Sudah, ya. Amma beres-beres ruang depan dulu, biar Appa beres-beres kamar."

Sojin hendak beranjak ketika tubuhnya kembali diinvasi tangan panjang Hyunsuk, menjatuhkannya kembali ke atas ranjang. Yang tentu saja mengundang pelototan tak terima dari Sojin.

"Sudah, hari ini kita lazy time. Beres-beresnya bisa besok. Lagipula nggak terlalu berantakan. Buat makan siang sama makan malam kita pesan aja."

Sebenarnya tidak salah juga. Rumah mereka memang tidak begitu berantakan apalagi semenjak putra mereka yang sudah paham untuk membereskan barang-barang miliknya sendiri setelah selesai digunakan. Jadi rumah mereka tidak begitu berantakan seperti saat Hanjae masih begitu kecil dulu, yang akan selalu menghamburkan segala hal yang ada di rumah. Dan ya, merusak beberapa hal yang bisa anak mereka itu rusakan. Untungnya, setelah mengajarkan banyak hal mengenai tanggung jawab atas barang miliknya dan bagaimana memperlakukannya, Hanjae kini telah paham betul apa yang harus anak itu lakukan seusai ia menggunakan barang-barang miliknya.

Memang bukan hal mudah untuk mengajarkan semua hal-hal itu pada putra mereka. Terutama memberikan pengertian mengenai mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Semua usaha mereka telah berbuah hal yang baik. Meskipun, ada beberapa sifat Hanjae yang masih harus mereka ajarkan agar menjadi lebih baik lagi.

Namun Hyunsuk pernah berkata, selama Hanjae melakukan apapun untuk dirinya sendiri semuanya menjadi tidak masalah. Hyunsuk tau, bagaimana mereka telah mendidik Hanjae dengan cukup baik dan lelaki itu meyakini apa yang sudah mereka ajarkan pada Hanjae.

"Ayo, kegiatan lazy time pertama kita apa?" Hyunsuk bertanya dengan kepala yang mengarah pada keduanya bergantian, "Hanjae mau ngapain hari ini, Nak?" tanyanya berpusat pada si kecil di sisi kanannya.

Putra mereka berdengung cukup lama, dengan satu jemari telunjuknya yang bertengger di dagu layaknya mencari jawaban atas pertanyaan ayahnya yang terasa cukup sulit, "Gambar?"

"Gambar lagi? Appa bosan. Hanjae gambar tiap hari, masa hari ini gambar lagi?"

Lagi-lagi Sojin memukul dada Hyunsuk, kali ini bahkan sedikit lebih keras, "Jadi maunya apa? Tadi nanya Hanjae mau ngapain. Anaknya bilang mau gambar malah di katain bosan. Gimana sih, Appa?"

"Aku beneran bosan, Kak. Aku maunya Hanjae ngelakuin hal lain gitu. Main lumpur kek, main pasir kek, atau main di taman sana terus kita juga ikut main gitu. Atau mau belajar naik sepeda roda dua nggak?"

"Sebentar, definisi lazy time menurut kamu memangnya begitu? Yang begitu bukannya quality time? Kalau lazy time kita cuman malas-malasan di rumah, tidur, nggak ngapa-ngapain, ceritaan aja, nggak cuci baju, nggak bersihin rumah, pokoknya malas-malasan."

"Hah? Memangnya begitu, ya?"

Duh, Sojin menggeleng heran. Hanjae yang tidak ingin mengerti apa yang baru saja di debatkan kedua orangtuanya mulai menarik selimut, menutupi seluruh tubuh mungilnya. Menyadari yang dilakukan putra mereka, keduanya sontak menoleh, "Loh, Hanjae mau ngapain?"

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang